“You, me, the question is..do you have it in you to make it epic?” – Dementus (Furiosa: A Mad Max Saga, 2024)
Menjelang musim panas di bulan Juni nanti, sejumlah film besar mulai memasuki bioskop Indonesia. Salah satu film yang amat ditunggu kehadirannya adalah Furiosa: A Mad Max Saga sebuah film yang merupakan spin-off dan prekuel dari Mad Max: Fury Road (2015).
Film yang masih disutradarai dan ditulis George Miller ini merupakan seri kelima dalam waralaba Mad Max yang kini dibintangi oleh Anya Taylor-Joy dan Alyla Browne sebagai versi muda dari karakter utama Imperator Furiosa.
Karakter ini aslinya diperankan oleh Charlize Theron. Chris Hemsworth juga membintangi prekuel ini sebagai Dementus, begitu juga dengan Tom Burke dan Lachy Hulme yang menjadi Praetorian Jack dan Immortan Joe.
Furiosa: A Mad Max Saga tayang perdana di Festival Film Cannes ke-77 pada tanggal 15 Mei 2024, dan dijadwalkan akan dirilis di bioskop di Australia pada tanggal 23 Mei 2024, dan di Amerika Serikat keesokan harinya.
Film ini menerima ulasan yang sangat positif dari para kritikus yang memuji arahan Miller, skenario, urutan aksi, skor musik, sinematografi, dan penampilan para pemain (terutama Taylor-Joy, Browne dan Hemsworth), namun, beberapa mengkritik efek visual dan temponya.
Bagaimana dengan film ini sendiri? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Saat dunia mulai kiamat, Furiosa kecil yang tinggal bersama ibunya di Green Place of Many Mothers, sebuah oase yang hijau di tengah gurun pasir dan tidak berkekurangan, diculik oleh segerombolan pengendara motor besar yang dipimpin oleh Dementus.
Sang ibu yang tahu Furiosa diculik, mengikuti mereka dan menemukan tempat mereka. Namun, sang ibu terpaksa harus meregang nyawa agar anaknya bisa selamat. Furiosa lantas diasuh Dementus hingga suatu hari ia bernegosiasi dengan pemimpin Citadel yang dipimpin Immortan Joe.
Kedua tiran tersebut berperang demi dominasi, dan Furiosa menjadi alat barter yang diinginkan Immortan Joe agar Dementus bisa mendapatkan makanan, salah satu peralatan perang Joe dan Gastown.
Immortan Joe pun mempunyai rencana agar Furiosa bisa menjadi tempat mendapatkan keturunan yang selama ini diinginkannya, yaitu sehat dan tidak cacat. Tapi ternyata Dementus mempunyai maksud lain yang tidak disangka Joe.
Saat Dementus dan Immortan Joe memperebutkan dominasi, Furiosa segera menemukan dirinya dalam pertempuran tanpa henti untuk pulang. Bisakah ia kabur dari keduanya dan kembali ke rumahnya?
Narasinya termasuk yang terbaik untuk sebuah prekuel
Amat jarang dalam sebuah waralaba, sebuah prekuel bisa sama baiknya atau lebih baik dari film sebelumnya. Namun, Furiosa bisa membuktikan kalau film ini dapat disejajarkan dengan pendahulunya Mad Max: Fury Road yang dirilis pada tahun 2015.
Penceritaannya pun unik, dengan menggunakan 5 bab yang menjelaskan perjalanan hidup Furiosa kecil hingga remaja yang dipenuhi kekerasan dan menyebabkan ia menjadi protagonis yang dominan di Fury Road.
Kisah Furiosa dengan ibunya yang sangat dekat, dan juga prekuel ini menjelaskan bagaimana kisah Immortan Joe sebenarnya sebagai penguasa Citadel yang paling berkuasa.
