Review Insidious: The Red Door (2023)

Penutup Waralaba Insidious yang Terasa Lebih Emosional Ketimbang Menakutkan

insidious 5 ed1

© Sony Pictures

“There is something following us,” – Josh Lambert (Insidious: The Red Door, 2023)

Akhirnya film yang ditunggu-tunggu sejak lama bisa kita tonton pada 12 Juli 2023. Film kelima sekaligus terakhir dari waralaba Insidious ini akan memberi kita jawaban, atas apa yang terjadi nantinya pada sang ayah, Josh Lambert (Patrick Wilson) dan anaknya, Dalton Lambert (Ty Simpkins).

Di akhir Insidious: Chapter 2 (2013), ingatan mereka dihapus oleh Carl (Steve Coulter) yang merupakan teman dari Elise (Lin Shaye) yang telah mati terbunuh di Insidious (2010).

© Sony Pictures

Dalam media screening yang telah dilangsungkan lebih awal di Jakarta pada 6 Juli kemarin, pemutaran perdana film ini memang berlangsung meriah. Bangku bioskop hampir sepenuhnya terisi penuh dan banyak fans film ini yang menunggu kehadiran penutup waralaba yang membuat mereka penasaran.

Tak bisa dipungkiri, kalau kisah Keluarga Lambert ini memang menarik untuk diikuti. Selain karena dua film pertamanya disutradarai oleh James Wan yang sukses dengan Conjuring universe-nya, juga peran dari Lin Shaye sebagai Elise memang sangat membekas di waralaba yang usianya memasuki satu dekade ini.

Di Insidious: The Red Door, kita akan bertemu lagi dengan Patrick Wilson, Rose Byrne, dan Ty Simpkins, yang mengulangi perannya seperti semula, ditambah kini Patrick Wilson memulai debutnya sebagai sutradara di film penutup Insidious ini.

Sinopsis

© Sony Pictures

Film dibuka 10 tahun setelah peristiwa Insidious: Chapter 2, di mana Josh dan Dalton, kini tidak memiliki ingatan akan peristiwa yang menakutkan seluruh keluarga mereka di Chapter 2.

Di pembukaan The Red Door, Josh sudah diceraikan istrinya Renai (Rose Byrne) dan memiliki hubungan yang buruk dengan anaknya, Dalton. Kini Dalton bersiap untuk kuliah, Renai menyarankan agar Josh mengantar Dalton ke sekolah seni yang memicu pertikaian mereka lagi.

Setelah mereka bertikai, Josh kembali berobat, dia mencari tahu kenapa ia gampang pelupa dan berusaha memulihkan ingatannya kembali. Dalton pun mulai diteror saat dosennya menyuruhnya menggali ingatannya yang terdalam agar bisa dituangkan lewat lukisan.

Tak lama keduanya mulai dihantui masa lalu mereka lewat kegelapan, Josh mulai dihantui sejak ia melakukan MRI, dan Dalton mulai menggambar sebuah pintu berwarna merah dengan sosok menakutkan di samping pintu tersebut.

Josh mulai mencari tahu, ia kemudian berlatih seperti anak kecil, untuk memulihkan ingatannya kembali. Sedangkan Dalton dibantu teman sekamarnya, Chris Winslow (Sinclair Daniel) mulai mencari tahu apa yang terjadi dengan Dalton sesungguhnya.

Kini lebih manusiawi ketimbang menakutkan

Ada istilah, beda chef, rasa makanannya pun pasti berbeda. Itulah yang kita rasakan saat menonton Insidious: The Red Door. Ada nuansa berbeda saat film ini disutradarai James Wan di film pertama dan keduanya.

Di kedua film itu kita bahkan bisa merasakan atmosfer yang benar-benar menyeramkan dan menegangkan di setiap adegannya. Begitupun dengan sutradara lainnya seperti Leigh Whannell, dan Adam Robitel.

© Sony Pictures

Namun, Patrick Wilson membawa film ini ke arah yang berbeda. Dalton yang memasuki masa kuliah dan berinteraksi dengan Chris, membuat film ini berasa seperti film suspense remaja era akhir 90-an hingga 2000-an, ketimbang horor keluarga yang sebelumnya telah digambarkan oleh James Wan.

