“When I was a boy, they took everything from me. The rich don’t see us as people. To them, we’re animals,” – Kid (Monkey Man, 2024)
Akhirnya salah satu film unggulan yang semestinya tayang awal April di negara kita, sudah bisa kita tonton di bioskop seluruh Indonesia. Film dengan judul Monkey Man ini memang sangat menarik dan mengingatkan kita pada aksi John Wick sejak trailer keduanya muncul di platform YouTube pada Maret silam.
Film yang disutradarai, diproduksi, ditulis, dan dibintangi Dev Patel ini hingga 23 Mei 2024, telah meraup 25,1 juta dolar AS di Amerika Serikat dan Kanada dan 9,4 juta dolar AS di wilayah lain, dengan total pendapatan 34,5 juta dolar AS di seluruh dunia. Dengan biaya produksi sekitar 10 juta dolar AS, jelas film ini telah meraih keuntungan yang sangat signifikan.
Di situs agregator ulasan Rotten Tomatoes, 89% dari 273 ulasan kritikus adalah positif, dengan nilai rata-rata 7,2/10. Metacritic, yang menggunakan rata-rata tertimbang, memberikan film tersebut skor 70 dari 100, berdasarkan 48 kritikus, yang menunjukkan ulasan yang “umumnya disukai”. Penonton yang disurvei oleh CinemaScore memberi film tersebut nilai rata-rata “B+” pada skala A+ hingga F.
Bagaimana dengan filmnya, Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Kid (Dev Patel), seorang pemuda biasa yang menghabiskan hidupnya di pertarungan underground dengan memakai topeng gorilla, menjadi sasaran empuk para petarung yang lebih populer demi mendapatkan uang.
Setelah bertahun-tahun dia menahan amarah, Kid menemukan cara untuk menyusup ke kelas elit yang penuh dengan kaum berkantong tebal dari segala profesi, mulai dari mafia hingga polisi.
Ketika melihat satu sosok yang ia kenal sejak kecil, Rana (Sikandar Kher), seorang kepala polisi yang bengis dan kejam, menyebabkan trauma masa kecilnya muncul. Kid diam-diam merencanakan sesuatu untuk membalaskan dendam dengan orang yang mengambil nyawa ibunya sejak ia kecil.
Rana dan guru spiritualnya yang ia lihat juga lewat TV, Baba Shakti (Makrand Deshpande), memang bertanggung jawab terhadap kejahatan terorganisir yang menyebabkan banyak orang mati di desanya. Dapatkah Kid membalas dendam atas kematian ibunya tersebut?
Narasinya solid dengan eksposisi yang dalam
Walaupun banyak orang melihat Monkey Man terinspirasi dari The Raid ataupun John Wick, film ini justru tidak memposisikan dirinya di kedua film di atas. Kompleksitas narasinya diperdalam dengan eksposisi yang sarat mitologi Hindu seperti Hanuman misalnya.
Dewa Hindu berbentuk separuh monyet, separuh orang ini memang menjadi pengikut Rama dan muncul dalam kisah Ramayana. Tak hanya Hanuman yang diekspos menjadi pendamping Kid sebagai protagonis, tak ketinggalan Rahwana, yang merupakan musuh Rama, juga dihadirkan di film sebagai simbol kejahatan yang amat diagungkan oleh Baba Shakti.
Eksposisi Kid sebagai karakter utama memang sangat dalam diceritakan di film ini. Kilas balik terus bermunculan di adegan-adegan penting, sekaligus memberi tahu kepada penonton siapa Kid ini sebenarnya, bagaimana masa kecilnya yang bahagia bersama ibunya harus direnggut oleh keserakahan seorang pemimpin agama yang rakus akan kekuasaan yang dibantu oleh kepala polisi.
Dendam ini terus meningkat eskalasinya hingga ia diselamatkan Alpha setelah dikejar anak buah Rana. Alpha sendiri merupakan penjaga kuil Ardhanarishvara, nama dewa dengan dua tubuh, Dewa Siwa yang dipadukan dengan permaisurunya Parvati.
