“Sebuah perjanjian dengan jin, banaspati, yang akan membuatnya hidup selamanya,” – Pak Saman (Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul, 2023)
Kisah Tanah Jawa akhirnya diangkat ke layar lebar setelah sebelumnya Kisah Tanah Jawa: Merapi hadir di salah satu OTT pada tahun 2019. Kisah Tanah Jawa: Merapi yang disutradarai Faozan Rizal terbilang sangat baik penggarapannya walaupun hadir dalam bentuk serial sebanyak 6 episode.
Dengan ketertarikan yang serupa terhadap Kisah Tanah Jawa, Cineverse lantas tertarik mengangkat film ini untuk direview karena betapa fenomenalnya film ini meraup penonton.
Di hari pertamanya saja, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul berhasil mendatangkan 153.778 penonton, dan berhasil masuk sebagai film dengan jumlah penonton hari pertama terbanyak ketiga sepanjang tahun 2023. Untuk posisi pertama, sampai saat ini diisi film Suzzanna: Malam Jumat Kliwon dan posisi kedua diisi Sewu Dino.
Film ini dialihwahanakan dari buku seri kedua Kisah Tanah Jawa yang bertajuk Pocong Gundul yang dirilis pada 2019 karya Bonaventura D. Genta, Mada Zidan (Mbah KJ), dan Hari Kurniawan.
Sinopsis
Hari Kurniawan (Deva Mahendra) yang kerap dipanggil Hao, sejak kecil sudah akrab dengan katalis atau benda yang berfungsi sebagai perantara dari kakeknya yang mengenalkan lontar bertuliskan aksara Jawa kepadanya. Jadi tak heran kalau Hao memahami dirinya memiliki kemampuan untuk bisa ‘kembali’ ke masa lalu yang ia kenalkan kepada peserta seminarnya dengan nama retrokognisi.
Walaupun sang kakek meninggal saat sedang retrokognisi, tak membuat Hao menghindari kemampuannya tersebut. Bahkan saat sudah dewasa, Hao lebih sering menggunakan kemampuan retrokognisi-nya untuk menjelajahi tempat-tempat bersejarah sesuai dengan minatnya akan kisah-kisah di masa lalu.
Saat mengisi seminar retrokognisi, bersama teman sejak ia kecil, Rida (Della Dartyan) pada 2013, sepasang suami istri mendatanginya untuk meminta pertolongan.
Pasutri Sujatmiko meminta tolong karena anak perempuan mereka yang bernama Sari (Nayla D Purnama) menghilang secara misterius dua hari lalu kala mengerjakan tugas menjahit tiap malam di sekolahnya.
Sang Ibu (Joanna Dyah) berharap banyak kalau Hao bisa membantu mencari Sari meskipun suaminya sangat pesimis akan kemapuan Hao. Semula, Hao agak ragu untuk menerima permohonan tersebut mengingat ia tak pernah menggunakan kemampuannya untuk mencari orang hilang.
Namun, ia tergerak membantu pasangan tersebut karena ia melihat sang ibu sudah frustasi berat karena tak juga menemukan anaknya. Hao akhirnya menerima tawaran tersebut.
Hao bersama pasangan Sujatmiko, Rida akhirnya ke sekolah Sari pada malam hari, dan dibantu wali kelasnya Sari, Hao berusaha melihat apa yang terjadi di ruangan menjahit di malam Sari menghilang. Betapa kagetnya ketika ia melakukan retrokognisi untuk mencari keberadaan Sari.
Hao memang berhasil menemukan Sari yang ternyata ada di dasar sumur di belakang sekolah, dan menyelamatkannya. Namun, Hao terkejut saat mengetahui kalau di dasar sumur tersebut ia melihat pocong dengan kepala gundul yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Keesokan harinya, Hao merasa diteror pocong gundul tersebut setiap hari. Tak hanya Hao, Sari pun merasakan hal yang sama dan merasa nyawanya terancam.
Karena kejadian tersebut, Hao lantas ingin menyelesaikan masalah ini dengan menanyai ke wali kelas Sari perihal pocong gundul ini dan kemudian ia menyebut Pak Saman, bekas penjaga sekolah yang sudah pensiun mengetahui kasus anak hilang yang pernah terjadi puluhan tahun silam di sekolah tersebut.