Perkembangan film selama satu dekade itu juga ternyata berimbas kepada Renai dan Josh yang ternyata harus mengakhiri pernikahan mereka. Hal tersebut membuat chemistry keduanya tak sedekat dua film pertamanya.

Ada jarak yang membuat Josh harus mencari tahu penyebab itu semua, begitu pun dengan Dalton. Tentu dengan caranya masing-masing. Hal ini membuat film terasa mencari jati dirinya masing-masing lewat dua karakter utamanya, ketimbang bersatu sebagai sebuah keluarga.

Menjelang akhir, semuanya akan terjawab. Mungkin tidak semua penonton akan merasa puas. Ada rasa nostalgia mengiringi film ini, yang ditampilkan lewat beberapa karakternya, dan itu bukan lewat aksi, melainkan lewat tangisan air mata.

Debut Patrick Wilson yang menjanjikan

Apakah The Red Door lebih buruk dari Insidious sebelumnya? Tentu tidak, Patrick Wilson memang mempunyai gayanya sendiri. Patrick kini lebih condong ke karakter Josh dan Dalton, sedangkan yang lain hanya menjadi pendukung mereka.

Memang jumpscares-nya tetap menakutkan di beberapa adegan, walau tak sebaik dua film pertamanya. Kegelapan menjadi jalan termudah bagi siapapun sutradaranya untuk menyelipkan beberapa kejutan bagi penonton.

© Sony Pictures

Terlebih saat memasuki The Further, dan Cineverse melihat, bahwa penonton kita begitu mudahnya takut saat adegan dalam kegelapan itu hadir, dan langsung menutup mata mereka. Terlebih saat iblis bermuka lipstick datang menghampiri mereka.

Tapi Wilson mempunyai pembeda juga, ia pintar menyelipkan ketegangan di saat suasana terang benderang. Saat Josh sedang sedang chat dengan Dalton di dalam mobil, di belakang kursinya muncul sesuatu yang akan membuat kita terkaget-kaget.

Begitu juga saat ia sedang menebak gambar di dalam rumah, di seberang jalan, sesosok bayangan terlihat makin lama makin mendekat saat Josh membuka kotak berisi gambar sampai akhirnya ia diserang sosok tersebut.

Ketakutan yang dihantarkan Patrick Wilson seperti ini memang sangat efektif memberi tensi lebih pada film ini.

Kesimpulan

© Sony Pictures

Insidious: The Red Door mungkin bukan yang terbaik bila kita bandingkan dengan versi James Wan sebelumnya. Ketakutan yang dihantarkannya tidak seintens dua film pertama, dan sebagai penutup waralaba, film ini kurang menggebrak.

Film ini terasa lebih personal bagi Patrick Wilson, dan ia mencoba dengan gayanya sendiri kalau permasalahan itu harus dimulai dari ujung pangkalnya, yaitu dari ayahnya yang lama meninggal, dan juga anaknya yang terkena imbasnya.

Setelah memulai dari situ, barulah ia mencoba memperbaiki hidupnya yang berantakan dengan keluarganya. Rasa bersalah yang ia perbuat di Chapter 2 membuat keluarganya takut terhadapnya, dan Josh mencoba memperbaiki hal tersebut dengan susah payah.

Insidious: The Red Door memunculkan epilog yang emosional ketimbang aksi heroisme yang ditunjukkan dua film pertamanya. Tidak semua orang akan menyukai ending seperti ini. Tapi inilah yang diharapkan Patrick Wilson sebagai penutup waralaba yang sudah berlangsung satu dekade ini.

 

Director: Patrick Wilson

Cast: Patrick Wilson, Ty Simpkins, Rose Byrne, Sinclair Daniel, Hiam Abbass, Andrew Astor, Peter Dager, Lin Shaye

Duration: 107 Minutes

Score: 6.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Insidious: The Red Door

6.4 Score

Insidious: The Red Door mengisahkan perjuangan Josh dan Dalton menutup pintu merah yang menghubungkan The Further dengan dunia mereka

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 6
  • Scoring 6
  • Story 6
Exit mobile version