“If we can find out what it is we can stop this curse. To end this evil I need to go deeper into the Further. I’m going to find it and I’m going to finish it.” Elise Rainier (Insidious: The Last Key).
Jujur saja, biasanya tidak banyak yang bisa diharapkan dari film-film yang dirilis di minggu pertama bulan Januari. Beberapa contoh film horor yang dengan terpaksa dirilis pada saat tersebut adalah The Forest (2016), The Boy (2016), dan The Woman in Black 2: Angel of Death (2015). Dibandingkan dengan film-film horor tersebut, Insidious: The Last Key merupakan sebuah film horor yang jauh lebih menarik, lengkap dengan adegan-adegan menyeramkannya dan penggambaran tokoh sentralnya yang cukup dalam.
Namun, jika dibandingkan dengan film-film Insidious yang lain, instalasi keempat ini terasa sedikit kurang mencekam. Paling tidak, dalam film ini kamu dapat menyaksikan aksi Elise Rainier yang diperankan oleh Lin Shaye, saat harus berhadapan dengan iblis yang meneror kehidupannya. Dalam dunia perfilman Hollywood, dimana seorang Angelina Jolie yang telah berusia 41 tahun tidak dapat berperan sebagai Lara Croft lagi, tentu saja hal tersebut merupakan suatu hal yang luar biasa.
Bagaimanapun jarang sekali kamu dapat menonton aksi seorang wanita berusia 74 tahun bertarung melawan iblis. Dan kekuatan akting serta pendalaman karakter Lin Shaye dalam film ini termasuk sangat menawan, meski mendapatkan banyak batasan dari naskah cerita yang ditulis oleh Leigh Whannell. Belum lagi pengarahan dari sutradara Adam Robitel (The Taking of Deborah Morgan) yang tidak dapat mengimbangi kedinamisan peran yang dibawakan oleh seorang Lin Shaye.
Film Insidious: The Last Key merupakan instalasi keempat dari franchise Insidious, sekaligus merupakan prekuel kedua setelah film Insidious: Chapter 3 (2015). Dalam film Insidious: Chapter 3, kamu menyaksikan bagaimana Elise bertemu dengan dua orang sidekick atau asistennya, Specs (Leigh Whannel) dan Tucker (Angus Sampson). Dan dalam film terbaru ini, kamu akan menyaksikan petualangan pertama mereka bertiga dalam menghadapi teror iblis yang memiliki hubungan erat dengan masa lalu Elise.
Menyambung film terdahulunya, Elise yang baru saja pindah dan tinggal bersama kedua asisten terbarunya mendadak menerima permintaan tolong dari seorang pria yang ingin agar Elise melenyapkan setan yang mengganggu di kediamannya. Masalahnya, pria tersebut, Ted Garza (Kirk Acevedo) tinggal dalam rumah yang dahulu ditinggali oleh Elise di masa kecilnya.
Elise tidak memiliki kenangan indah dalam rumah tersebut. Selain harus menghadapi ayahnya (Josh Stewart) yang takut akan kekuatannya, Elise kecil juga harus berhadapan dengan iblis yang tinggal di rumah tersebut. Saat Elise akhirnya memenuhi permintaan Ted Garza dan mendatangi rumah yang dulu pernah ditinggalinya tersebut, Elise bertemu dengan adiknya (Bruce Davison) dan kedua keponakannya, Imogen (Caitlin Gerard) serta Melissa (Spencer Locke).
Kehadiran Elise dan asistennya dalam rumah tersebut membangkitkan masa lalu Elise yang telah lama terkubur. Mau tidak mau Elise pun harus bertarung dengan iblis yang membawa kunci dari seluruh malapetaka dan penderitaan dalam kehidupannya. Untungnya, berbeda dengan masa lalu, kali ini Elise tidak berhadapan sendiri dengan iblis tersebut. Dukungan dari orang-orang terdekatnya membuat Elise bertekad untuk mengentikan teror iblis tersebut untuk selamanya.
Salah satu faktor positif dalam film Insidious: The Last Key ini adalah pendekatan dari segi melodrama keluarga dan kisah menghadapi masa lalu yang kelam. Kedua hal tersebut membuat film ini terasa berbeda jika dibandingkan film horor lain pada umumnya. Selain itu, masih ada adegan pencarian barang yang dilakukan dalam suasana yang cukup mencekam. Dilengkapi dengan adegan-adegan jump scare di beberapa tempat, membuat film ini sangat layak disaksikan bagi kamu yang gemar menonton film horor.
