Review Money Heist: Korea – Joint Economic Area (2022)

Aksi Sekelompok Orang yang Mencoba Merampok Gedung Percatakan Uang di Area Unifikasi Duo Korea

“Satu-satunya cara untuk mengendalikan manusia adalah dengan menanamkan rasa takut pada mereka,” – Berlin (Money Heist: Korea – Joint Economic Area).

 

Bukan hijo de puta, bukan pula mierda. Tapi, shibal dan gasaekki! Setelah merampungkan serialnya pada bulan November 2021 lalu, ‘La Casa de Papel’ atau ‘Money Heist’ untuk nama internasionalnya, dibuat ulang di Negeri Ginseng alias Korea Selatan. Dengan deretan karakter dengan nama yang sama, serial crime drama satu ini dikreasikan kembali dengan judul ‘Money Heist: Korea – Joint Economic Area’.

‘Money Heist: Korea’ hadir dengan latar belakang cerita yang berbeda, termasuk cikal bakal para karakter di dalamnya memutuskan bergabung dengan perampokan ini. Bukan di Madrid, drama ini tetap berlatar di percetakan uang, namun lokasinya ada di antara Korea Selatan dan Korea Utara.

Ceritanya, dua negara ini akhirnya rujuk dan membuat semacam kota baru yang disebut Joint Economic Area (JEA). Di situ, ada percetakan uang yang menjadi target para perampok.

Dirilis sebanyak 6 episode, ‘Money Heist: Korea’ menyebut paruh pertama dramanya sebagai part 1. Part berikutnya akan rilis akhir 2022 dengan jumlah episode yang sama. Tetapi, apakah bagian pertama drama ini mampu memenuhi ekspektasi para penonton? Terutama mereka yang menonton serial orisinalnya?

Yaa, bisa dibilang drama ini bisa menutupi beberapa plot holes atau ketidakmasukakalan yang muncul dari versi Spanyol-nya. Namun, hal itu juga membuat mereka memulai drama ini dengan lambat sehingga “panas”nya cenderung telat.

Sinopsis

© Netflix

Para perampok mengambil alih perhatian saat duo Korea bersatu. Dengan sandera yang terperangkap di dalam, polisi harus menghentikan mereka — serta dalang di balik itu semua. Profesor (Yoo Ji Tae) mengumpulkan anggota dan berencana untuk menyerang gedung percatakan uang untuk membawa 4 triliun won dan menghilang setelahnya.

Mereka para perampok merasa dikhianati oleh janji-janji mengenai kemajuan di Korea dan terjebak di situasi yang hanya menguntungkan orang-orang kaya sehingga sebuah kelompok penjahat memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri. Akankah pencurian ini memecah bangsa menjadi dua bagian lagi? Atau menyatukan mereka bersama melawan kesenjangan yang tidak adil antara si kaya dan si miskin?

Same Berlin, Different Berlin

© Netflix

Satu kalimat yang bisa mendefinisikan drama ini mungkin adalah yang di atas. Tak hanya berlaku pada Berlin (Park Hae Soo), karakter lainnya seperti Tokyo (Jeon Jong Seo), Rio (Lee Hyun Woo) dan Denver (Kim Ji Hoon) memiliki perbedaa dari versi orisinalnya, namun masih menyimpan banyak unsur yang sama. Mereka semua memiliki latar belakang yang berbeda, tetapi karakternya banyak yang serupa.

Bermodalkan situasi yang berangsur membaik antara kedua negara, karakter dari ‘Money Heist: Korea’ banyak rata-rata datang dari momen tersebut. Berlin dulunya adalah seorang bocah yang mencoba kabur dari Korea Utara, namun upayanya gagal dan membuat dia harus mendekam di penjara selama 25 tahun.

Tokyo adalah warga Korea Utara yang senang dengan musik Korea Selatan seperti BTS sehingga bertekad untuk bisa ke pindah dari tanah kelahirannya melalui jalur militer. Ia mendaftarkan diri sebagai salah satu prajurit, dan ketika masa baktinya sudah selesai, ia pindah ke Korea Selatan. Nahas, Korean Dream yang ia dambakan tidak terwujud, malah membuatnya menjadi seorang buronan.

Berbeda dengan Berlin dan Tokyo, Rio adalah anak orang kaya yang kerjanya pesta dan mabuk-mabukan. Ia membuang peluang untuk sekolah kedokteran, juga hubungan dia bersama Ayahnya juga kurang baik. Sisanya, Moscow (Lee Won Jong) dan Denver tidak jauh berbeda latar belakangnya dengan versi orisinalnya, sama halnya dengan Helsinki (Kim Ji Hun) dan Oslo (Lee Kyu Ho).

Yang masih menjadi misteri adalah latar cerita Nairobi (Jang Yon Juu). Tidak jelas apakah dia memiliki motif yang sama seperti Nairobi versi Spanyol, di mana dia memiliki ambisi untuk bertemu kembali dengan anaknya yang telah lama berpisah.

