Review The Sound of Magic (2022)

Bersiaplah untuk tersihir oleh pesona magis seorang pesulap misterius

Apakah kamu percaya dengan sulap? – Lee-Eul (The Sound of Magic).

 

Drama Korea terbaru di Netflix telah tayang berjudul ‘The Sound of Magic’, drama tersebut berdasarkan Webtoon populer berjudul “Annarasumanara” yang dirilis pada tahun 2010 lalu.

‘The Sound of Magic’ disutradarai Kim Sung Yoon yang berada di balik kesuksesan ‘Itaewon Class’. Naskahnya ditulis Kim Min Jung yang bekerja sama dengannya saat menggarap drama ‘Korea Love in the Moonlight’.

Sinopsis

Mengisahkan perjalanan Yoon Ah Yi (Choi Sung-Eun) ia adalah seorang siswa sekolah menengah, tetapi dia mendukung dirinya sendiri dan adik perempuannya dengan bekerja waktu. Dia tidak tahu di mana orang tuanya. Ayahnya diusir dari rumah karena penagih utang dan ibunya kemudian meninggalkan rumah.

Yoon Ah Yi anak yang cerdas, bahkan dengan situasi keuangannya yang buruk, dia mampu menduduki peringkat teratas di sekolahnya secara akademis. Dia juga memiliki penampilan yang cantik. Karena beban hidupnya, Yoon Ah Yi kehilangan mimpi dan ingin menjadi dewasa dengan cepat.

© Netflix

Suatu hari, Yoon Ah Yi bertemu Penyihir Lee-Eul (Ji Chang-Wook) di sebuah taman hiburan yang ditinggalkan. Dia mengadakan pertunjukan sulap kepada orang-orang yang mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak percaya pada sihir. Dia adalah orang yang misterius, tapi dia menghibur Yoon Ah Yi, yang mengatakan kepadanya bahwa dia tidak percaya pada sihir.

Sementara itu, teman sekelasnya adalah Na Il-Deung yang dibintangi oleh Hwang In-Yeop. Dia secara teratur bersaing dengan Yoon Ah Yi untuk mendapatkan nilai tertinggi. Il- Deung merupakan anak laki-laki yang sebenarnya tidak diharapkan lahir.

Na Il Deung dulunya siswa populer yang hanya fokus dengan pelajaran dan tidak tahu cara berteman. Namun dia mulai berubah setelah mengikuti Yoon Ai ke taman hiburan dan belajar sulap bersama Lee Eul.

Drama yang amat berwarna

© Netflix

Terdengar seperti drama anak-anak, namun nyata nya drama ini mengusung tema “menjadi dewasa”. Bagaimana banyak keraguan anak-anak menyongsong masa depan yang akan datang, ketidak adilan hidup bagi orang-orang tertentu. Sulap adalah selingan dari berbagai beban berat kehidupan serta banyak nya keraguan dalam hidup.

Sulap bagaikan hiburan tersendiri bagi orang-orang yang terjebak dalam  perlombaan yang tak terlihat dalam kehidupan, bagaimana seseorang harus mampu bertahan di saat banyak orang yang berambisi besar dalam hidupnya. Sulap membantu banyak orang untuk kembali percaya bahwa hidup masih bisa berjalan meskipun berat.

Ditambah dengan warna-warni sulap yang menghibur mata, membuat drama tersebut sangat berwarna. Penonton di bawa ke dalam dunia fantasi yang amat menyenangkan, ditambah dengan latar tempat taman bermain anak-anak yang semakin menguatkan fantasi menyenangkan para penonton.

Dewasa itu menyenangkan atau membosankan?

Bagaimana pendapat Cilers tentang dewasa? Menjadi orang yang bertumbuh dewasa mungkin menyenangkan bagi sebagian orang. Apalagi bagi anak remaja yang tengah beranjak dewasa, bayangan akan “menjadi dewasa” yang bisa melakukan apa saja membuat kita bisa tertawa sejenak membayangkan bagaimana rasanya menjadi dewasa.

Akan tetapi menjadi dewasa pada akhirnya tak seperti apa yang bisa dibayangkan, semena-mena, menganggap remeh anak-anak, membuat aturan sendiri, menjadi hal paling diperhatikan dalam drama yang satu ini.

Pembahasan dewasa bukan suatu hal yang menyenangkan, “menjadi dewasa itu menyenangkan” hanyalah pola fikir remaja tanggung yang menanggung banyak beban kehidupan sebelum waktunya dewasa.

© Netflix

Dunia sulap adalah dunia fantasi, yang membawa kita pada kebutuhan penghiburan dari realitas kehidupan yang nyata nya jahat bagi sebagain anak remaja. Dewasa belum tentu mereka bisa bertanggung jawab dan memberi contoh yang baik bagi anak-anak. Justru dewasa sendiri memberi makna bahwa, umur bukanlah patokan seseorang untuk menjadi dewasa.

