Review Guardians of the Galaxy Vol. 3 (2023)

Akhir Petualangan Para Penjaga Galaksi yang Emosional

“The Guardians of the Galaxy have no place in my world,” – The High Evolutionary (Guardians of the Galaxy Vol. 3)

Guardians of the Galaxy Vol. 3 adalah film terakhir dari James Gunn dan masih masih menjadi sutradara sama seperti di kedua film terdahulunya. Sebelum membuat Guardians of the Galaxy ini, James Gunn sempat dipecat oleh Disney yang memegang kepemilikan penuh atas Marvel Studios. Gunn kemudian sempat dipekerjakan oleh DC dan membuat film Suicide Squad (2021) dan serial televisi Peacemaker (2022). Kemudian Gunn ditarik kembali oleh Disney sebelum akhirnya mengundurkan diri dan menjabat co-CEO untuk DC Studios.

Vol. 3 dari saga para penjaga galaksi ini dianggap sebagai kisah akhir atau penutup dari seri petualangan Peter Quill dan kawan-kawannya. Meski ada kemungkinan kisah tentang mereka tetap akan bisa berlanjut dalam volume berikutnya. Tapi yang jelas ini adalah film perpisahan dari James Gunn sebagai sosok yang mengangkat kisah dari para penjaga galaksi ini yang sebelumnya tidak terlalu dikenal.

© Marvel Studios

Sinopsis

Film ke-32 dari Marvel Cinematic Universe ini yaitu Guardians of the Galaxy Vol. 3, menceritakan upaya dari Peter Quill dan kawan-kawannya sebagai sesama Penjaga Galaksi dalam menyelamatkan Rocket Raccon setelah terluka parah diserang oleh Adam Warlock yang datang untuk membalas dendam. Demi untuk menyelamatkan teman mereka, para Penjaga Galaksi ini menjelajahi ruang galaksi untuk mencari cara menyelamatkan Rocket dan akhirnya bertemu dengan High Evolutionary sebagai pencipta Rocket Raccoon.

Kehidupan baru di Knowhere

Di dalam saga Marvel Cinematic Universe, Guardians of the Galaxy ikut berjuang melawan Thanos dan kehilangan salah satu anggota mereka dan setelah melewati masa-masa sulit, mereka pada akhirnya menetap dan membangun markas di Knowhere. Anggota ‘Guardians’ yang tersisa, Peter ‘Star-Lord’ Quill (Chris Pratt), Drax the Destroyer (Dave Bautista), Rocket Raccoon (Bradley Cooper), Groot (Vin Diesel), Mantis (Pom Klementieff) dan lawan yang sekarang menjadi anggota mereka, Nebula (Karen Gillan), anggota baru Kraglin Obfaonteri (Sean Gunn) dan Cosmo the Spacedog (Maria Bakalova) mencoba yang terbaik dan membangun komunitas baru di Knowhere.

Tapi tampaknya segala sesuatunya berada di persimpangan jalan, karena Peter Quill yang menjadi pimpinan mereka tidak bisa berhenti mabuk akibat kehilangan Gamora (Zoe Saldana) yang semakin memperkeruh hubungan Peter dengan yang lainnya. Gamora mengorbankan dirinya dalam peristiwa Avengers: Infinity War, tetapi untuk sementara The Guardians harus mengesampingkan perbedaan mereka ketika markas mereka diserang oleh makhluk kosmik yang kuat bernama Adam Warlock (Will Poulter) dan hampir menewaskan Rocket.

© Marvel Studios

Asal-usul Rocket yang akhirnya terungkap

Berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan teman mereka, Guardians harus melakukan perjalanan ke bagian galaksi yang tidak pernah mereka ketahui dan menghadapi ilmuwan jahat jenius, High Evolutionary (Chukwudi Iwuji). Ilmuwan jenius ini adalah sosok di balik terciptanya Rocket dalam eksperimennya untuk menciptakan ras sempurna. Skenario dalam Vol. 3 yang ditulis oleh James Gunn ini banyak memotong antara misi penyelamatan dan kilas balik masa kecil Rocket yang suram yang dia habiskan sebagian besar di kandang dengan hewan eksperimen lainnya.

Sepanjang film The Guardians, kita tidak perrnah mengetahui tentang bagaimana rakun yang ahli senjata dan jago bertempur itu bisa menjadi makhluk sibernatik yang hidup. Di sini kita akan mengetahui dengan detail kisah tentang Rocket yang belum pernah diungkapkan. Dan akhirnya membawa kita pada High Evolutionary, ilmuwan inilah yang menjadi dalang di balik terciptanya Rocket. Bersama dengan ke-3 hewan yang lain, Rocket diculik dari bayi dan dipaksa tinggal di kandang di ruangan gelap dan kotor di labotorium ilmiah. Saat tumbuh dewasa, Rocket berteman dengan Lylla (Linda Cardellini) si berang-berang, Teefs (Asim Chaudhry) sang anjing laut dan kelinci bernama Floor (Mikaela Hoover).

