“Karena setiap kereta ini masuk terowongan, satu gerbong hilang,” – Purnama (Kereta Berdarah, 2024)
MVP Pictures di awal tahun 2024 kembali lagi ke layar lebar dengan menghadirkan salah satu film horor yang sebenarnya direncanakan untuk hadir di Desember 2023 silam. Kereta Berdarah kini disutradarai Rizal Mantovani yang sebelumnya kita kenal lewat saga Kuntilanak dan terakhir sempat menyutradarai Mumun (2022), dan naskahnya ditulis Erwanto Alphadullah yang sebelumnya sukses menulis Di Ambang Kematian (2023).
Sinopsis
Purnama (Hana Malasan) mengajak adiknya, Kembang (Zara Leola) untuk berlibur ke sebuar resor Sangkara yang baru saja jadi. Mereka berdua bersama penumpang lainnya berangkat dari Stasiun Sangkara dengan menaiki kereta wisata yang memang diperuntukkan untuk ke resor tersebut.
Karena saat itu merupakan perjalanan perdana ke Sangkara, penumpangnya tak hanya orang awam saja, namun juga beberapa undangan penting seperti investor (Yama Carlos), dan Bupati Sangkara (Kiki Narendra). Sang investor terkejut melihat banyaknya demo ibu-ibu di stasiun tersebut yang menanyakan suami mereka yang bekerja saat pembangunan rel Sangkara.
Namun, setelah mereka memulai perjalanan, satu per satu gerbong kereta menghilang secara misterius, tanpa diketahui penyebabnya. Tekun (Fadly Faisal), yang merupakan kondektur di kereta itu menjadi yang pertama melihat hal yang aneh itu, dan melaporkannya kepada Masinis (Totos Rasiti).
Kemanakah sebenarnya gerbong yang menghilang tersebut? Apakah para penumpangnya semua selamat nantinya?
Ide ceritanya terbilang baru di Indonesia
Narasi Kereta Berdarah tidak seperti film horor pada umumnya yang selalu memiliki latar belakang reliji, iblis atau setan, tetapi bagaimana kita bisa menghargai alam sekitar dengan segala hal yang melekat di dalamnya sejak dahulu kala. Hal ini lantas diperkuat dengan menggunakan kereta sebagai latar belakang naratif yang telah direncanakan dengan baik.
Entah kenapa banyak media membandingkan film ini dengan Train to Busan yang notabene sama sekali berbeda konsepnya. Erwanto Aphadullah yang sebelumnya menulis naskah Di Ambang Kematian (2023), lagi-lagi menunjukkan kualitasnya sebagai penulis naskah yang menjanjikan.
Ada beberapa adegan yang menurut Cineverse tidak perlu masuk ke dalam film. Memang, fokus naratif film ini ada di karakter Purnama dan Kembang, tapi dialognya terbilang cukup lama. Ada baiknya beberapa karakter penting lainnya mendapat screen time yang cukup agar konflik dan tensi bisa terus dijaga sampai akhir.
Beberapa karakter sebenarnya menarik untuk dikembangkan, namun tidak dieksekusi di film. Banyaknya extras atau pemain figuran (yang mati duluan) juga tampil baik meyakinkan terhadap karakternya masing-masing.
Prolog film sebenarnya lumayan dan dipecah dua untuk di bagian akhir. Sayangnya, film ini mudah sekali ditebak akan seperti apa konklusinya, bahkan tidak menyertakan twist di dalamnya.
Visualisasinya cukup baik yang didominasi CGI di dalamnya
Tidak mungkin membuat Kereta Berdarah tanpa kehadiran CGI. Faktor penting inilah yang membuat film ini bisa dihidupkan ke hadapan penonton.
Pengambilan shot-shot sulit di gerbong kereta yang sempit dan shot yang diambil dari samping kereta saat berada di terowongan, memang memberi nuansa tersendiri. Nuansa gelap seringkali digunakan karena gerbong kereta melewati terowongan memang membantu CGI agar terlihat nyata di layar.
Kesimpulan
Kereta Berdarah tampil beda sebagai film horor yang bisa dikatakan termasuk jarang dieksekusi di Indonesia. Penggunaan gerbong kereta yang dibangun sendiri dari nol (bukan menyewa), menunjukkan seberapa serius film ini digarap.
Desain produksi yang baik ini didukung dengan CGI dan akting yang mumpuni dari para pemain utama dan pendukungnya. Sayangnya sebagai sebuah film horor, film ini terlalu banyak drama di dua karakter utamanya, Hana Malasan dan Zara Leola. Padahal eksposisi karakter lainnya dan kenapa terowongan itu memakan korban, jauh lebih menarik untuk dikembangkan lagi.
Kearifan lokal yang korelasinya lekat dengan hubungan manusia dan alam, menjadi film ini unik dan tidak biasa. Unik karena ini bisa terjadi di mana saja dan membuat kita tersadar kalau ternyata ada pantangan atau larangan yang kalau dilanggar akan berakibat buruk terhadap kita nantinya.
Nantikan Kereta Berdarah mulai 1 Februari 2024 di seluruh bioskop di Indonesia.
Director: Rizal Mantovani
Cast: Hana Malasan, Zara Leola, Kiki Narendra, Putri Ayudya, Yama Carlos, Fadly Faisal, Ruth Marini, Sahira Anjani, Totos Rasiti, Agnes Naomi
Duration: 103 Minutes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Kereta Berdarah
Kereta Berdarah mengisahkan hilangnya satu gerbong kereta tiap kali memasuki terowongan dan memakan korban nyawa di dalamnya