Review Phantom (2023)

Aksi Solid Spy Thriller dengan Sentuhan Whodunit Saat Penjajahan Jepang di Korea

phantom4 001

© CBI Pictures

“All of you are equally suspected. I’ll ask you one last time. Who is the Phantom you know?” – Kaito (‘Phantom’)

 

Dunia perfilman di Korea Selatan kembali menghadirkan film mata-mata terbarunya. Kali ini, mereka juga akan mengambil latar ketika negara tersebut masih berada di bawah tangan kekuasaan Jepang.

Mungkin kita masih ingat akan film Assassination yang rilis pada 2015, di mana film mata-mata tersebut mempunyai latar di tahun 1930-an di Seoul dan Shanghai saat terjadinya penjajahan Jepang terhadap Korea Selatan. Film tersebut menjadi film terbaik di ajang 36th Blue Dragon Film Awards dan 52nd Baeksang Arts Awards. Pendapatan film ini pun tak main-main, Assassination masuk box office di Korea Selatan dengan pemasukan mencapai 90 juta dolar AS.

Kini film mata-mata terbaru Korea Selatan dengan latar tahun sama, telah hadir di Indonesia. Film yang berjudul Phantom kali ini disutradarai dan ditulis oleh Lee Hae-young. Ia sendiri pernah mengarahkan film aksi Believer yang rilis pada 2018 lalu, dan dibintangi oleh Cho Jin-woong dan Cha Seung-won.

Ada pun film ‘Phantom’ akan menghadirkan deretan bintang terbaik Korea Selatan. Sol Kyung-gu, Lee Ha-nee, Park So-dam, Park Hae-soo, Kim Dong-hee, Seo Hyun-woo, dan Han Woo-yul mengisi peran unik mereka masing-masing di film ini.

© CBI Pictures

Sinopsis

Berlatar pada tahun 1933, ketika Korea berada di bawah pendudukan Jepang, lima orang di Gyeongseong dicurigai sebagai mata-mata “Phantom”, organisasi anti-Jepang yang akan disinyalir telah masuk ke badan pemerintahan Jepang yang saat itu menjajah Korea Selatan.

Lima tersangka yang berhasil dikumpulkan Jepang adalah Junji Murayama (Sol Kyung-Gu), Park Cha-kyung (Lee Ha-nee), Yuriko (Park So-dam), Baek-Ho (Kim Dong-hee), dan Cheon (Seo Hyun-woo). Kelimanya dibawa ke sebuah hotel besar di atas bukit yang menjorok ke arah pantai.

Pasukan keamanan Jepang, yang dipimpin oleh Kaito (Park Hae-Soo), bertanggungjawab atas penangkapan itu dan berusaha menemukan siapa Phantom itu sebenarnya dari kelima orang itu.

Mereka ditempatkan di kamar berbeda, kecuali dua wanita, Park Cha-Kyung dan Park So-dam. Kelimanya akan diinterogasi secara acak oleh Kaito dan masing-masing kamar yang mereka tempati telah dipasangi penyadap yang akan merekam semua gerak gerik mereka. Mereka mencoba membuktikan kalau mereka bukanlah mata-mata Phantom. Namun, waktulah yang akan membuktikan siapa yang sesungguhnya berjuang bagi negara mereka.

© CBI Pictures

Paduan gaya whodunit dengan aksi spy thriller yang memikat

Tak biasanya kita melihat sub-genre whodunit dipadukan dengan aksi spy thriller, namun film ini berhasil dengan keduanya. Walau begitu, film ini tak sepenuhnya menganut teori klasik whodunit yang pertama kali kita tonton lewat film ‘Maltese Falcon’ (1941) yang dibintangi Humphrey Bogart, juga beberapa film adaptasi Agatha Christie yang mulai booming sejak 1960-an, seperti ‘Murder, She Said’ yang rilis pada tahun 1961, dan meraih kejayaannya lewat ‘Murder on Orient Express’ pada tahun 1974.

Namun di ‘Phantom’, tak ada pengungkapan secara gamblang siapa Phantom itu sesungguhnya saat semuanya dikonfrontasi oleh Kaito saat makan malam. Kelimanya diam seribu bahasa, sampai salah satu orang bertindak sendiri dan yang lainnya melakukan hal berbeda. Aksi tersebut praktis membuat moment of truth yang seharusnya menjadi ciri khas whodunit, sirna seketika. Kita akan memperoleh jawabannya tak lama setelah aksi makan malam yang menghebohkan itu.

© CBI Pictures

Aspek teknis yang sangat memukau

Aspek teknis yang dihadirkan di Phantom sangat memukau. Salah satunya yang mencuri perhatian adalah dari sisi artistik dan skoringnya yang memukau indra pendengaran kita hingga film selesai. Sisi artistik yang detil membuat tampilan hotel bergaya art deco ini menjadi pusat perhatian kita.

Hotel tersebut menjadi set menarik dan terpenting dari Phantom, di mana kita bisa melihat kelima tersangka tersebut mengeksplorasi sekitarnya secara personal, dan berusaha mengetahui siapa kawan dan lawan mereka.

Begitupun dengan segala pernak pernik yang dipakai pemainnya juga sangat detil, termasuk bioskop dan area sekitarnya yang menjadi tempat para pemberontak berkumpul dan berbagi kode rahasia yang disamarkan lewat poster film Dracula.

Sinematografinya juga tak kalah baiknya. Aksi demi aksi digambarkan dengan menarik dengan multi angle yang membuat penonton betah melihat aksi pertarungan yang banyak disuguhkan di beberapa adegan penting.

Hotel tersebut menjadi set menarik dan terpenting dari Phantom, di mana kita bisa melihat kelima tersangka tersebut mengeksplorasi sekitarnya secara personal, dan berusaha mengetahui siapa kawan dan lawan mereka.

Aktingnya sendiri juga memukau. Semua mampu berbagi peran yang sama pentingnya, kecuali karakter Baek ho yang sangat lemah digambarkan dalam film ini.

Tak ada kelemahan signifikan yang kita temukan dalam Phantom. Semua digambarkan menarik, begitu pula kisahnya yang mempunyai sedikit layer untuk memberi kejutan kepada penonton, walaupun elemen kejutan ini tidak sepenuhnya memberi kejutan, karena orang awam pun bisa menebak secara tepat walaupun hanya mengira-ngira saja.

© CBI Pictures

Kesimpulan

Sebagai film aksi spy thriller berlatar pendudukan Jepang di Korea Selatan pada tahun 1933, Phantom memberikan narasi dan visual yang berbeda dari film bergenre sama yang pernah dirilis sebelumnya. Aksi menarik yang dipadukan dengan gaya whodunit, memang unik walaupun tidak sepenuhnya maksimal digunakan. Yang terpenting dalam film ini adalah narasinya yang kuat dan karakternya yang mampu berbicara banyak dengan screen time yang relatif seimbang, bisa menghibur penonton hingga selesai.

 

Director: Lee Hae-young

Cast: Sol Kyung-gu, Lee Ha-nee, Park So-dam, Park Hae-soo, Kim Dong-hee, Seo Hyun-woo, Han Woo-yul

Duration: 133 Minutes

Score: 7.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Phantom (2023)

7.8 Score

Phantom mengisahkan aksi dan konfrontasi 5 orang yang disinyalir anggota Phantom saat dikurung di sebuah hotel terpencil

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 7
Exit mobile version