Totalitas akting Anna Taylor-Joy dan Chris Hemsworth
Dengan durasi hampir menyentuh 2,5 jam, Furiosa memang amat melelahkan dan membosankan di beberapa adegan. Namun, semua itu terbayarkan dengan penceritaannya karakter utamanya yang dalam. Anna Taylor-Joy yang hanya mempunyai dialog 30 baris bahkan terasa amat kuat di film ini.
Aktingnya didukung dengan kinerjanya saat melakukan semua aksi sulit di tengah padang pasir memang harus diacungi jempol, terutama chemistry-nya dengan Chris Hemsworth terasa sangat padu.
Penggambaran Chris Hemsworth tentang karakter Dementus yang karismatik, namun amat haus kekuasaan, dan mengancam, seolah menjadi sisi gelap bagi karakter Furiosa untuk menjadi heroine yang sesungguhnya.
Elemen teknisnya tak menunjukkan penurunan sama sekali
Salah satu hal yang menonjol dan menjadi pembeda dari waralaba Mad Max adalah visualisasi post-apocalyptic nya yang berlatar padang pasir luas dan kering, seolah tak ada kehidupan bisa bertahan lama di tempat seperti itu.
Itulah hal utama yang menjadi narasi prekuel ini, yang berawal saat Furiosa diculik dari tempatnya tinggal yang hijau dan tak berkekurangan apapun.
Visualisasi Green Place of Many Mothers yang asri dan hijau amat kontras dengan Wasteland yang dikuasai Dementus ataupun Citadel yang dikuasai Immortan Joe.
Hadir dengan tone oranye yang hadir di sepanjang film, membuat nuansa panas nan tandus sangat berasa. Minimnya sumber daya bahan bakar dan makanan, membuat suasana kian panas saat dua penguasa saling bertikai, dan Furiosa ada di tengah-tengah mereka.
Sama halnya dengan Fury Road, Furiosa menghadirkan banyak efek praktis yang mencengangkan kita, terlebih lagi adegan kejar-kejaran yang intens dan pertarungan yang mendebarkan akan membuat kita menahan napas cukup lama.
Pertarungan nan epik di tengah padang pasir dengan kendaraan bergaya steampunk memang ciri khas waralaba Mad Max, dan tak ada film yang bisa menandinginya sampai kapanpun.
Kini di Furiosa, pertarungan epik ini ditingkatkan lagi lebih jauh dengan menghadirkan adegan pertarungan War Rig yang sungguh mengagumkan.
George Miller masih memberikan tampilan dan nuansa yang sama dari Wasteland yang brutal, namun ada peningkatan yang signifikan dari film sebelumnya.
Penggunaan dragster di tengah pasang pasir memang sangat nekat, namun saat Dementus menggunakan monster truck bersama dengan gerombolan motor besar semua berpacu menaiki bukit pasir dengan kemiringan 45 derajat, terasa amat gila dan amat menegangkan.
Kesimpulan
Furiosa: A Mad Max Saga selangkah lebih baik dari Mad Max: Fury Road. Kekuatan akting yang padu dari dua karakter utamanya, visualisasinya yang menawan, skoringnya yang kuat di sepanjang film, desain produksinya yang terus meningkat, dan tak ketinggalan aksinya yang brutal tetap dipertahankan sebagai ciri khas waralaba Mad Max.
Durasinya yang panjang dan terbagi dari 5 babak mungkin akan membuat kita sedikit lelah menonton film ini. Tapi semua kelelahan itu akan terbayarkan dengan sekuens aksinya yang menarik dan menegangkan.
Tonton segera film ini di bioskop terdekat di kota kamu.
Director: George Miller
Starring: Anya Taylor-Joy, Chris Hemsworth, Tom Burke, Lachy Hulme, Charlee Fraser, Angus Sampson, Alyla Browne, Daniel Webber, Nathan Jones, Gordon D. Kleut
Duration: 148 Minutes
Score: 8.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
Furiosa: A Mad Max Saga
Furiosa: A Mad Max Saga mengisahkan perjalalan Furiosa saat kecil hingga ia menjadi karakter yang kita kenal di Mad Max: Fury Road