Review Flamin’ Hot (2023)

Kisah Seorang Janitor yang Menemukan Rasa Baru dari Budayanya.

review flamin' hot3

© Searchlight Pictures

“I didn’t know politics affect people, especially hard-working people like us,” – Richard Montañez

Satu lagi persembahan film ‘Based on True Story’ dari Searchlight Pictures, yang mengangkat tentang kisah hidup seorang Richard Montañez. Ia adalah mantan karyawan Frito-Lay yang dianggap sebagai penemu makanan ringan populer “Flamin ‘Hot Cheetos”.

Flamin’ Hot diarahkan oleh artis sekaligus sutradara Eva Longoria, dari naskah yang ditulis Linda Yvette Chávez (Gentefied) dan Lewis Colick (Charlie St. Cloud, October Sky). Longoria sebelumnya pernah menyutradarai dokumenter La Guerra Civil serta beberapa episode untuk serial, seperti Jane The Virgin dan The Mick.

© Searchlight Pictures

Seperti apa review Flamin’ Hot dari Cineverse? Simak di bawah ini!

Sinopsis

Film ini didasarkan pada kisah nyata Richard Montañez (Jesse Garcia), seorang petugas kebersihan Frito-Lay yang mengusik industri makanan dengan mencampurkan ciri khas Meksiko-Amerika. Ia ingin mengubah Flamin ‘Hot Cheetos, dari camilan menjadi fenomena budaya pop global yang ikonik.

Biografi yang menyenangkan

Flamin’ Hot menjadi sebuah tayangan inspiratif yang tidak berat dan menyenangkan. Meski tidak sepenuhnya berjalan sesuai fakta sejarah, namun ceritanya dibuat agar lebih bisa dinikmati oleh beragam kalangan.

© Searchlight Pictures

Sepanjang film pun, Flamin’ Hot tidak banyak menghadirkan kisah-kisah berat dan terlalu membebani. Ini adalah tayangan sinematik yang akrab, ketika karakter miskin menjadi kaya,serta adanya imigran yang berbuat baik. Apa yang membuatnya bisa ditonton adalah penampilan konyol, menyenangkan, dan karismatik dari Garcia dan Annie Gonzalez (sebagai Judy, istri setia Richard Montañez).

Sayangnya, mungkin kenyataan ini membuat para pecinta film inspirasional agak kecewa. Selain kebenaran relatif dari materi sumber, yang membuat Flamin’ Hot terlihat menyedihkan adalah bagaimana kualitas film ini dijunjung tinggi sebagai inspirasi. Tidak banyak yang bisa dipetik dari Flamin’ Hot, kecuali semangat juang – atau kesetiaan yang semu kepada perusahaan. Belum lagi bagaimana kita harus bertahan terhadap berbagai perundungan rasial.

Keluarga dan komunitas

Selain memperlihatkan bagaimana sosok Richard berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, film ini juga menonjolkan aspek kekeluargaan. Tokoh utama sendiri merupakan seorang Latin yang kerap mengalami perundungan di sekolahnya. Ia menjadi bahan ejekan karena latar belakangnya yang berbeda dibandingkan dengan teman-teman lainnya.

© Searchlight Pictures

Namun sejak kecil, Richard selalu melihat hal-hal tersebut menjadi peluang. Ia mencari cara bagaimana dirinya tidak mendapatkan perundungan, sekaligus bisa mendapatkan uang. Richard akhirnya menarik perhatian teman-temannya melalui masakan cepat saji milik sang Ibu.

Dari awal, terlihat jelas bahwa Flamin’ Hot mencoba memperhatikan aspek keluarga dan komunitas yang kental. Sudah seringkali menerima perlakuan tidak adil, maka keluarga dan komunitas adalah satu-satunya jalan agar Richard dan Judy bisa bertahan.

Kesimpulan

Flamin’ Hot agaknya terlalu mudah dan lancar bagi sebuah film ‘berdasarkan kisah nyata’, yang katanya kerap menginspirasi. Tidak mengikuti fakta sejarah mungkin membuat sang sutradara merasa bebas memainkan jalan cerita bagi tokoh utama. Beruntungnya, film ini menawarkan beberapa aspek yang menghibur dan cukup menyenangkan untuk dinikmati. Alhasil, Flamin’ Hot masih layak ditonton untuk sekedar mengisi waktu luang dan berkumpul dengan keluarga.

 

Director: Eva Longoria

Cast: Jesse Garcia, Tony Shalhoub, Dennis Haysbert, Annie Gonzalez, Emilio Rivera

Duration: 99 minutes

Score: 5.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Flamin' Hot

5.8 Score

Flamin' Hot didasarkan pada kisah nyata Richard Montañez (Jesse Garcia), seorang petugas kebersihan Frito-Lay yang mengusik industri makanan dengan mencampurkan ciri khas Meksiko-Amerika. Ia ingin mengubah Flamin ‘Hot Cheetos, dari camilan menjadi fenomena budaya pop global yang ikonik.

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 6
  • Entertain 6
  • Story 5
  • Scoring 6
Exit mobile version