Dari keterangan Pak Saman, Hao menggunakan kemampuannya untuk mengintip masa lalu dari Pocong Gundul tersebut yang ternyata seorang dukun hitam bernama Walisdi. Dukun yang ternyata merupakan orang sangat jahat di masa tersebut, melakukan ritual kuno berbahaya dan membuatnya menjadi Pocong Gundul.
Bisakah Hao menyelesaikan masalah pocong gundul yang mengganggu dirinya dan Sari hingga tuntas?
Alih wahana yang dikembangkan jauh lebih menarik dari buku aslinya
Bila kita membaca Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul, kita akan melihat penggalan-penggalan istilah yang dijelaskan secara terperinci dan lebih menyoroti siapa Walisdi ini sebenarnya, asal muasalnya dan pengalaman pribadi dari tim Kisah Tanah Jawa.
Kini untuk versi lebarnya, kisah ini dibuat ulang dan disusun secara sistematis agar lebih mudah dipahami penonton, termasuk karakter Hao, Sari dan Walisdi. Narasinya kini lebih menarik, dengan beberapa lini masa yang terbentang jauh ke belakang, dan masa saat Hao harus berhadapan dengan Pocong Gundul.
Premis yang menarik ini juga berhasil membangun nuansa horor yang lebih ekstensif hingga ke paruh pertama film, terlebih mengenalkan karakter Rida dan Sari dan pertemuan pertama Hao dengan pocong gundul.
Sedangkan di paruh keduanya, film ini akan fokus pada karakter Walisdi dan bagaimana Hao mengandalkan retrokognisi lewat cincin Pak Saman untuk masuk lebih intens ke ritual yang dilakukan Walisdi di masa lalu, dan bagaimana mengalahkannya.
Elemen teknisnya digarap sangat serius
Selain naratifnya yang sangat menarik, elemen teknis Pocong Gundul juga digarap dengan sangat serius. Sinematografinya sangat menarik, dengan pengambilan shot-shot yang sangat dinamis dan tidak monoton tetap dilakukan Awi di film terbarunya.
Begitu juga dengan transisi adegannya yang mulus membuat proses retrokognisi terasa nyata, bak melihat beberapa adegan dalam waralaba Insidious, walaupun di waralaba tersebut menggunakan proses astral projection yang juga sempat disinggung Hao di awal seminarnya.
Namun, yang menjadi kelebihan film ini ada di scoringnya! Salah satu yang terbaik yang pernah ada di film horor Indonesia. Dari awal hingga akhir, Fajar Yuskemal yang bertindak sebagai music director berhasil menghantarkan atmosfer mencekam yang dipenuhi dengan nuansa seram dan menakutkan bagi siapapun yang menonton film ini.
Karakter utamanya sangat memorable
Hao memang diperankan dengan baik oleh Deva Mahenra yang sebelumnya juga pernah berperan di Merapi. Namun, yang kita bicarakan sekarang bukan Hao, tapi Iwa K yang tampil luar biasa sebagai Walisdi.
Walaupun screen time-nya tidak sebanyak Hao ataupun Rida, namun karakter Walisdi ini bisa dilakoninya dengan sangat baik. Sorot matanya yang tajam dengan seringai lebar yang dilakukannya saat menatap Hao memang bisa dibilang sangat memorable di film ini.
Belum lagi saat melakukan ritual bersama Hao yang juga ada di situ saat proses retrokognisi, membuat penampilan Iwa K jadi yang terbaik dalam semua film yang pernah ia bintangi.
Kesimpulan
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki film ini, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul wajar saja meraup penonton yang sangat banyak di hari pertamanya. Uniknya, film yang didominasi dengan bahasa Jawa yang mudah dimengerti, chemistry Deva dan Della juga terlihat sangat padu di film ini.
Belum lagi elemen teknis film ini yang sangat baik, membuat film ini sedikit unggul dari film horor sejenis yang sudah pernah tayang di tahun 2023. Buat kita yang penasaran dengan film ini, Pocong Gundul masih bisa kita tonton di bioskop terdekat di kota kamu.
Director: Awi Suryadi
Cast: Deva Mahendra, Della Dartyan, Iwa K, Nayla D Purnama, Muhammad Abe Baasyin, Joanna Dyah, Pritt Timothy
Duration: 107 Minutes
Score: 8.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul
Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul mengisahkan Hao dengan kemampuan retrokognisi nya mencoba menolong Sari dari maut