Akhir penutup trilogi yang emosional

© Marvel Studios

James Gunn telah membangun segala jenis hubungan interpersonal yang mendalam antara karakter yang cukup banyak ini sepanjang tiga filmnya ini. Dua petualangan mereka mengikuti kisah para jagoan kosmik ini saat mereka belajar untuk menerima satu sama lain dalam banyak hal dan hal itu membuat mereka menjadi tim yang tangguh. Dan sekitar setengah dari Guardians of the Galaxy Vol. 2 menceritakan asal-usul dari Star-Lord yang diceritakan secara mendetail, maka dalam Guardians of the Galaxy Vol. 3 setengah kisahnya merupakan rangkaian kilas balik yang menjelaskan tentang bagaimana Rocket berubah menjadi rakun yang jago bertempur.

Kali ini, ancaman atau bahaya yang datang bukanlah tentang bencana yang mengancam kehidupan di seluruh galaksi akan tetapi lebih merupakan krisis pribadi. Termasuk krisis yang dialami oleh Peter Quill yang secara emosional tidak stabil atas apa yang terjadi dengan Gamora yang dibunuh oleh Thanos dan telah kembali sebagai versi lain dari dirinya. Gamora tidak mengingat waktunya bersama Guardians of the Galaxy, Gamora ikut terlibat dalam misi penyelamatan Rocket tetapi kisah cinta antara dia dan Star-Lord tidaklah seintens di dua film terdahulunya.

Kisah Star-Lord dan Gamora hanya menjadi subplot

Banyak yang menyangka dalam Vol. 3 ini, kisahnya akan lebih banyak berfokus untuk menyatukan kembali Peter dan Gamora yang memungkinkan chemistry yang berbeda dengan yang sebelumnya. Akan tetapi di Vol. 3 ini kisahnya adalah tentang latar belakang Rocket yang cukup menguras emosi. Di mana kisah asmara antara Peter dan Gamora justru hanya sekedar menjadi subplot.

Seperti dalam film Guardians of the Galaxy terdahulu, film ini banyak diisi humor dan ejekan di antara  anggota Guardians di samping tentunya diisi pula dengan banyak adegan pertarungan yang seru lewat visual yang menawan. Film ini juga banyak mengungkap latar belakang di mana mereka masing-masing menjelajahi kedalaman emosional tertentu. Masing-masing anggota Guardians harus bergulat dengan perasaan kehilangan, kesepian dan ketakutan mereka sendiri. Seperti Drax yang takut akan kehilangan keluarganya untuk kedua kalinya, Peter dan Rocket sama-sama memiliki rasa kesepian yang mendalam yang muncul sebagai akibat dari berulang kali kehilangan orang-orang terdekat mereka. Mantis yang berjuang untuk kemerdekaan dirinya karena dia selalu menuruti kehendak orang lain.

Kesimpulan

© Marvel Studios

Film Guardians of the Galaxy selalu menyajikan gagasan tentang keluarga sebagai sesuatu hal yang harus dipilih bukan hanya keluaraga yang terkait hubungan darah belaka. Sampai pada akhirnya, James Gunn membawa pada suatu kesimpulan bahwa keluarga itu terus bertumbuh dan berubah dan hal tersebut bukanlah menjadi suatu masalah.

Jika Guardians of the Galaxy Vol. 3 ini memang benar-benar menjadi akhir dari trilogi MCU, maka ini adalah sebuah penutup yang mengesankan. Dengan ceritanya yang lebih emosional dibanding dua film terdahulunya dan bernuansa sedikit lebih kelam karena kita akan banyak menyaksikan kisah dari masa lalu Rocket yang tragis.

 

Director: James Gunn

Cast: Chris Pratt, Zoe Saldana, Dave Bautista, Pom Klementieff, Karen Gillan, Sean Gunn, Bradley Cooper, Vin Diesel, Sylvester Stallone, Nathan Fillion, Chukwudi Iwuji, Will Poulter, Elizabeth Delicki, Asim Chaudhry, Linda Cardellini, Mikaela Hoover

Duration: 150 minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Review Guardians of the Galaxy Vol. 3 (2023)

7.4 Score

Guardians of the Galaxy Vol. 3 mengakhiri petualangannya para penjaga galaksi yang sangat emosional dan masih disutradarai James Gunn

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version