“I was wrong to expect that the devil would have feelings. He has no emotions,” – Ha-young.
SBS kembali menghadirkan tontonan terbaru yang bisa membuat para penonton geram dengan kisah-kisah yang ditawarkan.
‘Through the Darkness’ merupakan salah satu K-Drama yang diadaptasi oleh memoir berjudul They Who Read Hearts of Evil, karya profiler kriminal pertama Korea, Kwon Il-yong.

Drama ini berlatar pada akhir tahun 1990-an dan dibintangi oleh Kim Nam-gil sebagai profiler perintis yang berjuang untuk membaca pikiran para pembunuh berantai.
Selain Nam-gil, beberapa bintang lain juga turut menghiasi ‘Through the Darkness’ di antaranya, Jin Sun-kyu, Ryeo Un, Kim So-jin, Lee Dae-yeon, Kim Won-hae, hingga Jung Soon-won.
‘Through the Darkness’ mengambil alih slot waktu SBS di hari Jumat & Sabtu pukul 22:00 yang sebelumnya ditempati oleh ‘Now, We Are Breaking Up’. Adapun drama ini disutradarai oleh Park Bo-ram dengan total 12 episode yang berdurasi sekitar 60 menit tiap episodenya.
Sinopsis
Pada tahun 1990-an, warga Seoul dicekam ketakutan setelah serangkaian serangan brutal dan pembunuhan terjadi oleh sosok misterius yang dijuluki ‘Topi Merah’.
Melihat serangannya yang acak dan diketahui tanpa motif apapun, membuat para polisi di distrik tersebut kewalahan untuk memprediksi apa yang mereka hadapi dan langkah sang pembunuh selanjutnya.
Sadar akan adanya metode yang lebih baik, salah satu anggota kepolisian bernama Kook Young-soo (Jin Sun-kyu) berpendapat bahwa Korea harus mencontoh keberhasilan FBI menggunakan profiler kriminal untuk mengidentifikasi pembunuh berantai.
Ia kemudian merekrut Song Ha-young (Kim Nam-gil) sebagai seorang mantan detektif, untuk menjadi seorang profiler pertama dan memberi para polisi metode baru untuk mengakhiri serangkaian pembunuhan ‘Topi Merah’ dan kasus-kasus selanjutnya.

Setelah tim Analisis Perilaku Kriminal dibentuk dengan susah payah, baik Song Ha-young, Kook Young-soo, maupun Jung Woo-joo (Ryeo Un), harus bertahan di tengah banyaknya komentar mengenai fungsi dibentuknya tim baru tersebut. Mereka kerap dipandang sebelah mata karena dianggap tidak memiliki peran penting dalam kepolisian.
Selain berhadapan dengan para detektif, tim Analisis Perilaku Kriminal juga harus menghadapi serentetan diskusi gila bersama para penjahat, guna mengetahui latar belakang dan kondisi psikologis mereka ketika melakukan kejahatan-kejahatan yang tak termaafkan.
Mampukah ketiganya, khususnya Song Ha-young sebagai profiler pertama, menghadapi beragam cobaan dan menghadapi kegelapan?
Mengulik perjalanan profiler kriminal pertama di Korea Selatan
Profiler adalah seseorang yang mencatat dan menganalisis karakteristik psikologis dan perilaku seseorang, untuk menilai atau memprediksi kemampuan mereka. Profiler biasanya juga difungsikan untuk membantu dalam mengidentifikasi kategori orang.
Dalam bagian pertama, terlebih dua episode awal, ‘Through the Darkness’ secara spesifik menyoroti bagaimana kepribadian, masa lalu, dan analisis Ha-young sangat cocok untuk menjadi seorang profiler seperti yang diungkapkan oleh kaptennya, Young-soo.

