Review It Lives Inside (2023)

Horor Mencekam dengan Budaya India yang Beda dari Film Kebanyakan

it lives inside 9

© Neon

“The ayahs said never to sleep with a bad feeling in our hearts..because there’s a dark thing that feeds on those feelings,” – Poorna (It Lives Inside, 2023)

Sebuah film horor menarik akan dihadirkan oleh jaringan bioskop XXI di bulan Oktober ini. Film dengan judul It Lives Inside ini akan membawa kita ke sebuah kisah yang jarang ditemui di kebanyakan film horor keluaran Amerika.

Film yang disutradarai Bishal Dutta dan naskahnya ditulis oleh Bishal Dutta bersama Ashish Mehta menawarkan kisah yang lekat dengan budaya India dan dibawa oleh para imigran di negara barunya. Bagaiman filmnya? Kita baca ulasan Cineverse di bawah ini.

© Neon

Sinopsis

Samidha (Megan Suri) atau yang kerap dipanggil Sam, merupakan seorang remaja India yang lahir dari orang tuanya yang merupakan imigran dan tinggal di sebuah rumah yang cukup besar. Sebagai keluarga menengah, ibunya, Poorna (Neeru Bajwa) tergolong konservatif dan kaku dalam menerapkan aturan  terhadap anaknya tersebut.

Sedangkan ayahnya, Inesh (Vik Sahay) termasuk orang yang santai dan tidak sekaku istrinya dalam menerapkan aturan terhadap putri semata wayangnya itu.

Suatu hari di sekolahnya, temannya yang sesama orang India juga, Tamira (Mohana Krishnan), terlihat makin aneh. Setiap harinya, ia membawa-bawa toples kaca yang isinya tidak terlihat jelas, namun tampak berwarna agak gelap.

Tamira pada akhirnya meminta tolong Sam, namun Sam malah emosi dan memecahkan toples yang dipegang Tamira dan saat toples itu pecah, tampak asap hitam keluar dari situ yang merupakan iblis India kuno Pishach, dan iblis itu lantas menculik Tamira.

© Neon

Tapi keluarnya iblis dari toples itu ternyata berdampak serius. Sam setiap hari dihantui dalam mimpinya dan mulai mengikutinya setiap saat. Bahkan lebih parahnya lagi, iblis itu membunuh pacarnya dan Sam pun merasa dijauhi orang-orang di sekitarnya.

Hanya kepada gurunya, Joyce (Betty Gabriel) ia bisa bercerita secara bebas dan memahami apa yang Sam alami. Tapi gurunya pun juga diganggu iblis itu secara fisik hingga terluka parah. Hingga suatu saat ia menceritakan hal sesungguhnya kepada ibunya dan mendapatkan cara terbaik yang sepertinya bisa menyelamatkan dirinya dari iblis tersebut.

Bisakah Sam mengalahkan iblis tersebut dan menyelamatkan Tamira?

Dilatari dari budaya India yang sangat kental dengan tradisinya

Salah satu hal yang menarik diangkat adalah narasinya yang kental dengan tradisi India yang dieksekusi secara serius.

Sebut saja ritual Puja yang dilakukan untuk memberikan penghormatan dan devosi kepada satu atau lebih dewa, dan juga untuk menghormati tamu, atau untuk merayakan suatu acara secara spiritual.

© Neon

Ritual ini bahkan dimasukkan ke salah satu adegan penting, di mana di situ banyak sesama imigran India datang berkumpul. Bukan hal yang aneh memang kalau ritual Puja ada di film India, namun untuk film rilisan Amerika, tentunya sangat menarik.

Begitupun dengan bahasanya yang didominasi Hindi (kalau percakapannya dilakukan oleh sesama orang India) dan bahkan di film ini, bahasa Inggris menjadi bahasa kedua.

Yang menjadi pusat perhatian kita tentu iblis itu sendiri, Pishach, yang aslinya ada di mitologi Hindu dan Buddha, digambarkan suka memakan daging mentah di film ini.

Penggambarannya juga beda dari entitas lain yang pernah muncul di film-film, dan sosoknya di kegelapan mengingatkan kita pada karakter The Boogeyman, yang hanya memperlihatkan titik putih di kedua matanya. Namun, sosok ini tak kasatmata di suasana terang, jadinya sulit sekali terlihat.

Kelemahan dan kelebihan yang terlihat jelas dari awal

© Neon

Walaupun latarnya menarik, namun dari awal kita melihat narasinya sangat lemah. Kita tidak mendapat penjelasan asal Pishach ini secara lebih lanjut. Hanya dijelaskan kalau iblis ini datang dari imigran yang datang dari India ke Amerika untuk menetap.

Selain itu kita hanya bisa menebak-nebak saja. Alur ceritanya pun cenderung membosankan, dan cenderung stagnan. Yang menarik justru bagaimana sosok iblis ini saat menyerang dan muncul dari kegelapan. Tapi itupun baru terlihat setelah paruh kedua.

Jumpscares-nya pun juga mudah ditebak, tak banyak ruang yang bisa memberi kejutan kepada penonton. Endingnya pun juga terbilang klise, dan menyisakan kisah yang belum selesai.

Kesimpulan

© Neon

It Lives Inside muncul sebagai pembeda dari film horor pada umumnya tampil repetitif dengan mengandalkan Intellectual Property yang sudah mapan. Menariknya, film ini membawa identitas budaya India sebagai latar belakangnya dan entitas yang terlihat berbeda dari film-film yang pernah ada.

Sayangnya, narasinya terbilang lemah dan cenderung stagnan hingga akhir. Kita diberikan jumpscares yang tidak terlalu mengagetkan dan mudah ditebak. Walau begitu, film ini masih bisa menghibur kita dengan nuansa keseraman yang dibangun dari awal. Nuansa gelap memang mewarnai film ini agar kita bisa ikut terbawa suasana mencekam yang diberikan sang sutradara.

Nantikan It Lives Inside sesaat lagi di jaringan bioskop XXI di seluruh Indonesia.

 

Director: Bishal Dutta

Cast: Megan Suri, Neeru Bajwa, Mohana Krishnan, Betty Gabriel, Vik Sahay, Gage Marsh, Jamie Ives, Siddhartha Minhas, Saisha Muni, Paige Shaw, Sangeeta Wylie

Duration: 99 Minutes

Score: 6.2/10

WHERE TO WATCH

The Review

It Lives Inside

6.2 Score

It Lives Inside mengisahkan Sam yang menolong Tamira saat diserang iblis dan dia harus menerima dampak agar bisa mengalahkannya

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 6
  • Entertain 6
  • Scoring 6
  • Story 6
Exit mobile version