Review Ganjil Genap (2023)

Romansa Berliku Sepasang Kekasih Setelah 8 Tahun Berpacaran

ganjil genap ed2

© MD Pictures

“Cinta itu hanya bertahan 4 tahun selebihnya adalah komitmen,” – Gala

Bene Dion Rajagukguk kembali merilis film terbarunya yang kini mengambil tema romcom atau komedi romantis. Film Ganjil Genap yang diproduksi oleh MD Pictures, dialihwahanakan dari sebuah novel berjudul sama karya Almira Bastari.

Sebelumnya sutradara muda kelahiran Sumatra Utara ini dikenal akan kesuksesannya melalui film Ngeri-Ngeri Sedap pada tahun 2022. Sebelumnya, Bene Dion lebih banyak dikenal sebagai seorang penulis skenario dan stand-up comedian, dan memulai debutnya sebagai sutradara lewat film Ghost Writer (2019).

Sinopsis

© MD Pictures

Gala (Clara Bernadeth) tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan pahit yang amat tak disangka-sangkanya, dunianya seakan runtuh ketika kekasihnya Bara (Baskara Mahendra) memutuskan hubungan mereka setelah 8 tahun berpacaran di sebuah parkiran mal.

Berbagai cara dilakukan oleh Gala untuk menemukan pengganti Bara dan tanpa sengaja Gala kemudian bertemu dengan Aiman (Oka Antara). Perlahan tapi pasti Gala dan Aiman memulai menemukan ‘percikan’ asmara tapi ketika semuanya itu sedang terjadi, mantan kekasihnya memintanya untuk kembali lagi padanya.

Kisah romansa yang panjang dan berliku

Ganjil Genap mengisahkan sebuah romansa yang lumayan berliku, tentang hubungan cinta yang panjang di antara Gala dan Bara sejak mereka masih duduk di bangku kuliah. Di satu sisi Gala yang sudah mendekati usia berkepala tiga, ingin hubungan mereka berdua berlanjut ke jenjang pernikahan.

Tapi di tengah jalan, hubungan mereka kandas karena Bara merasa tidak punya lagi ‘rasa’ terhadap Gala. Dan di tahap inilah kita dapat mengikuti beban emosi dan segala kekalutan yang dialami oleh Gala. Mulai meminta Bara untuk berbaikan lagi, sampai dengan mencari jodoh lewat dating apps dibantu dua sahabat baiknya, Nandi (Joshua Suherman) dan Sydney (Nadine Alexandra).

Sampai suatu ketika tanpa sengaja Gala bertemu dengan Dr. Aiman, keduanya perlahan tapi pasti mulai menemukan kecocokan di antara mereka. Hubungan mereka yang ‘tarik-ulur’ cukup mempermainkan emosi bagi yang menontonnya.

© MD Pictures

Di sini kita akan melihat bahwa Gala merasa dia belum siap untuk memulai hubungan yang baru, dan masih belum bisa untuk ‘move on.’ Sementara itu Aiman yang lebih dewasa dan kalem dibandingkan dengan Bara, terlihat masih menyimpan luka-luka di masa lalunya. Dalam ketidakpastian tersebut, Bara tenyata kemudian meminta Gala untuk bisa kembali padanya.

Ceritanya masih dekat dengan keseharian

Alur cerita dalam Ganjil Genap terbilang cukup panjang untuk sebuah film bertema komedi romantis, strukturnya terbilang cukup rapi dan mudah diikuti.

Tapi dengan durasi yang terbilang lumayan panjang tersebut, Bene Dion tampaknya berusaha menjelaskan latar belakang dan permasalahan yang dialami oleh ketiga pemeran utama, yaitu Gala, Bara dan Aiman, tanpa bermaksud terjebak dalam hal-hal klise seperti yang terjadi pada film romcom pada umumnya.

Kisahnya pun masih cukup ’related’ dengan keseharian tanpa porsi berlebihan atau didramatisir dan siapa pun bisa saja mengalaminya. Dalam hal ini, kita mungkin akan banyak melihat tentang ‘tekanan sosial’ yang umum terjadi di mana seorang perempuan harus segera menikah entah itu tuntutan dari keluarga atau dari dirinya sendiri apa lagi jika berhubungan dengan batas usia.

Gala yang mulai menginjak umur 30-an, harus segera menikah jika tidak ingin ‘dicap’ perempuan tua atau tidak laku.

© MD Pictures

Chemistry yang hangat dan alami

Paling penting di sini adalah pesan komitmen yang ingin disampaikan, bahwa jika kedua orang nantinya hendak melakukan pernikahan tidak hanyalah cukup dengan cinta saja tapi juga sangat membutuhkan komitmen kuat dari keduanya bukan hanya salah satu pasangan. Hal inilah yang berkali-kali ditekankan dalam alur ceritanya.

Akting dari Clara Bernadeth pun terbilang cukup meyakinkan sebagai perempuan dengan karir yang lumayan sukses dan dibebani oleh masalah komitmen hubungannya dengan Bara dan kemudian dengan Aiman.

Sementara itu Oka Antara cukup berhasil memainkan pria mapan yang tenang dan dewasa, tapi ragu untuk berkomitmen. Terlihat dari mimik dan gestur tubuhnya, ia  terlihat menyimpan sebuah trauma di masa lalunya. Chemistry kedua terbilang alami dan apik, sementara itu chemistry antara Gala dan kedua temannya, Nandi dan Sydney pun terbilang hangat dan dekat.

Sinematografinya pun banyak menampilkan sudut-sudut kehidupan ibukota Jakarta di waktu malam, mungkin hal masih berkaitan dengan aturan ganjil genap dan kehidupan setelah para pekerja baru saja keluar dari tempat kerjanya.

Sedikit perbedaan antara film dan novelnya, adalah soal jangka waktu berpacaran antara Bara dan Gala, jika di filmnya adalah selama 8 tahun maka novelnya mereka berdua telah berpacaran selama 13 tahun.

© MD Pictures

Dan di dalam novelnya, Gala punya tiga orang ‘bestie’ yaitu Sydney, Nandi dan Detira, tapi dalam filmnya, hanya terlihat Sydney dan Nandi. Selain itu dalam film Gala diceritakan sebagai anak tunggal, sedang di novel dia mempunyai adik.

Kesimpulan

Ganjil Genap sendiri memang mengisahkan soal komitmen dan self love, di mana seseorang harus mencintai dan menerima dirinya apa adanya sebelum dia mencintai orang lain. Bene Dion berhasil mengisahkan hubungan ketiga karakter ini dengan dalam, agar kita pun dapat memahami masalah yang dialami ketiganya dengan baik.

 

Director: Bene Dion Rajagukguk

Cast: Clara Bernadeth, Oka Antara, Baskara Mahendra, Dede Yusuf, Ariyo Wahab, Lydia Kandou, Joshua Suherman, Nadine Alexandra, Josephine Firmstone

Duration: 124 minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Review Ganjil Genap (2023)

7.4 Score

Ganjil Genap mengisahkan romansa Gala dan Bara yang putus setelah 8 tahun, mencari dirinya jatuh cinta pada Aiman, tapi itu bukan solusinya

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 8
Exit mobile version