Review French Exit (2021)

Bangkrut Harta Boleh, Bangkrut Hati Jangan

review french exit (2021)

© Sony Pictures

“My plan was to die before the money run out, but i kept and keep not dying.” – Frances.

Kehidupan glamor orang-orang kaya yang sepertinya tak tersentuh memang menjadi salah satu hal yang suka diangkat oleh film. Entah buat dipamerkan kekayaannya, atau lebih kepada makna apa yang bisa diambil dari harta yang ada ataupun kehidupan glamor para orang kaya ini.

Yang paling diingat, dan juga masih baru tentu saja adalah bagaimana ‘Crazy Rich Asians’ (2018) menampilkan betapa pentingnya nilai keluarga dalam kehidupan orang Asia, terlepas dari status sosialnya. Nah sekarang, apa nih yang mau ditampilin sama ‘French Exit’?

Film yang ditulis oleh pengarang novelnya sendiri, yaitu Patrick DeWitt ini, bercerita tentang sosialita bernama Frances (Michelle Pfeiffer) yang bangkrut. Ia lalu terpaksa menjual asetnya kemudian pindah ke kehidupan yang baru di Paris.

Kebetulan, temannya memiliki apartemen yang tak terpakai di sana. Frances pun mencoba bertahan dengan asset yang ada bersama dengan sang anak, Malcolm (Lucas Hedges) dan kucingnya bernama Small Frank.

Michelle Pfeiffer Keren Banget

© Sony Pictures

Michelle Pfeiffer mendapatkan nominasi Golden Globes 2021 untuk kategori Aktris Terbaik – Musikal atau Komedi. Maka dari itu, sudah barang tentu Ia menjadi sorotan utama di film ini.

Michelle memerankan seorang tokoh yang kompleks, dan ini berhasil mengeluarkan akting terbaik dari sang aktris veteran tersebut. Dari menit pertama penonton bisa melihat kalau Frances ini sesuatu. Karakter yang bisa mengeluarkan sisi komedi yang sinis dari Michelle.

Kepada Seth Meyers pun Michelle bilang kalau Frances itu orang yang blak-blakan, namun di sisi lain Ia terlihat memiliki masalah yang membuatnya rapuh. Kemudian seiring berjalannya waktu, Frances juga memperlihatkan sisi lainnya dari orang yang blak-blakan soal kata-kata, yaitu struggle untuk menyembunyikan perasaan. Terdapat layer yang coba dibuka dari masa lalunya yang membuat karakter ini semakin menarik untuk dilihat.

Dari segi first impression? Oh man, Frances tentu terlihat sangat berkelas, berkarisma, dan eksentrik. Kemudian ada Lucas Hedges sebagai anaknya. Aktor muda yang satu ini sudah berpengalaman bermain sebagai seorang anak dari aktris Hollywood ternama.

Tapi menjadi seorang anak dari ibu sosialita-slash-catwoman yang mengalami kebangkrutan baru pertama ini ia rasakan. Kredit patut kita berikan kepada costume designer film, Jane Petri, karena ia bisa mendesain jenis-jenis pakaian yang digunakan oleh Michelle Pfeiffer dengan baik dan tentunya terlihat wah.

Mulai dari coat, blouse, gak ada yang gak oke lah. Kita yang awam bisa melihat dari desainnya, kemudian bahannya juga, kleihatan dibuat agar menjadi berkelas. Di sisi lain, Malcolm jauh lebih sedikit dalam hal pakaian yang dikenakan. Gitu-gitu doang bajunya.

Apakah ini berkaitan dengan kehidupan sang karakter? Mungkin saja, namun yang pasti arc dari karakter ini berdampak terhadap tahap resolusinya nanti. Konflik sampingan yang dimiliki Malcolm mungkin masih kurang bikin penonton invest karena ada sesuatu yang klise, namun nantinya konflik ini menjadi pintu pembuka untuk turning point kedua. Diawali dengan tampilan yang poetic, di turning point kedua ini lah kita melihat sosok Frances yang tidak biasa ia tampilkan kepada orang lain.

French Design

Bergeser ke production design, nuansa tersendiri coba dibangun. Mulai dari tempat tinggal karakter utama di Manhattan kemudian ketika pindah ke Paris. Habis itu mobil yang dikendarai dan gaya dari restoran yang dikunjungi. Bisa dibilang sesuatu yang classic, yang mana sudah biasa ada dalam gaya hidup orang kaya.

Uniknya notion ini juga merembet ke benda-benda yang digunakan, yang secara tersirat menunjukkan hal serupa. Karena berlatar Paris, maka tentu saaja scoring yang dominan adalah alunan musik khas Perancis yang biasa kita dengar di film dengan latar serupa.

Aneh, tapi Tetap Menyenangkan

Keunikan berikutnya dari film ini adalah, dan ini merupakan yang paling besar, apa yang paling dirasakan pertama di ‘French Exit’ adalah humor dan anehnya film ini. Humornya ada yang witty, karena Frances merupakan karater tipe-tipe “let it all out all the time”.