Tentu saja wujudnya setengah laki-laki dan setengah perempuan, terbagi rata di tengah. Kuil ini memang menjadi pelindung kaum transgender yang merupakan musuh bebuyutan Baba Shakti. Menarik melihat bagaimana Alpha merubah sosok Kid menjadi pribadi yang bisa menemukan jati diri yang sesungguhnya.
Aksi laga memukau yang sangat brutal
Daya tarik utama Monkey Man tentu ada di aksi laga yang diperlihatkan Dev Patel. Sebagai pemegang sabuk hitam taekwondo sejak usia 16 tahun, tak sulit baginya menjalankan aksi baku hantam yang sempat membuatnya cedera di beberapa bagian tubuhnya saat melakukan adegan tersebut.
Pertarungan jarak dekat banyak dilakukan Patel dengan menggunakan tangan kosong, dan selalu berakhir dengan brutal dan berdarah-darah. Tak hanya berkelahi, adegan kejar-kejaran antara bajaj modifikasi yang Dev gunakan (telah dilengkapi turbo supercharged) memang teramat gila saat dikejar banyak mobil polisi, juga drift yang dilakukannya untuk mengecoh anak buah Rana.
Sinematografi dan skoringnya sangat memukau
Pergerakan kamera yang dinamis dan terus bergerak mengikuti Dev sangatlah cerdas. Monkey Man memiliki gaya dan substansi yang menonjol dari film yang pernah ada. Tak hanya dinamis dan mengikuti Dev, sesaat pergerakan kamera ini penuh dengan keheningan untuk mengangkat narasinya yang teramat dalam.
Penghematan bujet membuat pengambilan adegan aksi menggunakan GoPro dan iPhone, namun eksekusinya tidak kalah dengan kamera mahal sekalipun, dan membuat semua adegan ini bisa dilakukan dengan cepat.
Adegan kilas balik terasa hangat dan penuh keindahan, dengan tone warna berbeda dengan plot utamanya yang cenderung gelap dan tajam. Transisi antara kilas balik dengan plot utamanya pun juga sangat mulus. Skoringnya pun sangat baik, tidak monoton, secara tidak langsung bisa meningkatkan tensi adegan aksi yang sedang berlangsung.
Kesimpulan
Dengan durasinya yang mencapai dua jam, Monkey Man terbilang cukup lama. Esensi narasinya yang dipenuhi mitologi Hindu memang sangat menarik, tapi tidak perlu selama itu. Kilas balik yang tiap kali dihadirkan, bahkan hingga konklusi, akan membuat kita bosan.
Kekurangan itu ditebus dengan adegan aksinya yang brutal dan berdarah-darah, terlebih lagi pergerakan kameranya sangat dinamis, memiliki gaya dan substansi yang berbeda dari film sejenis.
Transisi antara kilas balik dan plot utamanya juga sangat baik dengan perbedaan tone warna yang sesuai tingkatan emosinya.
Sebagai sebuah karya perdana Dev Patel, film ini bisa dikatakan berhasil dan mempunyai jati dirinya sendiri, tanpa perlu mengaitkan dengan film seperti The Raid ataupun John Wick yang memiliki gaya serupa yaitu ‘one person army action.’
Tonton segera Monkey Man di semua bioskop terdekat di kota kamu.
Director: Dev Patel
Starring: Dev Patel, Sharlto Copley, Pitobash Tripathy, Vipin Sharma, Sikandar Kher, Adithi Kalkunte, Makrand Deshpande
Duration: 121 Minutes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Monkey Man
Monkey Man mengisahkan perjuangan Kid membalaskan dendam terhadap para pemimpin korup yang membunuh ibunya dan terus secara sistematis menjadikan masyarakat miskin dan tidak berdaya sebagai korban