” If you missed a line in the game, you reset… you miss it on the track, you could die!” – Jack Salter (Gran Turismo, 2023)
Balapan dari video game jadi pembalap sungguhan! Apa bisa? Menceritakan kisah nyata Jann Mardenborough seorang pembalap racing simulator menjadi atlet balap mobil sungguhan dikisahkan dalam film Gran Turismo.
Gran Turismo adalah seri video game balap mobil dari Playstation, sehingga Playstation Production juga ikut memproduksi film ini, bersama dengan 2.0 Entertainment Columbia Pictures dari Sony Pictures.
Film biografi ini disutradarai oleh Neill Blomkamp dari sebuah skenario oleh Jason Hall dan Zach Baylin, rilis di bioskop Indonesia 23 Agustus 2023. Simak review Gran Turismo dari Cineverse berikut ini.
Sinopsisc
Menyusul usulan dari eksekutif pemasaran Danny Moore (Orlando Bloom), divisi motorsport Nissan mendirikan GT Academy, untuk merekrut pemain terampil dari simulator balap Gran Turismo dan menjadikan mereka pembalap sungguhan.
Moore merekrut mantan pembalap yang menjadi mekanik, Jack Salter (David Harbour) untuk melatih para pemain. Salter awalnya ragu-ragu, namun akhirnya menerima setelah bosan dengan kesombongan pembalap timnya, Nicholas Capa (Josha Stradowski).
Sementara itu, Jann Mardenborough (Archie Madekwe) seorang gamer remaja dari Cardiff, Wales, yang ingin menjadi pembalap, meskipun tidak disetujui oleh ayahnya, Steve (Djimon Hounsou).
Suatu hari, Jann mengetahui bahwa ia memenuhi syarat untuk mengikuti balapan kualifikasi untuk bergabung dengan GT Academy, setelah mencetak rekor waktu untuk trek tertentu.
Jann harus membuktikan bahwa menjadi gamer menuntunnya menggapai cita-citanya. Dengan masuk ke GT Academy, merupakan jalan awal Jann menjadi pembalap profesional. Mampukan Jann menepis semua anggapan buruk tentang gamer?
Drama sederhana sedikit berkelok
Sudah menjadi hal wajar, saat gamer yang mengejar cita-citanya. Apalagi hanya berkaitan dengan layar, mengalami penolakan di berbagai pihak, jadi konflik utama sepanjang film Gran Turismo.
Semenjak program Nissan, karakter Jann yang mungkin didukung dengan 9 gamer simulator lainnya yang bersaing di GT Academy. Sisanya hampir setiap pihak meremehkan para pembalap depan layar ini.
Sudah sewajarnya plot mengalami beberapa konflik untuk sampai di penghujung. Sama seperti belokan tajam setiap sirkuit, hidup Jann sudah berkelok sejak awal. Apalagi saat disandingkan dengan sang adik Coby (Daniel Puig).
Walau mungkin tidak sepenuhnya kisah nyata sedramatis ini, tapi penggunaan tiap babak hidup Jann tertata dengan baik. Dari mulai keluarga, GT Academy, hingga puncaknya adalah balap Le Mans 24 jam yang melegenda.
Plot to do point, membuat nyaman penonton
Dalam perbandingannya dengan Ford vs Ferrari (2019), hampir serupa terjadi konflik internal. Bedanya merek Ford, kali ini Gran Turismo memakai pabrikan Jepang yaitu Nissan, bersaing dengan menggunakan para pemula.
Tidak semua pasti mengetahui atau memainkan game Gran Turismo. Fokus salah satu pembalap dari gamenya, jadi pilihan tepat. Apalagi ini pertama kali, seorang gamer menjalani hidup seperti yang dimainkannya.
Tiap babak potongan berlalu dengan cepat. Tiap balapan yang dijalani Jann, tetap membuat kita gregetan memacu jantung, bahkan hingga lap terakhir, menuju garis finish.
Kisah yang tidak sepenuhnya mengacu pada video game, membuat penonton umum, lebih dapat menikmatinya. Tema biografi dan balap mobil, begitu menyatu dengan alur yang cepat.
Tidak hanya dalam mobil dan sirkuit ketika balap. Semua elemen balap mobil ditampilkan dengan jelas. Bagaimana suasana pit dan semua teknisi balap, pusing dan harus tetap menyaksikan tiap kendala mobil dan pembalapnya.
Sinematografi berbeda untuk menonjolkan visual game
Tema balap mobil tetap ditonjolkan dalam Gran Turismo. Dengan mengusung lebih banyak balap mobil motorsport, kisah Jann berada di balik kemudi, jadi hal paling menyenangkan untuk ditunggu dan dilihat.
Sejak kemudi di balik layar, hingga perjuangannya dengan mobil Nissan GTR asli. Bagaimana visual tetap dalam nuansa video game, dengan garis line race, di saat Jann balap.
Membuat sudut kamera di belakang mobil, seakan kita memainkan mobil saat balapan. Lau yang paling ciamik, bagaimana membongkar komponen mobil dalam balap, menjadi kursi awal simulator.
Keseimbangan scoring balapan
Pecinta balap mobil atau mesin yang sedang berpacu dalam lintasan, pastinya mendambakan suara mobil-mobil jet darat ini. Gran Turismo, membuat semua lebih seimbang, ketimbang beberapa film balap lainnya.
Terkadang suara mesin dan knalpot lebih bising atau tidak seimbang dengan dialog dramanya, sehingga terkadang menghilangkan alur sesungguhnya. Tapi tidak dengan Gran Turismo.
Hal mengenai Jann dibalik kemudi lebih ditonjolkan, ketimbang hanya suara knalpot dan mesin berkekuatan turbo. Walau pasti juga yang menginginkan situasi balap lebih intens dan bising.
Kalian yang sudah pernah melihat balapan langsung di sirkuit, pasti akan terasa jauh beda suara mobil-mobil dalam film. Dalam gamenya pun, suara dibuat semirip mungkin dengan kondisi asli dalam track.
Penyesuaian scoring saat balapan, tidak menurunkan adrenalin kita menyaksikan Jann dan para pembalap profesional lainnya berlaga. Tiap adegan balap, lengkap dengan komentator, bak nonton balapan live sedang berlangsung.
Kesimpulan
Plot dalam fokus Jann Mardenborough menjalani hidup dari gamer menjadi pembalap sungguhan, terdapat banyak konflik seperti banyaknya belokan dalam sirkut. Tetap terjaga dalam alur cepat, penonton umum juga dapat menikmati filmnya, walau tidak memainkan video gamenya.
Rauman suara mobil tetap menggoda walaupun tidak sebising aslinya. Keseimbangan yang dibuat dalam film Gran Turismo ini, menebalkan alur tapi tetap menigkatkan adrenalin saat menonton balapan.
Director: Neill Blomkamp
Cast: Archie Madekwe, David Harbour, Orlando Bloom, Darren Barnet, Geri Halliwell, Djimon Hounsou, Daniel Puig, Josha Stradowski, Thomas Kretschmann, Sang Heon Lee, Emelia Hartford, Maeve Courtier-Lilley, Pepe Barroso, Takehiro Hira, Akie Kotabe, Harki Bhambra
Duration : 134 minutes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Gran Turismo
Kisah Jann Mardenborough (Archie Madekwe) menjalani hidupnya berawal dari seorang gamer, menjadi pembalap profesional, melalui jalur GT Academy yang diadakan produsen mobil Jepang, Nissan.