“Mimpi saya adalah menciptakan kretek terbaik. Tapi di dunia kretek, perempuan hanya boleh menjadi pelinting saja,” – Dasiyah (Gadis Kretek, 2023)
Beberapa hari yang lalu, Netflix menggelar perilisan series originalnya yang banyak ditunggu di tahun 2023 ini.
Serial dengan judul Gadis Kretek atau dikenal dengan judul Cigarette Girl di luar negeri, pertama kali melangsungkan premiere perdananya di Festival Film Internasional Busan ke-28 dalam seksi ‘On Screen’ pada tanggal 5 Oktober 2023, di mana tiga dari lima episode-nya diputar di ajang tersebut.
Gadis Kretek yang telah rilis di Netflix pada 2 November 2023, merupakan alih wahana dari novel karya Ratih Kumala dengan judul yang sama.
Disutradarai oleh dua sutradara sekaligus, Kamila Andini dan Ifa Isfansyah, Gadis Kretek menggambarkan perjuangan industri kretek dengan segala problematikanya lewat beberapa karakter utamanya di serial ini.

Sinopsis
Menit pertama dimulai kita diperlihatkan dengan sosok Dasiyah (Dian Sastrowardoyo) sedang memasuki sebuah pesta perkawinan, dan adegan lantas beralih ke seorang sosok yang sedang berbaring dalam perawatan, Soeraja tua (Pritt Timothy).
Soeraja yang sudah sekarat, nampak histeris melihat sosok Dasiyah dalam mimpi buruknya itu, dan memanggil-manggil nama Jeng Yah.
Sontak istrinya, Purwanti (Tutie Kirana) dan anak bungsunya, Lebas (Arya Saloka), menghampiri ramanya (ayahnya-red) dan sang ayah sambil mengambil sebuah kaleng lawas berwarna kebiruan, memberinya kepada Lebas dan menyuruhnya untuk mencari Jeng Yah sebelum terlambat.
Prolog sepanjang 3 menit itu akan membuka lembaran kisah Dasiyah atau kerap dipanggil Jeng Yah dan masa lalunya bersama Soeraya muda (Ario Bayu). Lebas kemudian mencari tahu siapa Jeng Yah itu sebenarnya dari foto dan surat yang ia temukan di lemari kerja ayahnya di kantor.
Pencariannya diawali ke Museum Kretek, di mana ia kemudian berhasil menemui dokumen-dokumen lawas yang disumbangkan pemiliknya, Arum Cengkeh (Putri Marino). Dari pertemuan keduanya ini mereka lantas menemukan banyak sekali surat-surat yang dibawa Lebas dan yang ditemukan di museum tersebut.

Setelah mereka mengenal satu sama lain, mereka kemudian bersama membaca surat-surat yang ditemukannya, dan terkejutlah mereka. Arum mengetahui kalau Lebas ternyata adalah anak pemilik kretek DR, sedangkan Arum sendiri ternyata anak dari Rukayah tua (Nungki Kusumastuti), yang notebene merupakan adik Dasiyah.
Dari surat itu ternyata diketahui kalau Rukayah dan Dasiyah merupakan anak dari Idroes Moeria (Rukman Rosadi), pengusaha kretek Merdeka yang terkenal di era 60-an.
Namun, setelah mereka berdua bertemu dengan Rukayah, ibunda dari Arum, terkuaklah banyak rahasia yang selama ini terpendam. Lebas dan Arum kemudian berusaha merangkai satu per satu kisah masa lalu Soeraya dan Dasiyah yang mereka baca dari surat-surat mereka, dan terkejutlah mereka akan kebenaran yang selama ini disembunyikan dari mata mereka.
Narasinya terjalin dengan rapi dan sangat indah
Sangat sulit membuat kisah dari dua latar berbeda yang dikemas dengan baik. Ada kalanya lini masa yang terpaut jauh ini malah saling membuat kedua era ini sulit untuk disatukan. Tapi Gadis Kretek mengemas narasinya dengan sangat baik.

