Review Nimona (2023)

Animasi Netflix yang Eksekusinya Memuaskan, Bahkan Jauh Melampaui Animasi Disney

nimona 7

© Netflix

“The world kicks you around sometimes, but together we can kick it back,” – Nimona (Nimona, 2023)

Akhir Juni kemarin, Netflix merilis sebuah film animasi yang tanpa banyak promo, dan tanpa disangka-sangka, film ini  di luar dugaan sangat memuaskan.

Film yang berjudul Nimona ini awalnya merupakan produksi Blue Sky Studios. Proses merger antara Fox oleh Disney berdampak serius pada film ini. Disney kemudian membatalkan film ini dan menutup studio ini pada awal tahun 2021. Pekerjaan yang baru selesai 70% ini kemudian diambil alih oleh Annapurna dan Netflix pada tahun berikutnya.

Nimona dialihwahanakan dari novel grafis karya ND Stevenson dengan beberapa perubahan yang tidak terlalu konvensional dan malah digambarkan sebaliknya, yang membuat animasi ini sangat menarik.

© Netflix

Sinopsis

Setelah kita melihat prolog perjalanan pahlawan Gloreth mengalahkan monster sekitar 1000 tahun yang lalu dan mengajarkan kepada penerusnya untuk menjadi ksatria dalam melindungi kota. Kini satu millennium berikutnya, kerajaan tersebut berkembang pesat.

Fokus sekarang beralih ke karakter Ballister Boldheart (Riz Ahmed), seorang ksatria di dunia abad pertengahan yang futuristik. Di mana ksatria dengan zirah besinya bersanding dengan mobil terbang yang berseliweran di antara jumbotron di sudut-sudut kota. Mirip dengan gambaran Blade Runner, namun dipadukan dengan suasana abad pertengahan.

Suatu hari Ballister yang terpilih untuk jadi ksatria dari rakyat biasa dijebak atas pembunuhan Ratu Valerin, orang yang justru mengangkat dirinya dari kecil. Sang Ratu bahkan lebih memilih Ballister ketimbang kekasihnya, yang juga keturunan Gloreth, Ambrosius Goldenloin (Eugene Lee Yang) yang juga merupakan pesaingnya.

Satu-satunya orang yang dapat membantu Ballister membuktikan kalau ia tidak bersalah adalah Nimona (Chloë Grace Moretz), seorang remaja nakal yang sedikit brutal. Nimona kebetulan juga merupakan shapeshifter atau bisa berubah bentuk sesuai yang dia inginkan.

© Netflix

Karena Ballister dikejar-kejar dan harus bersembunyi, hanya Nimona lah yang sekarang bisa diharapkan Ballister dan menjadi sahabat baiknya. Dan ketika keduanya berusaha mencari dalang dibalik pembunuhan ratu, ternyata malah membuka aib Nimona yang selama ini tidak diketahui Ballister.

Siapa Nimona itu sebenarnya? Bisakah dia membantu Ballister membersihkan namanya dari kejahatan yang tidak ia lakukan?

Karakter utamanya tampil “sangat menarik”

Melihat Nimona, seperti melihat sesuatu yang fresh dan belum pernah ada sebelumnya. Penggambarannya yang out of the box, bukan princess ala Disney yang cantik dan enak dipandang.

Karakter Nimona bahkan digambarkan dengan remaja urakan dengan rambut pink bergaya punk dengan tindikan dan keinginannya untuk melakukan kekerasan secara habis-habisan terhadap orang-orang di sekitarnya yang selama ini menjelekkannya dirinya selama satu milenium.

Namun, justru karakter Nimona inilah yang tampil mempesona kita di sepanjang film.

© Netflix

Nimona akan membuat kita kaget dengan perubahan wujudnya yang beraneka ragam. Mulai dari badak, paus, kuda, hingga kelelawar, kucing, hingga naga. Tentunya tetap berwarna pink, tapi disinilah perbedaan karakter ini dengan Disney yang masih mengagungkan keindahan fisik semata.

Satu lagi yang akan membuat kita terkaget-kaget adalah adanya elemen LGBT yang kental di film ini dan tak malu-malu. Paruh pertama kita melihat sinyal ini dihadirkan justru oleh dua karakter utamanya, Ballister Boldheart dan Ambrosius Goldenloin yang ternyata adalah pasangan gay.

Di paruh pertama kita akan melihat keduanya berpegangan tangan dan saling bersandar. Sedangkan di paruh kedua, kita akan melihat mereka berciuman. Sebuah momen yang pasti tak akan dilupakan oleh penontonnya. Walaupun Netflix telah memberikan rating umur 18+, namun tidak secara eksplist memberi warning tentang elemen ini.

Menampilkan latar kerajaan yang tak biasa

Kita pasti pernah melihat bagaimana tampilan kerajaan di abad pertengahan. Bagaimana wujudnya secara keseluruhan, apa saja yang ada di situ, dan bagaimana tampilan masyarakatnya.

© Netflix

Di Nimona, saat kita beralih dari prolog, kita akan dikejutkan dengan bagaimana duo sutradara, Nick Bruno dan Troy Quane (Spies in Disguise) menggambarkan kerajaan beserta isinya.

Bentuk kerajaan abad pertengahan dengan baju zirahnya dengan senjata laser, jumbotron di sekitaran plaza, penggunaan gawai canggih, dan mobil beterbangan di mana-mana. Masyarakatnya pun sudah tampil dengan fesyen modern yang mencerminkan abad ke-21.

Melihat film Nimona seperti melihat paduan Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves dengan Blade Runner, yang kemudian dibuat versi animasinya. Sebuah contoh mashup yang di luar dugaan malah terlihat serasi dipadukan.

Kesimpulan

Nimona jelas akan menghibur kamu. Film ini bahkan bisa disejajarkan dengan animasi milik Disney, bahkan Nimona jauh lebih unggul dari segi karakternya yang out of the box. Karakter utamanya sangat menarik, aksi set-piece nya juga sangat intens dan juga ceritanya akan membuat kita betah menonton film ini hingga selesai.

© Netflix

Perlu diperhatikan kalau film ini memiliki rating 18+ dan mengandung unsur LGBT. Walaupun Nimona merupakan film animasi, Cineverse tidak merekomendasikan film ini untuk ditonton untuk anak-anak.

 

Director: Nick Bruno and Troy Quane

Cast: Chloë Grace Moretz, Riz Ahmed, Eugene Lee Yang, Frances Conroy, Lorraine Toussaint, Beck Bennett, Indya Moore, RuPaul Charles, Julio Torres, Sarah Sherman

Duration: 99 Minutes

Score: 8.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Nimona

8.6 Score

Nimona mengisahkan ksatria di zaman futuristik yang dijebak atas pembunuhan yang tidak dilakukannya, satu-satunya yang dapat membantunya adalah Nimona seorang remaja yang dapat berubah bentuk

Review Breakdown

  • Character 9
  • Drawing 8
  • Entertain 9
  • Scoring 8
  • Story 9
Exit mobile version