Tema ini akan membawa penonton pada kenyataan hidup yang nyata, yang dikemas melalui narasi-narasi menarik yang membuat kita semakin bisa menyadari kehidupan yang ada sekarang. Tentang bagaimana dewasa itu, bagaimana menjadi dewasa, apakah menyenangkan menjadi dewasa? Atau justru amat membosankan?

Mungkin kita akan berfikir, apa hubungan antara sulap dengan dewasa? Nanti kalian akan menemukan nya jika menonton film ini secara mendalam. Penuh akan pesan tersirat, drama ini cocok ditonton oleh semua kalangan orang

Karakter yang misterius

Tiga karakter utama yang menjadi fokus dari drama ini adalah Yoon Ah-Yi, Na Il-Deung, dan Lee-Eul. Ketiga nya memiliki kisah kehidupan yang hampir sama, namun yang sangat misterius adalah Lee-Eul. Pesulap yang satu ini cukup misterius, kisah kehidupan masa lalu nya tak banyak diketahui orang.

© Netflix

Hanya ada informasi yang beredar, bahwa Lee Eul adalah salah satu psikopat berkedok pesulap. Lee-Eul yang sebatang kara bahkan hidup di taman hiburan bermain anak-anak yang terbengkalai, dengan salah satu burung kakak tua bernama Bella berwarna merah yang cantik dan pintar. Jelas hal tersebut membuat karakter Lee-Eul semakin misterius.

Sementara Yoon Ah-Yi dan Na Il-Deung jelas memiliki permasalahan nya masing-masing, hal tersebut menjadi hal utama juga yang dibahas secara perlahan dalam drama ini.

Drama musik fantasi

Menjadi suatu hal yang menarik, ‘The Sound of Magic’ termasuk drama musik fantasi yang cukup menghibur. Setiap episodenya ada beberapa kali para pemainnya akan bernyanyi sambil menari, menyesuaikan keadaan yang ada. Setiap pemain menyanyikan lagunya sendiri, hal ini terlihat dari list lagu yang yang dirilis sebagai soundtrack.

© Netflix

Lagu-lagu tersebut terdiri dari “Magic in You”, “My Dream Family”, “Do You Believe in Magic”, “Don’t Make Me Dream”, “I Mean It”, “Merry Go Round”, “ A Curse of Asplath”, “Have a Good Night”, “Consolation”, “As a Grown Up Or A Child”, “Annarasummanara”, “Fantasy”. Musikalisasi lagu tersebut terselip disetiap episodenya.

Setiap lirik lagunya juga memberikan pesan tersirat yang masih sesuai dengan tema dari drama tersebut, membuat drama ini semakin menarik dan lebih berwarna.

Tidak ada unsur jatuh cinta

Biasanya, banyak drama fantasi yang masih melibatkan unsur “jatuh cinta” di dalam kisah nya. Namun berbeda dengan ‘The Sound of Magic’, drama ini tidak sama sekali mengambil unsur karakternya yang saling jatuh cinta.

Semuanya berisi pesan tersirat yang mendalam bagi kehidupan, jatuh cinta tidak cocok dimasukkan ke dalam unsur jalan cerita yang menarik ini.

© Netflix

Meskipun, Na Il-Deung sendiri memang agak terkesima dengan Yoon Ah-Yi. Karena, disaat dunia tak adil dengan Ah-Yi dia tetap bertahan dengan keadaan. Bahkan Ah-Yi masih mampu menyaingi Il-Deung yang terkenal akan kepintaran nya yang tak terkalahkan.

Sehingga, drama ini sangat cocok bagi mereka yang mungkin bisa mengerti dengan tema “menjadi dewasa”.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, ‘The Sound of Magic’ adalah drama musik fantasi yang mengusung tema unik. Dengan sulap, semua beban bisa terangkat dengan mudah. Meringankan beban orang-orang yang merasa tidak adil dengan kehidupan yang ada. Ekspektasi “menjadi dewasa”, tak seindah yang dipikirkan oleh anak remaja, menjadi unsur utamanya.

© Netflix

Terlebih lagi, efek-efek CGI tentang sulap membuat penonton semakin betah menonton. Meskipun beberapa karakter sangat misterius, namun hal tersebut yang menambah kesan bagi jalan cerita yang menarik tersebut.

Ada plot twist besar di akhir jalan ceritanya, membuat penonton akan semakin penasaran akan jalan cerita yang sebenarnya.

Jadi, apakah kalian siap menonton drama yang satu ini? Siapkan dirimu untuk percaya “Apakah sulap itu nyata?”

 

Director: Kim Sung Yoon

Episode: 6

Cast: Choi Sung-Eun, Ji Chang-Wook, Hwang In-Yeop

Score: 8.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

The Sound of Magic

8 Score

Pesulap yang tinggal di bekas taman hiburan ini menghilangkan masalah dan membangkitkan kembali harapan remaja putus asa yang sedang dirundung berbagai kenyataan pahit.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 8
Exit mobile version