“You’re a very close friend and you’re very precious to me.” – Jeong Chan-young (Thirty, Nine).
Para penggemar ‘Hospital Playlist’ dan ‘Crash Landing on You’ dipertemukan di drama Korea terbaru JTBC, ‘Thirty Nine’. Ada Jeon Mi-do dan pengantin baru, Son Ye-jin menjadi pemeran utama bersama satu aktris yang tak kalah tenar, Kim Ji-hyun (Hometown Cha Cha Cha, Backstreet Rookie).
Mereka bertiga, sama-sama berumur 39 tahun, bersatu untuk menghadapi petualangan berikutnya di kepala empat. Seakan memegang prinsip bahwa “life is a never ending cycle of pain”, drama ‘Thirty Nine’ menunjukkan bahwa kehidupan tidak akan selalu memberi kita sesuatu yang mengenakkan.
Ada kalanya ketika pilihan karier sudah aman, hubungan pertemanan berjalan baik, ada saja satu dua hal yang masuk ke dalam hidup membuat berantakan semuanya.
Dengan jumlah 12 episode, ‘Thirty Nine’ meramu semua ketidakenakan itu menjadi drama bertempo pelan, bertumpu pada dialog yang kerap menyayat hati.
Sinopsis
Drama ‘Thirty Nine’ diceritakan dari sudut pandang tiga sekawan. Ada Cha Mi-jo (Son Ye-jin), seorang dokter dan direktur dari klinik dermatologi; seorang guru akting bernama Jeong Chan-young (Jeon Mi-do); dan manajer dari toko kecantikan di department store, Jang Jo-hee (Kim Ji-hyun).
Mereka bertiga datang dari latar belakang keluarga yang berbeda. Mi-jo adalah seorang anak adopsi dari keluarga mampu; Chan-young telah lama hidup mandiri tanpa dampingan orang tuanya; Jo-hee yang harus selalu menemani ibunya yang baru saja menyelesaikan rangkaian pemulihan kanker.
Perbedaan itu tidak mempengaruhi pertemanan mereka yang sekarang sudah menginjak usia 20 tahun. Mereka sudah sangat dekat dengan keluarga masing-masing, juga paham akan lika liku kehidupan percintaan mereka. Apa yang Mi-jo tahu dan rasakan, pasti juga diketahui dan dirasakan oleh Chan-young dan Jo-hee.
Di tengah peliknya percintaan yang sedang masing-masing dari mereka alami, tiba-tiba ada satu berita tidak mengenakkan datang tak terduga. Chan-young ternyata selama ini mengidap kanker pankreas stadium akhir dan hidupnya tinggal tersisa beberapa bulan lagi. Mereka bertiga pun tidak tahu harus melakukan apa.
Pedoman untuk mempertahankan persahabatan
Berbicara mengenai persahabatan, ‘Thirty Nine’ bisa menjadi sebuah benchmark atau panutan bagi mereka yang hendak atau sudah terlibat di persahabatan antara tiga orang.
Drama ini menunjukkan bahwa persahabatan seperti itu perlu dilalui dengan keterbukaan satu sama lain dan jangan ada rahasia yang hanya diketahui satu dua orang saja.
Sebab, persahabatan yang terdiri dari tiga orang biasanya akan ada satu pihak yang merasa left out atau jarang diikutsertakan oleh obrolan dua orang lainnya.
Itulah yang dirasakan oleh Jo-hee, di mana ia menganggap bahwa Mi-jo selalu cerita terlebih dahulu ke Chan-young, begitupun sebaliknya.
Untuk mengatasi itu, Jo-hee pun mengutarakan perasaannya kepada Mi-jo, dan betul saja, ia tidak pernah sadar kalau Jo-hee berpikir seperti itu. Masalah pun selesai berkat Jo-hee yang terus terang, mengungkapkan kegelisahannya.
