Harusnya aku menutup peluang sebelum itu terjadi, dan lebih tegas melindungi rumah tanggaku. Harusnya aku berani menolak sesuatu jika ragu, dan lebih mempercayai intuisiku, tetapi juga yang disampaikan rasulullah, tak ada kejadian kecuali untuk dipetik hikmahnya,” – Nisa (Ipar Adalah Maut, 2024)
Setelah sebelumnya mengulas Dilan 1983: Wo Ai Ni, kini Cineverse akan mengulas Ipar Adalah Maut yang dirilis MD Pictures dan Dapur Films.
Ipar Adalah Maut diangkat dari kisah nyata dengan judul sama yang dipopulerkan @elizasifaa dan dalam pemutaran perdana yang dilakukan di Jakarta (10/9), film ini memperoleh animo yang luar biasa dari banyaknya orang yang ingin melihat langsung.
Sekarang bagaimana dengan filmnya sendiri? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Di Semarang, Nisa (Michelle Ziudith) yang sedang menjalani studinya di sebuah kampus, bertemu seorang dosen muda yang cerdas, Aris (Deva Mahenra) yang jatuh hati padanya. Tak lama berselang, keduanya menikah dan pernikahan mereka bagaikan dongeng yang sempurna, terlebih dengan lahirnya putri mereka, Raya (Alesha Fadillah Kurniawan).
Namun suatu Ketika, Ibu Nisa tiba-tiba menitipkan anak keduanya yang juga merupakan adik Nisa, Rani (Davina Karamoy), untuk tinggal bersama Aris dan Nisa. Rani yang tadinya menjaga jarak dengan Aris, tapi perlahan, cinta terlarang tumbuh di antara keduanya. Di belakang Nisa, Aris mengkhianati pernikahannya sendiri dengan adik kandung istrinya sendiri. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Transisi di paruh pertama agak jumping, selebihnya normal
Karena narasi yang diceritakan lumayan panjang, dengan durasi lebih dari 2 jam, maka akan nampak transisi adegan di paruh pertama sedikit ‘jumping’ atau dipercepat dari satu adegan ke adegan berikutnya. Kita akan melihat bagaimana kisah cinta Nisa dan Aris agak dipercepat dan tidak akan diperlihatkan prosesnya secara detil.
Begitupun kita tak akan melihat Raya lahir dan kita akan masuk fase ketika karir Aris makin menanjak, Nisa memulai usaha toko kuenya, dan plot mulai kembali normal saat Rani dititipkan sang ibu untuk tinggal di rumah kakaknya.
Di sini kita akan melihat bagaimana plot bergulir dengan indahnya dan menarik untuk diikuti. Ipar Adalah Maut juga pintar mengatur tensi, narasinya yang dinamis, tak hanya drama, tapi juga menyelipkan sentilan komedi dari Pak Junedi (Susilo Nugroho) yang merupakan dosen senior di tempat Aris mengajar.
Pak Junedi secara tidak langsung menjadi karakter sekunder yang selalu menjadi alibi untuk menutup perselingkuhan Aris dengan Rani. Namun, sentilan terakhir Pak Junedi kepada Aris sebelum semuanya terbongkar, memang sangat menohok dan akan membuat kita terkejut dengan perkataannya.
Akting yang luar biasa dari pemeran utamanya
Plotnya yang dinamis ini juga didukung oleh tiga pemeran utamanya yang tampil sangat baik dalam menjalin cerita yang disuguhkan. Baik Deva Mahenra, Michelle Ziudith, ataupun Davina Karamoy memang luar biasa di film ini.
Totalitas ketiganya benar-benar membuat penonton terhanyut oleh kisah asmara terlarang di balik kebohongan yang selama ini dipertontonkan Aris kepada istrinya. Belum lagi pemeran pendukungnya seperi Dewi Irawan yang menjadi Ibu Anis dan Rani, mampu menjadi karakter yang sangat bersalah kepada anaknya.
Begitu pula dengan Alesha Fadillah yang tampil baik menjelang konklusi, membuat dirinya harus mengorbankan salah satu dari orang tuanya akibat asmara terlarang ayahnya ini. Ipar Adalah Maut akan membuat sebagian penonton, khususnya kaum hawa akan kesal melihat kisah perselingkuhan ini.
Kesimpulan
Ipar Adalah Maut akan membuat penonton terkesima dengan narasi dinamis yang dihadirkannya dan akan membuat penonton, khususnya kaum hawa akan kesal melihat kisah perselingkuhan yang terjadi di antara keduanya dan mencoba menutupinya dengan segala cara.
Isunya yang amat relate dengan kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari tentu akan membuat film ini mudah diterima dan dijadikan pembelajaran. Narasinya hadir dalam hadis yang berbunyi:
“Janganlah kalian memasuki wanita tanpa mahram.” Kemudian seorang dari kaum Anshar berkata, ‘Apa pendapatmu tentang ipar?’ Rasulullah menjawab, “Ipar adalah maut.” (HR. Al-Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172).
Apa yang tertulis dalam hadis tersebut, yang juga tertulis di akhir film, akan membuat banyak keluarga berinteraksi terhadap apa yang diceritakan di film ini. Karena apa yang termaktub dalam hadis memang seharusnya dipahami oleh umatnya.
Dengan dua original soundtrack yang dinyanyikan oleh Mytha Lestari dan Lyodra, tampaknya kisah perselingkuhan terbaru MD Pictures ini bisa melampaui kesuksesan film sebelumnya, Layangan Putus, yang hadir dengan isu yang sama dan berhasil menembus 1 juta penonton.
Tonton segera Ipar Adalah Maut yang akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 13 Juni 2024.
Director: Hanung Bramantyo
Starring: Michelle Ziudith, Deva Mahenra, Davina Karamoy, Alesha Fadillah, Dewi Irawan, Devina Aureel, Asri Welas, Nyimas Ratu Rafa, Susilo Nugroho, Rukman Rosadi
Duration: 131 Minutes
Score: 9.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Ipar Adalah Maut
Ipar Adalah Maut mengisahkan rumah tangga Nisa dan Aris yang awalnya bahagia, akan terguncang dengan kemunculan adik Nisa yang tinggal bersama mereka