“Kalian akan merasakan apa yang saya rasakan,” – Marni (Marni: The Story of Wewe Gombel, 2024)
Minggu ini kita kedatangan film horor menarik yang berjudul Marni: The Story of Wewe Gombel yang disutradarai Billy Christian. Sebagai salah satu urban legend Indonesia, sosok Wewe Gombel tentu tak asing lagi bagi kebanyakan masyarakat kita, khususnya di Jawa.
Dari mitos yang selama ini kita kenal, Wewe Gombel sendiri berwujud hantu perempuan pendendam dengan payudara yang panjang dan menggantung. Wewe Gombel dikenal karena suka menculik anak-anak.
Karena itulah banyak ajaran dari orang tua yang mendorong anak-anak mereka untuk pulang ke rumah pada sore hari dan tidak pulang malam. Legenda ini sebetulnya pernah diangkat oleh Joko Anwar dalam serial antalogi Folklore season 1 dengan judul A Mother’s Love yang tayang eksklusif di HBO pada tahun 2018 silam.
Lucunya, Billy Christian pun sempat menyutradarai film pendeknya di Folklore season 2 dengan judul berbeda.
Namun, di Marni: The Story of Wewe Gombel, Billy Christian yang juga menulis naskahnya, mendapat treatment yang mungkin terasa berbeda dari mitos aslinya. Apakah film ini menarik untuk ditonton? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Anisa (Amanda Rigby) bersama ibunya Rahayu (Hannah Al Rashid) dan adiknya Aan (Athar Barakbah), pindah ke sebuah desa terpencil dengan legenda wewe gombel yang menyeramkan. Mereka tinggal di sebuah rumah tua milik Pak Lurah (Mathias Muchus). Rahayu yang baru saja bercerai dari suaminya, terpaksa membawa Aan yang masih kecil karena mantan suaminya tidak mau mengurusnya.
Namun, rumah itu menyimpan rahasia masa lalu yang kelam. Di setiap pintunya digantung jimat pelindung yang sayangnya dibuang dan dibakar oleh Rahayu.
Di lain sisi, Aan yang kurang perhatian, selalu mendapat masalah karena selalu mengganggu pekerjaan ibunya. Anisa yang melihat hal itu, berusaha sabar dalam meladeni adiknya setiap hari.
Namun, Aan sempat terlihat bicara kepada Irma (Shareefa Daanish), perempuan yang mengalami gangguan jiwa dan Irma memberikan jimat untuk Aan, namun Anisa menepisnya dan membuang jimat tersebut. Sampai sebuah kejadian membuat Aan menghilang saat maghrib. Anisa yang panik, meminta bantuan Tama (Reza Hilman), anak dari Pak Lurah untuk mencari adiknya.
Setelah beberapa bulan Aan tidak ketemu, Anisa makin yakin kalau Marni lah yang mengambil adiknya. Setelah Aan kembali ditemukan, Aan tidaklah sama seperti dulu, menjadi lebih pendiam. Anisa sendiri pun mengalami keanehan pada dirinya, keanehan ini disadari oleh sahabatnya Poppy (Frislly Herlind).
Rahayu pun menjadi khawatir dan berusaha melakukan apapun untuk melindungi kedua anaknya yang mulai berubah tersebut. Apa yang terjadi kemudian dengan keduanya?
Durasinya terlalu lama dan cenderung repetitif
Sebagai sebuah film horor, durasinya yang mencapai 2 jam bisa dibilang sangat lama. Hal ini mengakibatkan banyak hal repetitif yang dirasa tidak perlu dilakukan, agar film ini bisa fokus kepada plot utamanya dan tidak malah melebar kemana-mana.
Penggunaan dua lini masa, di tahun 1977 dan 2024, memang menarik sebagai eksposisi Marni yang membutuhkan naratifnya tersendiri agar tidak membingungkan penonton. Karakter Marni bisa dibilang mencuri perhatian, karena pusat dari permasalahan cerita berawal dari karakter yang dikisahkan sangat menyedihkan di film ini.
Aktingnya mencuri perhatian
Ada dua orang yang mencuri perhatian Cineverse kali ini. Ismi Melinda yang memerankan Marni dan yang kedua adalah Shaarefa Daanish yang menjadi Irma. Keduanya tampil di atas rata-rata tanpa mengecualikan pemeran lainnya yang juga tampil baik.
Shareefa Daanish tampil menawan di luar peran yang biasanya ia mainkan di genre horor. Karakter yang diperankan Ismi Melinda sebagai Marni juga menarik karena digambarkan sangat detil untuk sebuah subplot.
Namun, terlepas dari perannya yang apik, penggunaan ilmu bela diri bisa dikatakan sebetulnya tidak mungkin dilakukan. Namun, adegan aksi film ini memang digarap sangat apik koreografinya oleh Uwais Team, dan akan membuat kita amat terhibur, walaupun tidak merujuk sama sekali kepada referensi klasiknya.
Kesimpulan
Marni: The Story of Wewe Gombel tampil beda dari film horor lainnya dilihat dari konteks mitologi dan tidak merujuk pada karakter klasik yang selama ini kita kenal. Penggunaan adegan aksi yang disematkan dalam film ini memang sangat menarik bagi penonton dan tidak terasa membosankan.
Penggunaan dua lini masa yang berjalan dua arah juga dieksekusi menarik, tentu dengan penggunaan tone warna yang berbeda. Aktingnya juga bisa dikatakan di atas rata-rata, yang terfokus pada karakter Marni dan Irma.
Film ini juga tampaknya masih akan berlanjut dengan sekuel. Hal ini terlihat saat Anisa masih berusaha untuk terus mencari Aan yang diyakininya masih hidup, dan Poppy yang ternyata bisa melihat masa lalu Irma. Hal ini mengisyaratkan kalau Irma sebenarnya mengetahui di mana tempat Marni bersembunyi selama ini.
Tonton segera film menarik ini di bioskop terdekat di kota kamu.
Director: Billy Christian
Starring: Ismi Melinda, Amanda Rigby, Hannah Al Rashid, Athar Barakbah, Reza Hilman, Frisly Herlind, Mathias Muchus, Shareefa Daanish, Djenar Maesa Ayu, Roy Marten, Ivanka Suwandi
Duration: 119 Minutes
Score: 7.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
Marni: The Story of Wewe Gombel
Marni: The Story of Wewe Gombel mengisahkan saat Rahayu dan kedua anaknya, Anisa dan Aan diganggu oleh wewe gombel