Kemudian ada juga humor canggung yang bisa dilihat dari aktingnya Valerie Mahaffey. Ia berperang sebagai tetangga Frances yang emang keliatan canggung. Ada sebuah scene yang kocak banget ketika penonton disuguhkan oleh perkataan Frances yang emang “nyablak” dan reaksi Madame Reynard yang kaget setengah mati. Terus scene ketika Madame Reynard mengundang Frances dan Malcolm makan di rumahnya itu canggung parah tapi bisa bikin ketawa. Kemudian soal anehnya, ini benar-benar membuat tone dari ‘French Exit’ sempat berubah. So wacky!

© Sony Pictures

Cuman ketika sequence nya berjalan, kita yang nonton jadi antara kocak atau “apa banget sih ini” kinda-moment sendiri. Cuman akhir-akhirnya ketawa juga karena treatment yang tidak biasa ini. Poin ini melibatkan Small Frank, yang ternyata bukan sekedar kucing peliharaan semata. Ia memiliki peran dan makna yang lebih dari sekedar itu.

Udah gitu nanti ada kalanya film memperluas diri dengaan kemunculan beberapa karakter baru. Dari yang awalnya itu apartemen isinya cuma dua orang, tau-tau bertambah. Terdapat satu scene yang mewakili ini, di mana scene tersebut dibangun dengan baik, memiliki kejutan tak terduga, lalu ditutup dengan gong yang ngena karena semua tumpek blek jadi satu.

Udah gitu di scene berikut-berikutnya kita akan melihat bagaimana karakter-karakter ini menghabiskan waktu ketika berada di sana, which is, aneh tapi ya kenapa enggak. Bisa dikatakan ini semacam screwball comedy dan di sisi lain mengingatkan banget sama film Eropa dengan gaya komedinya yang juga beda.

Hanya saja ini turut membawa poin negatif yang kentara. Pertama, memang tidak dijelaskan kenapa para karakter jadi menghabiskan waktu di sana. Apakah ada sebuah urgensi untuk melakukan itu?

Kemudian terdapat karakter pendukung yang jadi tidak jelas perannya. Karakter ini sebetulnya memiliki eksposisi, namun saat filmnya sudah expand, tidak ada alasan yang kuat mengapa Ia masih di sana karena apa yang jadi tugasnya sudah selesai.

Makna “French Exit” Itu Sendiri

© Sony Pictures

Jika melihat sedikit lebih dalam mengenai judulnya, ‘French Exit’ sebenarnya memiliki arti yang kelam. Ungkapan ini sebetulnya merupakan eufemisme dari tindakan melakukaan tindakan bunuh diri. Eufemisme sendiri berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berarti ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa kasar.

Pergulatan ini kemudian dibatasi oleh sebarap banyak harta tersisa yang dimiliki oleh Frances saat itu di Paris. Jadi ada sesuatu yang menjadi penanda buat penonton sejak film memasuki tahap konfrontasi dan bagaimana batasan itu digunakan dan apakah makna soal kehidupan yang bisa kita ambil dari sana cukup menarik untuk dilihat.

Memang hal-hal serius ini dicampuradukkan sama komedi rada absurd. Meski begitu, akting dari para pemerannya yang bagus membuat penonton bisa tetap invest dengan film yang bisa dibilang suka berubah.

© Sony Pictures

Sutradara Azazel Jacobs mengatakan bahwa ia, seperti halnya Michelle Pfeiffer, tidak terlalu paham banget sama dunia glamor ini. Meski begitu lewat ‘French Exit’ Aza mencoba menampilkan sisi yang lain dari mereka yang seakan-akan tidak tersentuh tersebut.

Walhasil keluarlah sebuah film yang menonjol berkat penampilan aktornya dan juga sense-nya yang aneh. Tapi, walaupun emang ini film aneh cuman keanehan ini entah kenapa memberikan warna dan juga hiburan tersendiri meski hal ini terjadi berkat pertolongan para aktornya. Apa yang dilalui oleh karakter Frances, dengan segala keabsurdan dan ketidakpantasannya, memperlihatkan bahwa peran orang terdekat sangat penting ketika kita berada di situasi yang paling buruk.

Kemudian sebanyak apapun harta yang dimiliki atau seberapa banyak harta yang habis, hal itu tidak akan tergantikan dengan keutuhan keluarga yang kita miliki.

 

Director: Azazel Jacobs

Cast: Michelle Pfeiffer, Lucas Hedges, Tracey Letts, Imogen Poots, Valerie Mahaffey, Danielle MacDonald, Daniel Di Tomaso, Susan Coyne, Isaach de Bankole

Duration: 113 Minutes

Score: 7.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

French Exit

7 Score

French Exit bercerita tentang sosialita bernama Frances (Michelle Pfeiffer) yang bangkrut. Ia lalu terpaksa menjual asetnya kemudian pindah ke kehidupan yang baru di Paris. Kebetulan, temannya memiliki apartemen yang tak terpakai di sana. Frances pun mencoba bertahan dengan asset yang ada bersama dengan sang anak, Malcolm (Lucas Hedges) dan kucingnya bernama Small Frank.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 7
  • Entertain 6
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version