Alunan kisah Dasiyah, Rukayah muda (Tissa Biani) bersama orang tuanya, Idroes Moeria dan Roemaisa (Sha Ine Febriyanti) di era 60-an, dikisahkan tak lama setelah prolog dimulai.
Tak hanya itu saja, di awal episode kita akan dikenalkan dengan karakter Soeraya tua, istrinya dan ketiga anak lelakinya, Tegar (Winky Wiryawan), Karim (Dimas Aditya) dan juga Lebas.
Walaupun serial ini tergolong slowburn atau beralur lambat, perlahan kita akan mulai mengenal satu per satu siapa mereka tanpa ada kesulitan yang berarti.
Jalinan narasinya dijahit dengan sangat cantik, didahului oleh surat yang ditemukan Lebas dan Arum, dan surat itu lantas dibaca keduanya.
Surat yang dibacakan mereka, bergulir dengan indahnya ke masa lalu, dengan gradasi tone warna dari tahun 2001 ke periode 60-an yang juga ikut berubah ke warna kecoklatan. Transisi perpindahan era ini juga sangat mulus dan kadang dibuat senada dengan tempat atau gestur karakter utamanya.
Penggambaran karakter Dasiyah yang sangat menarik
Mendengar judulnya saja, pikiran kita akan langsung tertuju kepada sosok Dasiyah, tokoh penting di balik kisah Gadis Kretek. Bagaimana ia bisa mencintai kretek dengan sepenuh hati sudah ia jelaskan di awal adegan.

Ia bahkan telah mengurus bisnis kretek ayahnya dan bisa mengetahui mana tembakau yang baik atau tidak. Tapi, obsesinya terhadap saus kretek selalu terhalang oleh stigma gender yang dimilikinya. Pada masa itu, kaum hawa sangat tabu untuk memasuki ruangan pembuat saus kretek, karena bau perempuan akan membuat cita rasa kretek berubah.
Walaupun ia termasuk perempuan yang menuruti apa kata orang tuanya, bukan berarti ia selalu setuju. Dasiyah bukanlah tipikal perempuan yang mudah bergaul dan dekat dengan orang lain. Tatapan matanya dingin dan sangat introvert.
Namun, saat bertemu Soeraya (Ario Bayu), mendadak Dasiyah berubah, dan mulai bisa menyukai sosok lelaki yang baru ia kenal belum lama itu.
Dian Sastrowardoyo memang luar biasa saat memerankan karakter Dasiyah yang sulit ini. Mukanya seolah tanpa ekspresi menghadapi semua hal menyakitkan yang terjadi di depan matanya. Caranya berjalan, tatapan matanya juga mampu berbicara, tanpa perlu banyak dialog.

Kesimpulan
Untuk sebuah serial, pencapaian teknis, Gadis Kretek memang sangat unggul. Desain produksinya terbilang sangat detil, visualisasinya pun juga luar biasa mengagumkan. Kita akan dimanjakan banyak adegan yang bisa menghibur indera penglihatan kita di sepanjang episode ini berlangsung.
Walaupun alurnya sedikit lambat, namun serial ini sangat menghibur. Banyaknya intrik politik, dan misteri yang tersembunyi, dikemas dengan latar belakang industri tembakau membuat serial layak untuk ditonton.
Sebagai serial yang terasa sekali isu feminisme nya, seolah membuka mata kita kalau perempuan saat itu masih saja dianggap sebelah mata.
Namun, Dasiyah bisa merubuhkan dominasi kaum pria kalau peracik saus kretek bisa juga datang dari tangan perempuan. Di luar itu semua, cinta tak selamanya harus selalu bersama. Itulah yang mendasari semua kisah indah yang mengharukan ini.
Director: Kamila Andini, Ifa Isfansyah
Cast: Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, Arya Saloka, Tissa Biani, Rokman Rosadi, Sha Ine Febriyanti, Ibnu Jamil, Verdy Solaiman, Pritt Timothy, Tutie Kirana, Winky Wiryawan, Dimas Aditya
Duration: 5 Episodes w/58–74 minutes each episodes
Score: 8.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
Gadis Kretek
Gadis Kretek mengisahkan cinta sejati di tengah intrik industri kretek yang berbau politik dan membekas ke akhir hayat karakter utamanya