“I don’t know what you said, but it must’ve been Indian for handsome devil,” – Ernest Burkhart (Killers of the Flower Moon, 2023)
Minggu ini kita kedatangan sebuah film unggulan yang sudah dinantikan banyak penggemar film. Selain karena film ini disutradarai Martin Scorsese, seorang sutradara legendaris yang telah berkarya selama lebih dari 6 dekade, portofolio filmnya luar biasa ekstensif dan tentunya serius dalam penggarapannya.
Kali ini Scorsese mengalihwahanakan Killers of the Flower Moon dari novel non-fiksi dengan judul yang sama karya David Grann. Film ini juga dibintangi dua aktor langganan Scorsese sejak 40 tahun terakhir, yaitu Robert de Niro dan Leonardo DiCaprio.
Selain dua aktor senior itu, Lily Gladstone juga ikut mengambil peran penting dalam film yang menceritakan salah satu pengalaman terkelam dalam sejarah Amerika Serikat yang pernah terlupakan selama beberapa dekade ini.
Kini dalam biopik fenomenal yang durasinya sangat panjang (mencapai 3,5 jam), Scorsese mengisahkan sejarah ini dengan cara terbaik lewat jajaran bintang dan narasi filmnya yang epik.
Sinopsis
Pada awal tahun 1920-an, penemuan minyak di tanah milik penduduk asli Suku Osage mengubah suku tersebut menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Demam minyak yang sering disebut emas hitam ini menarik perhatian banyak pengusaha kulit putih yang ingin memanfaatkan peluang tersebut dari Suku Osage, namun dengan cara yang negatif.
Di antara banyak orang kulit putih yang ramai berdatangan, nampak Ernest Burkhart (Leonardo DiCaprio), yang datang atas dorongan pamannya, William King Hale (Robert De Niro). Karena mempunyai sakit di bagian perut saat perang, Ernest ditugaskan menjadi supir, mirip supir taksi di masa sekarang.
Namun, Hale memiliki pikiran jahat untuk memanfaatkan kegantengan Ernest dan kesukaannya akan uang untuk memikat salah satu Suku Osage untuk menikahinya dan mewarisi kekayaan mereka. Tak lama Ernest terpikat dan jatuh cinta dengan salah satu pelanggannya, Mollie (Lily Gladstone), seorang wanita muda Suku Osage yang memiliki warisan banyak dari keluarganya.
Setelah mereka menikah dan dikaruniai anak, banyak anggota Suku Osage berulang kali ditemukan terbunuh secara misterius, dan tak terkecuali ketiga saudari Mollie pun mati satu per satu dengan cara yang sama.
Banyaknya kejadian tersebut memicu Suku Osage menemui Presiden AS saat itu, Calvin Coolidge, untuk membantu mereka menuntaskan kejadian berdarah yang tidak ada habisnya itu. Bisakah kasus pembunuhan ini akhirnya bisa diselesaikan dengan tuntas?
Karakter utamanya justru merupakan sosok antihero
Tak biasanya dalam sebuah film, karakter utamanya bukan digambarkan sebagai sosok pahlawan atau bahkan antihero yang karismatik. Karakter Ernest bahkan merupakan karakter oportunis yang rakus akan uang dan berupaya memanfaatkan apa yang ada di depan matanya.
Saat pamannya menawarkan untuk mendapatkan kekayaan Suku Osage dengan cara menikahi salah satu dari mereka, Ernest dengan cepat menyambar peluang itu. Kita akan melihatnya sebagai sosok yang tidak berpendirian dan mudah digiring untuk melakukan sesuatu yang jahat.
Terlihat jelas saat ia masih menunjukkan rasa sayang terhadap istrinya, tapi masih menjalankan nasihat pamannya untuk membuat istrinya perlahan-lahan mati. Sifat dualisme bak malaikat dan iblis dalam satu individu ini memang tidak mudah dilakukan oleh sembarang aktor.
Beruntungnya Leonardo DiCaprio bisa menjawab tantangan terberat dalam sepanjang karirnya di salah satu penampilan terbaik yang pernah ia berikan dalam sebuah film (setelah perannya di The Revenant pada tahun 2015).
Yang tampil di luar dugaan justru Lily Gladstone yang mampu mereplikasi sosok Mollie dengan sangat meyakinkan. Dengan pandangan matanya dan dari caranya ia berdiam diri, kita tahu apa yang dipikirkannya. Mollie yang sebenarnya sangat pendiam, dari awal terpikat dengan sosok Ernest yang merayunya.
Bahkan Mollie pun tahu dari awal kalau Ernest hanya menyukai uang, terlihat dari kata-katanya yang penuh metafora kepada saudarinya. Mollie bahkan mengatakan kalau Ernest terlihat seperti rubah, sebuah analogi dari bentuk keserakahan, karena rubah merupakah binatang yang suka mencuri makanan.
