Review Leave The World Behind (2023)

Leave The World Behind menceritakan tentang liburan sebuah keluarga yang berubah menjadi buruk

leave the world behind

© Netflix

“Nothing frightens me more than a person unwilling to learn, even at their own expense. That’s a darkness I will never understand.” – G.H. Scott (Leave The World Behind).

Berangkat dari novel rekaan Rumaan Alam, Produser dan sutradara series Mr. Robot (2015), Sam Esmail menulis sekaligus menyutradarai film yang juga dibintangi oleh beberapa nama terkenal seperti Julia Roberts, Ethan Hawke dan Mahershala Ali ini.

Sebelum rilis global di platform Netflix, Leave The World Behind juga telah tayang dibeberapa bioskop domestik Amerika, mulai dari screening pertama-nya dalam AFI Fest pada Oktober lalu.

Selain menggaet aktor ternama, pengemasan-nya yang lebih bergaya ke arah film-film festival yang terlalu tersegmentasi, membuat penilaian kritikus berbanding terbalik dengan sudut pandang dari penonton komersil.

Sinopsis Leave The World Behind

Keluarga Sandford memutuskan mengambil libur musim panas lebih awal ke sebuah vila mahal dipelosok kota kecil yang juga dekat dengan pantai.

Setelah insiden berlabuhnya kapal tanker minyak ke bibir pantai komersil, keluarga Sandford juga dikejutkan dengan kedatangan tiba-tiba dari pemilik vila yang ia sewa, Mr. G.H. Scott (Mahershala Ali) yang turut membawa anaknya, Ruth (Myha’la).

Setelah itu, beberapa kejadian aneh-pun menyusul. Seperti lumpuhnya jaringan internet, suara yang memekakkan telinga, hingga kecelakaan pesawat misterius. Dua keluarga yang tanpa sengaja terisolasi ini kemudian mencari tahu, apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dunia.

Premis yang membuat kita mencari tahu lebih dalam

Premis yang membuat penonton menerka-nerka akan apa yang sebenarnya terjadi. Serangan siber? Alien? Bencana alam? Peperangan? Tidak ada yang benar-benar dijelaskan dengan gamblang hingga twist di akhir film.

© Netflix

Sam Esmail benar-benar bermain pada tensi ketegangan yang kian memuncak di setiap fase film-nya. Mulai dari detik-detik kapal tanker menghantam pantai, pesawat jatuh yang disambungkan pula dengan misteri rumah kayu dan selebaran misterius, semuanya dibangun dengan komposisi musik dan tata adegan yang setiap detik misteri-nya membuat penonton berdebar-debar.

Visual dan gambar terasa Artistik

Salah satu poin dari elemen film yang terlihat sangat kontras, tentu saja ada pada komposisi gambar dan visualnya yang terasa artistik. Tak hanya menempatkan beragam properti seni pada latar rumah eksotisnya, layout set beserta teknis sinematografinya juga terasa asik.

Mulai dari bermain-main dengan putaran kamera saat Amanda Sandford (Julia Robert) menaiki tangga rumah menuju ke lantai dua, hingga cara kameramen men-shot G.H. Scott yang menemukan arloji di pasir pantai, benar-benar memainkan rasa penasaran penonton dengan pengemasan visual film yang artistik.

© Netflix

Menaikkan tensi ketegangan dan rasa pernasaran yang dialami setiap karakternya dengan membuat pemicu yang setiap langkahnya terasa fantastis. Setiap bocoran yang disebar, membawa film ini berujung pada twist yang sebenarnya terasa cerdas dalam perspektif yang unik.

Namun karena absen-nya momen besar yang dramatis sebagai konklusi-nya, pengaruh kejutan besar yang disampaikan salah satu karakternya, tidak membawa efek dramatis ‘secara langsung’ kepada penonton. Satir yang disampaikan berujung pada kepuasan rasa dahaga penikmatnya yang berakhir lega, namun tidak terpuaskan secara maksimal.

Akting yang tidak berlebihan

Untuk penampilan aktornya sendiri, kualitas akting mereka sebenarnya sudah cukup membuat film ini terasa sangat hidup karena berhasil memancarkan ketegangan para aktornya.

© Netflix

Julia Roberts sebagai seorang istri yang skeptis dan selalu berburuk sangka pada orang-orang yang baru ia temui, dipadukan dengan sang suami, Clay Sandford (Ethan Hawke) yang justru sangat chill dengan keadaan, berpikir lebih jernih dan bijak. Sedangkan lawan main mereka, Mahershala Ali sebagai pria kulit hitam sukses yang ramah, sopan dan baik hati, dan memiliki wawasan yang lebih luas sehingga membuatnya tidak mudah diperalat.

Drama yang membosankan, namun tetap terjaga dari segala aspek

Leave The World Behind mungkin bukan film yang cocok jika Cilers menantikan pengungkapan twist dengan momen besar yang epik.

Meski pembawaan drama-nya sebenarnya cenderung cukup membosankan, namun pengemasan detail visual beserta penggarapan bocoran, dan tensi ketegangan yang selalu dijaga, membuat rasa penasaran penonton semakin memuncak, sampai mereka mau mengikuti sepak terjang dua keluarga ini hingga akhir.

© Netflix

Apocalypse movie yang sama sekali terasa ambigu karena tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, hingga mencapai penutup film yang terasa satir, sekaligus membuat kita sebagai penonton menyimpulkan sendiri terkait naratif dan konklusi yang diberikan film ini.

Kesimpulan

Drama mencekam yang berhasil membuat penonton-nya selalu overthinking perihal apa yang sebenarnya terjadi. Dikemas perlahan dengan mengandalkan reaksi emosional karakternya terhadap keanehan situasi, yang dibangun dengan kepadatan intensitas misteri-nya.

Memiliki shot adegan yang artistik dengan keunikan camera movement yang juga terasa sinematik. Namun memiliki penutup dan resolusi film yang kurang menegangkan seperti third-act-nya, membuat ke-epik-an naratif nya malah terasa kurang mengena.

 

Director: Sam Esmail

Cast: Julia Roberts, Mahershala Ali, Ethan Hawke, Myha’la, Farrah Mackenzie, Charlie Evans, Kevin Bacon.

Duration: 138 minutes

Score: 7.2/10

WHERE TO WATCH

The Review

Leave The World Behind

7.2 Score

Leave The World Behind menceritakan tentang liburan sebuah keluarga yang berubah menjadi buruk ketika serangan siber melumpuhkan perangkat mereka dan tiba-tiba dua orang asing muncul di depan pintu mereka.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 8
Exit mobile version