Peliknya percintaan sejumlah karakter utamanya
Mi-jo, Chan-young, dan Jo-hee memiliki hubungan asmara dengan taraf kerumitan yang berbeda. Mi-jo yang tiba-tiba kasmaran dengan rekan kerjanya, Chan-young yang masih terlibat dengan kekasih lamanya, lalu Jo-hee yang kepincut dengan kegagahan seorang pemilik restoran dekat rumahnya.
‘Thirty Nine’ membuktikan bahwa kerumitan apapun itu jika dihadapi dengan bersama-sama pasti bisa dilalui dengan baik. Mi-jo, Chan-young, dan Jo-hee senantiasa menjadi pundak bagi masing-masing dari mereka mengeluarkan keluh kesahnya.
Untuk kasus Chan-young, kekasih dia sebenarnya sudah berumah tangga, namun tidak bisa disebut sebagai selingkuhannya juga. Ada satu peristiwa di balik itu yang membuat Chan-young akhirnya seakan-akan dipandang sebagai selingkuhan.
Menjalani hubungan menjelimet itu tentu menguras tenaga. Apalagi, hidupnya tinggal menghitung hari. Maka dari itu, Mi-jo dan Jo-hee selalu pasang badan untuk Chan-young.
‘Thirty Nine’ memperlihatkan tingginya kerelaan seseorang untuk sahabatnya yang tidak bisa diukur dengan pengukur manapun.
Bukan drama yang fun untuk ditonton
© Netflixe’ adalah tontonan yang menghabiskan air mata. Jangan menonton ini bila sedang dalam kondisi rapuh, lantaran lebih dari tiga perempat drama dihabiskan dengan tangisan dan emosi yang meletup-letup.
Kesedihan ini berhasil ditunjukkan dengan baik oleh Son Ye-jin dan Jeon Mi-do sebagai nyawa dari drama ini. Mereka bisa mencampuradukkan emosi dan tangisan dengan baik, membuktikan bahwa peristiwa yang menimpa mereka benar-benar perih, mengoyak hidup mereka.
Kegagalan pada ‘Thirty Nine’ mungkin ada pada tempo ceritanya yang sangat lambat, bisa dibilang seperti pembunuhan perlahan. Dibunuh dengan lamanya eksekusi dari tiap adegan. Inilah yang kemudian menjadikan drama ini–terutama episode 6 ke atas–lemah dari sisi penceritaannya.
Di sini, ‘Thirty Nine’ mengeksekusinya dengan dialog yang cenderung bertele-tele antara para karakter. Banyak adegan-adegan yang bisa dikatakan tidak perlu ada, dimasukkan menjadi bagian dari perjalanan menuju akhir Chan-young.
Berhubung penonton sudah tahu akan nasib Chan-young di akhir, drama ini seharusnya cukup meletakkan fokusnya pada Chan-young dan usaha orang-orang di sekitar dia merealisasikan mimpinya.
Sayang, ‘Thirty Nine’ tetap memaksa memasukkan background story yang tidak berhubungan dengan akhir hidup Chan-young. Cerita-cerita itu minim relevansi dengan Chan-young, malah akhirnya sulit menaruh perasaan iba kepada Chan-young.
Kesimpulan
Dibekali oleh aktris top macam Son Ye-jin dan Jeon Mi-do, ‘Thirty Nine’ berhasil memanfaatkan kehadiran mereka dengan memberikan porsi yang pas. Cerita persahabatan yang diangkat juga bisa menjadi refleksi bagi mereka yang sedang terlibat di persahabatan seperti Mi-jo, Chan-young, dan Jo-hee.
Namun, plotnya yang lambat ini bisa membuat penonton bosan dan mungkin berhenti menonton di tengah-tengah drama.
Director: Kim Sang-ho
Cast: Son Ye-Jin, Jeon Mi-Do, Kim Ji-Hyun, Yeon Woo-Jin, Lee Mu-Saeng, Lee Tae-Hwan, Ahn So-Hee
Episode: 12
Rating: 6.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
Thirty, Nine
Bersandar dalam suka dan duka, trio sahabat berdiri bersama saat mereka mengalami hidup, cinta, dan kehilangan di ambang usia 40 tahun.