“Mangkujiwo siap jadi warga dunia.” – (Mangkujiwo 2)
Mangkujiwo 2 merupakan sekuel dari film Mangkujiwo (2020) dan merupakan spin-off dari seri Kuntilanak. Selain Azhar Kinoi Lubis yang masih tetap terlibat sebagai sutradara, para pemeran utama mau pun pendukung lainya, seperti Sujiwo Tejo, Yasamin Jasem, Djenar Maesa Ayu, Karina Suwandi masih tetap dipertahankan dan kembali mengulangi peran terdahulunya.
Sinopsis
Di film ini dikisahkan sekte sesat, Mangkujiwo sedang mengalami kejayaan dan bahkan menyebar ke berbagai kota-kota lainnya. Hal ini menimbulkan niat keserakahan yang semakin mendalam dalam diri Brotoseno (Sujiwo Tejo), bahkan dia berniat menguasai kuntilanak demi ambisi pribadinya itu.
Di sisi lainnya, Uma (Yasamin Jasem) mulai mempertanyakan tentang identitas dirinya dan Uma yang mulai tumbuh dewasa mulai mengenal yang namanya asmara dengan jatuh cinta pada sosok pria bernama Rimba (Marthino Lio).
Lebih Kompleks dan Sarat Konspirasi
Kisah dalam Mangkujiwo 2 lebih berpusat pada niat dan keinginan yang berlebih tentang kekuasaan dan keserakahan manusia. Dengan memakai plot non-linear, ceritanya terus mengalir tentang ambisi dari Brotoseno untuk menguasai segalanya, termasuk keinginan untuk mendapatkan sosok kuntilanak yang selama ini melindungi Uma.
Ceritanya terbilang kompleks, penuh lika-liku intrik bermuatan politis, konspirasi perebutan kekuasaan dan persaingan bisnis. Di mana segala cara dihalalkan demi meraihnya, sekuel ini sarat dengan dialog-dialog panjang dan berat. Dialog-dialog yang membawa kita pada sisi gelap yang brutal tentang kejahatan manusia itu sendiri.
Untuk lebih memahami alur ceritanya dan mengenal lebih jauh dari karakter-karakter yang terlibat, ada baiknya bagi yang ingin menonton sekuel, haruslah menonton Mangkujiwo yang pertama sehingga mempermudah penonton dalam mengerti alur cerita dan memahami latar dari setiap karakter.
Kental Budaya Jawa
Film ini seperti pendahulunya yang lebih mengandalkan nuansa mistis dan misterius untuk mempertahankan nuansa ketegangan yang mencekam, bahkan keberadaan kuntilanak itu pun terbilang cukup minim kemunculannya.
Mangkujiwo 2 banyak melibatkan konsep budaya Jawa yang kental, baik itu melalui tradisi atau ritual-ritual yang dilakukan di beberapa bagian cerita justru menambah aura mistis pekat nan mencekam. Selain itu, film ini juga didukung dengan desain set produksi yang mendetail yang memberikan tampilan era tahun 1970-an.
Kemudian visualnya didukung juga oleh CGI dan skoring yang tergolong mumpuni menambahkan kengerian yang berlanjut, Azhar Kinoi Lubis kali ini lumayan banyak memakai adegan-adegan bernuansa gore dengan tumpahan darah dan potongan bagian tubuh demi mencakup tingkat kengerian yang intens.
Terlalu Banyak Munculnya Mimpi
Sayangnya adegan mimpi atau penglihatan mistis terlihat terlalu sering atau bahkan repetitif, sehingga yang didapat adalah berkurangnya tingkat ketegangan yang sudah terbangun dengan baik karena penonton sudah berantipati bahwa hal tersebut mungkin hanya sekedar mimpi atau penerawangan belaka.
Selain adanya dialog-dialog yang panjang tadi yang mungkin terkadang membikin pusing bagi mereka yang menontonnya, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan kemampuan akting yang mumpuni dari deretan para pemainnya.
Kesimpulan
Film ini memang ditujukan pada sosok antagonis sebagai pemeran utamanya, sosok yang licik, penuh tipu muslihat, keji namun terlihat penuh kesabaran dan kebijakan. Mangkujiwo 2 adalah tontonan penuh tipu daya yang memikat, yang membiarkan kita mengambil pelajaran bahwa terkadang sosok manusia bisa lebih kejam dari dedemit itu sendiri.
Director: Azhar Kinoi Lubis
Cast: Sujiwo Tejo, Yasamin Jasem, Marthino Lio, Djenar Maesa Ayu, Karina Suwandi, Kiki Narendra, Yayu Unru, Widika Sidmore
Duration: 120 minutes
Score: 6.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
Mangkujiwo 2
Di film ini dikisahkan sekte sesat, Mangkujiwo sedang mengalami kejayaan dan bahkan menyebar ke berbagai kota-kota lainnya. Hal ini menimbulkan niat keserakahan yang semakin mendalam dalam diri Brotoseno (Sujiwo Tejo), bahkan dia berniat menguasai kuntilanak demi ambisi pribadinya itu.