Sebagai seorang profiler, tokoh Ha-young digambarkan sebagai sosok pendiam namun memiliki rasa empati yang tinggi. Meski memang Nam-gil cukup terlihat pasif jika dibandingkan dengan para koleganya, namun bagaimana caranya menghadapi berbagai macam pembunuh patut diacungi jempol.
Selama bagian awal yang terdiri dari 6 episode pertama, penonton disuguhkan dengan bagaimana tim Analisis Perilaku Kriminal merintis karirnya secara perlahan.
Selain itu, alur cerita juga dibuat secara maju-mundur di bagian awal, agar para penonton bisa mengetahui latar belakang sosok profiler pertama Korea Selatan.
Bagaimana Ha-young sangat cocok untuk menjadi seorang profiler dan bagaimana rasa trauma memberinya kelebihan yang tak terduga. Kejeniusannya dalam membuat profil berasal dari sikapnya yang berempati.
Sudut pandang cerita yang unik
Jika di bagian pertama penonton difokuskan untuk melihat latar belakang dan perjuangan sang profiler untuk bertahan di Korea, bagian kedua ‘Through the Darkness’ mulai sepenuhnya fokus pada kejahatan-kejahatan sang pembunuh berantai.
Melihat banyaknya K-Drama bertemakan kasus-kasus misteri-kriminal, jelas membuat sebagian orang mungkin jenuh dengan jenis cerita seperti itu.
Namun, ‘Through the Darkness’ lebih mengutamakan sudut pandang sang pelaku kejahatan. Hal ini membuat K-Drama tersebut mungkin cukup berbeda jika dibandingkan drama detektif lainnya.

Penonton tidak diputar otaknya untuk menyelidiki siapa pelaku kejahatan, melainkan diperas hatinya agar bisa berempati terhadap korban dan keluarganya, namun tetap menjalankan akal meski berhadapan dengan para kriminal gila.
Tidak ada kasus-kasus yang membuat kita menebak-nebak siapa pelaku utama, karena setiap kasus lebih mementingkan ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’.
‘Through the Darkness’ jelas lebih menyukai psikologi sang kriminal daripada adegan pembunuhan serampangan. Hal unik lainnya, drama ini memiliki kemungkinan besar untuk tidak membuat bosan para penonton dengan alur cerita yang biasanya membingungkan, seperti cerita misteri-detektif pada umumnya.
Dalam ‘Through the Darkness’, ada 5 kasus yang berbeda-beda, sehingga setiap episode akan memiliki pendekatan, metode, dan alur yang beragam.
Tidak ada hal luar biasa, selain realita yang mencekik
‘Through the Darkness’ bukanlah sebuah drama sempurna. Alur cerita yang membuat sesak, dikemas dengan tenang, lamban, dan cukup rapi. Diadaptasi dari sebuah memoar, kasus-kasus yang terjadi tentu tidak selesai hanya dalam waktu sehari atau sebulan.
Cerita yang tersaji kerap membutuhkan banyak waktu dan tenaga selama berbulan-bulan hingga publik bahkan mulai tidak percaya dengan kepolisian Korea Selatan.

Sang profiler juga digambarkan seperti manusia pada umumya. Memiliki rasa trauma, bukan seorang jenius yang selalu dianggap benar dan menyatukan segala bukti dalam sekejap sebagai sebuah kesimpulan.
Perlu adanya wawancara, diskusi, dan analisis mendalam, terhadap para kriminal tersebut. Dan hal itu juga dilakukan selama bertahun-tahun, bukan hanya dalam satu kedipan mata.

Meski Ha-young dan timnya sangat jeli dan cerdas, tetapi mereka tidak bisa melihat atau mengetahui segalanya. Kenyataannya adalah bahwa petunjuk seringkali tidak mengarah langsung ke pelakunya, dan mencari tahu modus operandi penjahat tidak berarti para profiler secara otomatis tahu siapa mereka atau di mana mereka akan menyerang selanjutnya.
Penonton akan dibuat untuk mempertanyakan tentang keberadaan monster dalam diri kita sendiri. Sudahkan kita menyadarinya?
Kesimpulan
Jangan bayangkan ‘Through the Darkness’ sebagai sebuah drama misteri-detektif seru, penuh pelarian dan aksi kejar-kejaran seperti cerita yang banyak rilis sebelumnya. K-Drama ini memiliki tempo yang cukup lambat dengan cerita yang beragam.
Penyelesaian kasus bisa dibilang cukup alot, namun hal tersebut dapat diimbangi dengan kepuasan saat berhasil menemukan sang pelaku kejahatan.
Seperti judulnya, para penonton harus bertahan dan tetap waras jika ingin terus melanjutkan hingga episode akhir dan melewati kegelapan. ‘Through the Darkness’ saat ini telah rampung 12 episode dan dapat disaksikan melalui layanan Viu.
Director: Park Bo-ram
Episode: 12
Cast: Kim Nam-gil, Jin Sun-kyu, Ryeo Un, Kim So-jin, Lee Dae-yeon, Kim Won-hae, hingga Jung Soon-won.
Score: 6.6/10