Dari deretan latar belakang yang beda, ‘Money Heist: Korea’ tetap mempertahankan watak masing-masing para karakter. Berlin masih dengan gaya kepemimpinannya yang berwibawa, Tokyo yang selalu setiap pada rencana Profesor, Rio dengan gaya kekanak-kanakannya, hubungan Moscow-Denver yang menghangatkan, Nairobi dan kecintaannya pada mesin pencetak uang, dan terakhir ada Helsinki-Oslo yang…. Masih tetap menjadi bahan suruhan.

Less Romance, More Heist

© Netflix

Dari sisi cerita, ‘Money Heist: Korea’ menyesuaikan dirinya dengan publik Korea yang genrenya sudah terkotak-kotak. Kalau romance, ya, romance saja. Kalau action, ya, action saja. Berbeda dengan kebanyakan serial Spanyol yang pasti harus ada telenovelanya. Itulah yang terjadi pada ‘La Casa de Papel’. Versi Koreanya, para penulis skenario: Ryu Yong Jae, Kim Hwan Chae dan Choe Sung Jun, ingin bagian satu ini menjadi perkenalan bahwa para karakter sepenuhnya menaruh fokus pada perampokan yang sedang terjadi.

Banyak rentetan adegan yang serupa seperti versi orisinalnya seperti Rio yang tertembak di awal-awal, versi Korea dari Arturito (nama karakternya Cho Young Min yang diperankan oleh Park Myung Hoon) yang juga ikut tertembak dan harus mengirim dokter ke dalam gedung, dan perselisihan antara Tokyo dan Berlin.

Meski dengan bungkus yang sama, isinya cenderung berbeda. Untuk mencapai pada kemiripan itu, ‘Money Heist: Korea’ kerap mengeksekusinya dengan berbeda. Ini menambah kesan bahwa drama ini tidak ingin sepenuhnya disamakan dengan versi orisinalnya.

Dinamika para karakter di dalam ‘Money Heist: Korea’ juga mengundang penonton untuk semakin penasaran. Apa langkah berikutnya dari karakter A? Bagaimana perannya karakter B setelah karakter C gagal melakukan bagiannya? Semua itu mungkin bisa tertebak bila sudah menonton versi orisinalnya, tetapi ‘Money Heist: Korea’ tetap bisa menumbuhkan rasa penasaran itu.

Penonton diajak untuk mengulik motif para karakter melakukan suatu hal dan bagaimana itu bisa berpengaruh terhadap kontribusinya terhadap perampokan ini.

Menanti aksi Profesor

© Netflix

Dari beberapa hal yang membuat ‘Money Heist: Korea’ berhasil membuat penonton terjaga di tempat duduknya, drama ini tetap memiliki beberapa flaws yang rasanya gagal menyamai tingkat keasyikan serial orisinalnya. Berkali-kali Inspektur Seon Woo Jin (Kim Yun Jin) mengatakan bahwa Profesor dan perampoknya berhasil mengelabui mereka dan berada satu langkah di depan.

Namun, hal itu tidak begitu tergambarkan dengan baik. Profesor tidak begitu terlihat kontribusinya, seakan membiarkan Berlin dan kawan-kawan memutar otak di dalam gedung percetakan. Minimnya adegan kilas balik saat Profesor mengajarkan orang-orang ini juga menjadikan sosok Profesor tidak sepintar yang dikira oleh para polisi.

Mungkin itu semua karena drama ini masih akan merilis enam episode lagi untuk part berikutnya. Apabila betul begitu, saya tentu berharap apa yang disimpan-simpan sejak awal bisa “pecah” dengan baik di part kedua. Cukup para perampok yang mentas di part ini, terutama Denver.

Entah kenapa Denver sudah menunjukkan bahwa ia akan menjadi salah satu bintang drama. Tak hanya dari hubungan yang akan ia bangun bersama Yoon Mi Seon (Lee Joo Bin), tapi ia juga sudah membuktikan bahwa ia adalah salah satu orang yang bisa diandalkan.

Kesimpulan

‘Money Heist: Korea’ tidak ingin dibanding-bandingkan dengan versi orisinalnya. Meski urutan kejadian yang terjadi hampir serupa, eksekusi untuk ke titik itu benar-benar berbeda. Tak perlu khawatir jika kamu sudah menonton ‘La Casa de Papel’ dan bisa menebak apa yang akan terjadi. Sebab, ‘Money Heist: Korea’ akan memiliki sentuhan dan perjalanan yang berbeda menjelang titik klimaksnya.

 

Director: Kim Hong Sun

Cast: Yoo Ji Tae, Park Hae Soo, Jeon Jong Seo, Lee Won-Jong, Park Myung-Hoon

Duration: 12 Episodes

Score: 7.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Money Heist: Korea – Joint Economic Area

7.6 Score

Pencuri menguasai gedung percetakan uang milik Korea bersatu dan menawan banyak sandera. Polisi harus menghentikan aksi mereka, serta dalang yang bersembunyi di baliknya.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 7
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 8
Exit mobile version