“Selama kamu hanya mengajak pada kebaikan, mereka akan membiarkanmu. Tapi begitu kamu mengusik kepentingan dan kesenangan mereka, kamu akan menjadi musuhnya,” – Ibu (Jin Khodam)
Kali ini ada film horor baru yang mengaitkan tentang salah satu jin pendamping manusia, yakni Jin Khodam. Film bergenre horor dengan unsur religi ini telah tayang di bioskop pada 25 Mei kemarin.
Disutradarai oleh Dedy Mercy, film ini dibintangi oleh Boy Hamzah, Haviza Devi Anjani, Ray Sahetapy, Egi Fedly, Kukuh Prasetyo, Ayu Dyah Pasha, Widi Dwinanda, Wan Afox, Samsul Gondo, Piet Pagau, Azul Pratama, dan Abbiyu Barakbah.
Jin Khodam akan menambah deretan film horor lokal baru yang menghiasi bioskop tanah air, kehadirannya tentu memperbanyak pilihan penonton khususnya yang menyukai genre horor.
Sinopsis
Film ini menceritakan tentang seorang ustadz muda bernama Bagas (Boy Hamzah) yang memutuskan untuk pulang ke kampungnya usai belajar mendalami agama di sebuah pondok pesantren. Berbekal ilmu yang didapatnya, ia ingin menerapkan kegiatan keagamaan serta sedikit demi sedikit merubah norma sosial yang sudah hilang di kampungnya.
Ditemani kedua temannya, usaha Bagas tidak begitu mudah. Ia mendapat banyak cibiran dan juga penolakan dari orang-orang di kampungnya, terutama yang berada pada status ‘orang kaya’.
Tindakan yang dilakukan Bagas lama kelamaan terasa mengganggu, hingga membuat para orang berkuasa di kampungnya mulai merencanakan hal jahat yang membahayakan. Akhirnya tiba waktunya, saat Bagas mulai diikuti dan dipukuli. Bahkan mayatnya dibuang ke sungai agar tak ditemukan.
Mereka semua mengira telah berhasil menyingkirkan Bagas dan merasa jika tak ada lagi yang bisa mengganggu segala aktivitas mereka, yang sebenarnya menyimpang dari syariat islam.
Film horor yang tidak menakutkan
Tidak seperti film horor yang biasa diandalkan oleh sutradara Dedy Mercy, judul yang satu ini justru tampak berbeda dari karya-karya sebelumnya. Jika para penonton mengharapkan banyak adegan penuh jumpscare, maka film ini bukan salah satunya. Lantas, apakah Jin Khodam berhasil menakuti kita semua?

Uniknya, Jin Khodam membangun semua ketakutan dengan perlahan. Di sepanjang film, penonton diajak untuk menyelami karakter Bagas dan para penduduk Desa. Bagaimana keseharian dan adat mereka, apa yang menjadi hal-hal pemicu konflik, dan siapa saja orang-orang yang memiliki kuasa besar. Semua itu dirangkum dengan perlahan, tanpa terburu-buru.
Sosok hantu atau jin juga hanya ditampilkan untuk mendukung cerita. Porsi yang pas dan sesuai, seakan ingin memberi tahu bahwa Bagas dilindungi oleh sosok tak kasat mata. Tidak ada hantu yang muncul tiba-tiba, untuk mengagetkan para pecinta horor Indonesia.
Namun, jangan salah. Bukan berarti film Jin Khodam gagal untuk memberi kesan seram kepada penonton. Ada beberapa poin dan adegan ikonik yang sukses membuat bulu kuduk merinding. Meski lebih mementingkan jalan cerita, film ini masih terasa menegangkan.
Visual apik dan cukup sinematik
Berlatar di sebuah desa yang sempat viral, sang sutradara sangat berusaha untuk membuat film ini semenarik mungkin. Mulai dari air terjun indah, suasana desa yang asri, sawah hijau di kaki bukit, serta rumah-rumah sederhana yang tampak nyaman untuk ditempati.

Sayangnya, semua penampilan itu berbanding terbalik dengan kelakuan masyarakat desa. Dalam keadaan tersebut, banyak muncul kemaksiatan hingga membuat Bagas harus menasihati para tetua sebagai umat yang beragama. Di tengah suasana desa yang tenang, sebuah kejadian tragis kemudian terjadi.
Plot hole dan akhir yang tidak jelas
Meski mengutamakan segi cerita, namun film ini juga memiliki ketidakjelasan di beberapa bagian. Tidak hanya itu, kurangnya motivasi para penjahat untuk membunuh Bagas juga membuat film ini masih tidak bisa dipahami. Apakah yang sebenarnya menjadi ancaman bagi Wirya (Ray Sahetapy) hingga harus menghabisi nyawa sang ustadz? Benarkah warga desa sudah kehilangan akal mereka?
Beberapa masalah juga sepertinya tidak mendapatkan penyelesaian. Mungkin saja, sutradara masih ingin melebarkan cerita ke film kedua. Jika memang begitu, maka besar harapan kekosongan cerita ini dapat dijelaskan di judul mendatang. Namun jika tidak, maka ini kembali menjadi PR besar bagi sang sutradara dan penulis naskah.
Kesimpulan
Jin Khodam merupakan salah satu judul horor yang rilis di tahun ini. Tidak seperti karya Dedy Mercy lainnya, film ini justru bisa menjadi judul terbaik yang pernah ia buat. Selain mengandalkan segi cerita, sang sutradara juga membuat film ini memiliki kesan sinematik. Pengalaman horor dihadirkan melalui ketegangan yang dibangun secara perlahan.

Meski begitu, film ini bukanlah sebuah tayangan yang sempurna. Masih ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan untuk tim di balik layar. Mulai dari plot hole, akting yang berlebih, hingga chemistry dari pemain.
Director: Dedy Mercy
Cast: Boy Hamzah, Haviza Devi Anjani, Ray Sahetapy, Egi Fedly, Kukuh Prasetyo, Ayu Dyah Pasha, Widi Dwinanda, Wan Afox, Samsul Gondo, Piet Pagau, Azul Pratama, Abbiyu Barakbah
Duration: 98 minutes
Score: 5.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
Jin Khodam
Film ini menceritakan tentang seorang ustadz muda bernama Bagas (Boy Hamzah) yang memutuskan untuk pulang ke kampungnya usai belajar mendalami agama di sebuah pondok pesantren. Berbekal ilmu yang didapatnya, ia ingin menerapkan kegiatan keagamaan serta sedikit demi sedikit merubah norma sosial yang sudah hilang di kampungnya.