Namun, ia melihat sosok Hale yang berada, bahkan menampik hal tersebut, dan saudarinya bahkan mengatakan kalau Ernest benar-benar mencintai Mollie. Nantinya akan terlihat menjelang epilog, apakah cinta mereka akan bertahan atau tidak.
Elemen teknisnya sangat mengagumkan
Killers of the Flower Moon memiliki tampilan visual yang luar biasa mengagumkan. Sinematografer Rodrigo Prieto, yang terakhir bekerja sama dengan Scorsese dalam The Irishman (2019), luar biasa dalam mengabadikan luasnya lokasi kota dengan segala keriuhan orang-orangnya yang beraneka ragam. Terlebih lagi saat balapan jalanan dan parade yang terlihat sangat impresif.
Tak lupa shot-shot detil yang intim dari sejumlah karakter utamanya. Tak hanya tampilan visualnya yang mengagumkan, sisi artistiknya yang digarap Jack Fisk (sebelumnya pernah menggarap The Revenant, di mana DiCaprio meraih Piala Oscar), berhasil menampilkan set sesuai zamannya dengan sangat detil.
Durasinya yang terbilang panjang memang menjadi pertanyaan banyak orang yang menontonnya. Film yang naskahnya ditulis oleh Eric Roth (sebelumnya menulis Dune dan pernah meraih Oscar lewat Forest Gump di tahun 1995), memang terbilang sangat lambat. Wajar saja, pendalaman karakternya sangat dalam, selain itu ada banyak aspek yang harus ditelaah lebih lanjut.
Semua itu dilakukan agar ketegangan bisa dibangun dan dimunculkan di waktu yang tepat. Apalagi skoringnya cenderung sangat minimalis, agar terlihat lebih relistis dan mendukung emosi yang ditampilkan.
Yang unik adalah epilognya, disajikan dengan format drama radio, lengkap dengan segala efek manualnya, film ini menutup durasinya yang panjang dengan narator yang membacakan rangkuman kisah dari karakter utamanya. Kalau yang jeli, kita akan melihat Scorsese tampil sebagai cameo sebagai produser drama tersebut.
Untuk beberapa orang, film ini tampaknya tidak akan cocok ditonton, karena tipikal film bertipe slowburn seperti ini akan membuat orang tidak betah duduk menonton berlama-lama, terlebih durasinya sangat panjang. Dengan kata lain, dibutuhkan kesabaran yang jauh lebih ekstra dibanding film-film lainnya.
Isunya sangat beragam dan lekat dengan keadaan saat ini
Kita tak hanya disuguhkan kematian misterius Suku Osage saja dalam film ini, tapi juga sejumlah faktor pendukung terkait yang sebenarnya cukup mengejutkan. Hale sempat menyinggung pembantaian ras di Tulsa tahun 1921, Ku Klux Klan dan juga mengakui ia anggota Free Mason.
Perjalanan sejarah Amerika yang panjang memang banyak dihantui kekerasan rasial dan genosida dari suku-suku pribumi. Banyak hal yang belum bisa dituntaskan, bahkan pemerintah Amerika cenderung menutupi hal tersebut. Film ini seakan membuka mata kita terhadap sisi negatif yang pernah dilakukan dan menjadi pembelajaran agar hal-hal tersebut tidak terjadi di kemudian hari.
Kesimpulan
Dengan durasinya yang sangat panjang, Martin Scorcese secara detil ingin mengungkapkan secara lebih mendalam dari para karakter utamanya, terutama Leonardo DiCaprio yang berperan luar biasa dalam film ini. Perannya sebagai oportunis yang ada di dua dunia memang tidak biasa dan bukan karakter yang selama ini ia perankan.
Robert de Niro dan Lily Gladstone juga tampil memikat dan ketiganya sangat menjiwai karakternya masing-masing. Secara teknis, film ini juga sangat serius digarap elemen teknisnya.
Sebagai penutup, Killers of the Flower Moon seakan menjadi pembuka jalan bagi masalah-masalah serupa yang hingga kini belum terungkap ke hadapan publik, agar bisa menjadi introspeksi dan pembelajaran agar masalah yang sama tidak terulang lagi.
Director: Martin Scorsese
Cast: Leonardo DiCaprio, Robert De Niro, Lily Gladstone, Jesse Plemons, Tantoo Cardinal, John Lithgow, Brendan Fraser, Cara Jade Myers, JaNae Collins, Jillian Dion, Jason Isbell, William Belleau, Louis Cancelmi, Scott Shepherd
Duration: 206 Minutes
Score: 9.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Killers of the Flower Moon
Killers of the Flower Moon mengisahkan pembunuhan misterius Suku Osage karena perebutan ladang minyak oleh orang kulit putih