“I just wanted a place where I belonged. I wanted my world to be real” – Harold (Harold and the Purple Crayon, 2024)
Film terbaru dari Sony Pictures ini memang menarik sejak trailernya muncul 5 bulan silam, dan disusul trailer keduanya 3 bulan silam.
Paduan live action dengan CGI dengan tarikan garis berwarna keunguan seolah menjadi sesuatu yang baru khususnya bagi anak-anak dan belum pernah ditonton di layar lebar.
Judul film ini identik dengan judul asli bukunya yang memang menghormati warisan dari kreator aslinya Crockett Johnson yang meninggal pada tahun 1975. Karena itu pula narasi film ini melanjutkan apa yang belum tergambarkan di buku aslinya.
Sinopsis
Harold (Zachary Levi), yang kini sudah beranjak dewasa, masih bertualang di dunia sketsa bersama kedua temannya, Moose (Lil Rel Howery) dan Porcupine (Tanya Reynolds). Ia menggambar apa pun yang terlintas di benaknya dengan krayon ungu ajaibnya, persis seperti apa yang dilakukan superhero DC, Green Lantern saat menghadapi apapun.
Suatu hari, old man atau orang tua (Alfred Molina) yang menceritakan kehidupan mereka, tiba-tiba berhenti dan menghilang tanpa jejak.
Harold yang merasa kehilangan sosoknya, kemudian mendapatkan ide untuk menggambar pintu ke dunia nyata untuk di mana orang tua itu berada sekarang.
Setelah berhasil ke dunia nyata, tanpa sengaja seorang ibu tunggal bernama Terri (Zooey Deschanel) dan anaknya, Mel, menabrak Harold dengan mobilnya.
Mel kemudia meminta ibunya supaya Harold dan Moose menginap sementara di rumah mereka. Sementara Porcupine yang mempunyai tubuh landak, tertinggal belakangan dan kemudian mencari mereka di dunia nyata.
Mel kemudian membawa mereka ke perpustakaan dan bertemu dengan Gary (Jemaine Clement), seorang penulis yang karirnya di ujung tanduk, dan menyukai Terry.
Ia kemudian membantu Harold untuk mencari siapa orang tua yang dimaksud olehnya. Namun, tak disangka Gary mempunyai maksud lain yang tidak disangka oleh Harold.
Sajian Menarik dengan Gabungan Animasi Dua Dimensi
Narasinya tergolong menarik karena diawali dari animasi dua dimensi berupa coretan sketsa yang dibawakan narator. Sang narator ini kemudian bercakap-cakap dengan Harold tentang segala hal.
Namun, setelah ia menghilang, narasi kemudian berganti ke sosok Harold yang bertransformasi menjadi manusia bersama Moose dan Porcupine.
Transisi ke dunia manusia ini tentunya menarik bagi anak-anak yang menontonnya, bahkan orang tua pun akan terkesima melihat tampilan visualnya yang penuh imajinasi tinggi dari apa yang digambarkan Harold lewat krayon ungunya tersebut.
Tak dapat dipungkiri kalau narasi film ini sangat ringan, mudah dicerna, dan minim konflik dengan tensi tinggi.
Bahkan karakter antagonisnya pun cenderung datar-datar saja dalam berinteraksi. Semua adegan yang ada bahkan dibawakan dengan penuh keriangan dari Zachary Levi yang tampil memikat sebagai sosok Harold.
Levi seolah mengulangi kesuksesannya saat menjadi sosok Shazam yang membuat namanya kian terkenal.
Kesimpulan
Harold and the Purple Crayon tampil meyakinkan sebagai tontonan yang bisa menghibur setiap anggota keluarga.
Kisahnya amat ringan, tanpa perlu berpikir keras, anak-anak pasti akan menyukainya. Imajinasi dari apa yang digambar Harold dengan krayon ungunya sangatlah ditunggu-tunggu penontonnya, dan itu yang membuat film ini sangat menarik.
Director: Carlos Saldanha
Cast: Zachary Levi, Lil Rel Howery, Jemaine Clement, Tanya Reynolds, Alfred Molina
Duration: 90 minutes
Score: 7.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Harold and the Purple Crayon
Harold (Zachary Levi), yang kini sudah beranjak dewasa, masih bertualang di dunia sketsa bersama kedua temannya, Moose (Lil Rel Howery) dan Porcupine (Tanya Reynolds). Ia menggambar apa pun yang terlintas di benaknya dengan krayon ungu ajaibnya, persis seperti apa yang dilakukan superhero DC, Green Lantern saat menghadapi apapun.