Satu hal yang pasti, efek terbesar diberikan film ini adalah rasa ngeri yang ditimbulkan akibat penderitaan yang dialami di masa kecil, dimana kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga merupakan hal utama yang disorot di dalamnya. Pada saat itulah kamu menyadari bahwa ketakutan terbesar dirasakan oleh seeorang bukan melulu dari hal-hal supernatural, melainkan dari kekejaman yang dilakukan oleh manusia biasa. Paling tidak film Insidious: The Last Key berhasil menyampaikan rasa ngeri tersebut kepada para penontonnya.
Bukan berarti film ini merupakan sebuah film horor yang sempurna. Permasalahan utama dalam sebuah film horor yang berkisah tentang pemusnahan iblis atau setan, para karakter utamanya selalu digambarkan memasuki kehidupan orang lain, dimana terkadang karakter tersebut tidak berkaitan dengan iblis yang harus dilenyapkan. Hal tersebut juga terjadi dalam film ini, dimana hampir semua karakter pembantunya tidak terekplorasi dengan mendalam, contohnya karakter Ted Garza.
Karakter-karakter tersebut seakan hanya hadir untuk mendukung karakter Elise sepenuhnya. Jadi keberadaan mereka seakan menjadi kurang relevan atau berarti. Kamu pun akan merasa sulit untuk menjalin hubungan secara emosional dalam film ini, kecuali terhadap karakter Elise tentunya. Bukan hanya karakter Ted Garza, karakter Imogen yang memiliki aksi penting di akhir film pun juga tidak mendapatkan spotlight dan latar belakang karakter yang berarti.
Sangat sulit untuk merasa ngeri atau peduli pada karakter yang tidak kita kenal atau ketahui, jadi secara tidak langsung segala hal dalam film ini hanya akan berlalu begitu saja. Bagaimanapun, mengingat film ini merupakan prekuel dari film Insidious (2010) dan Insidious: Chapter 2 (2013), maka kamu telah mengetahui secara pasti nasib yang bakal menimpa Elise dan kedua asistennya. Bagi kamu yang belum menyaksikan kedua film tersebut, ada baiknya mencoba menyaksikan keduanya.
Meski memiliki beberapa plot hole yang sedikit mengganggu, namun Leigh Whannel dan Adam Robitel berhasil memberikan beberapa twist, jump scare, dan humor dalam film ini. Berkaitan dengan adegan humor, tentunya hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah, mengingat setting film ini yang dibuat terlihat gelap dan lumayan mencekam. Dan yang pasti, sekali lagi Lin Shaye membuktikan bahwa dirinya merupakan artis yang sangat tepat untuk terus menjadi karakter utama dalam franchise ini.
Secara garis besar, film Insidious: The Last Key bukanlah merupakan sebuah film horor yang berat. Dengan kata lain, bagi kamu yang tidak terlalu menyukai film horor, masih dapat menikmati film ini, meski mungkin akan tetap merasa terkaget-kaget dalam beberapa adegan. Bagi kamu yang sebelumnya telah menyaksikan ketiga film Insidious, tidak ada salahnya menyaksikan film ini untuk mengetahui sisi kelam dari kehidupan Elise. Selain itu, penampilan tak tercela dari Ava Kolker dan Hana Hayes, yang memerankan Elise di masa kecil dan remaja, patut mendapatkan acungan jempol.
Last but not least, film Insidious: The Last Key memang masih terasa kurang jika dibandingkan dengan film Insidious dan Insidious: Chapter 2, namun jelas jauh lebih baik jika dibandingkan dengan film Insidious: Chapter 3. Satu hal yang pasti, instalasi keempat dari franchise Insidious ini dipastikan dapat mengobati rasa kangen kamu akan sebuah film horor supranatural yang tidak dipenuhi dengan adegan gore.
Bagi kamu yang ingin menyaksikannya, film Insidious: The Last Key akan tayang midnight di bioskop Indonesia mulai tanggal 6 Januari 2018. Setelahnya, film ini akan dirilis penuh di bioskop-bioskop pada tanggal 10 Januari 2018. Jangan sampai ketinggalan menyaksikan aksi menarik dari seorang Elise Rainer.
Director: Adam Robitel
Cast: Lin Shaye, Angus Sampson, Leigh Whannell, Spencer Locke, Caitlin Gerard, Bruce Davison
Duration: 103 Minutes
Score: 6.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Insidious: The Last Key
Film Insidious: The Last Key memang masih terasa kurang jika dibandingkan dengan film Insidious dan Insidious: Chapter 2, namun jelas jauh lebih baik jika dibandingkan dengan film Insidious: Chapter 3. Satu hal yang pasti, instalasi keempat dari franchise Insidious ini dipastikan dapat mengobati rasa kangen kamu akan sebuah film horor supranatural yang tidak dipenuhi dengan adegan gore.