Review Zack Snyder’s Justice League (2021)

Zack Snyder’s Justice League menceritakan perjuangan superhero DC untuk melindungi dunia dari ancaman bencana yang mendekat.

zack snyder’s justice league

© HBO Max

“I don’t care how many demons he’s fought in how many hells. He’s never fought us. Not us united.” – Bruce Wayne (Zack Snyder’s Justice League).

Film superhero tidak mudah untuk dibuat, terlebih film-film superhero ensemble cast yang punya lebih dari tiga superhero dalam satu film. Butuh perencanaan bertahun-tahun karena masalah utamanya bukan hanya untuk memuaskan para fans komik, tetapi juga masyarakat awam.

Apa cara paling tepat untuk memperkenalkan para superhero ini secara komprehensif yang dapat dimengerti oleh awam yang baru mengikuti alur cerita dari dunia DC, tetapi juga bisa menarik dan mempertahankan ketertarikan para veteran komik?

Jawabannya bisa dikatakan sangat sulit. Butuh waktu yang lumayan cukup lama untuk world building dan membangun karakter. Sebagai contohnya, kita bisa  melihat dari Marvel Cimatic Universe (MCU), mereka membutuhkan 5 film dalam 5 tahun sebelum akhirnya mengeluarkan The Avengers (2012).

Bayangkan, 5 tahun untuk memperkenalkan 4.5/6 karakter utama (4.5 karena pengenalan Black Widow yang ada di ‘Iron Man 2’-red). Tapi pada saat The Avengers (2012) rilis, kita semua sudah mengenal para protagonis dan arah ceritanya.

© HBO Max

DC bisa dikatakan memulainya dengan lumayan terlambat. MCU yang sudah memulai pada tahun 2008, sedangkan DC baru bergerak pada tahun 2013 dengan Man of Steel (2013). Empat tahun kedepannya, mereka baru mengeluarkan 3 film lain sebelum akhirnya Justice League (2017).

Durasi waktu untuk establishment-nya kurang lebih sama dengan MCU, tetapi DC kurang 1 film dibandingkan dengan saingannya. Yang sebenernya kurang 2, karena Suicide Squad (2016) sepertinya tidak bersinggungan langsung dengan jalan cerita inti dari Justice League (2017).

DC memang sudah dari awal menyatakan bahwa mereka mau mencoba pendekatan yang berbeda dengan film-film mereka, hanya Justice League (2017) mempunyai terlalu banyak elemen baru yang harus diperkenalkan dan kurangnya ruang untuk bernapas. Alhasil kalau kita kilas balik kembali, film versi awalnya masih terlihat sangat janggal.

© HBO Max

Selama 4 tahun, kita semua tentunya skeptis akan apa yang Snyder ingin tunjukkan. Pastinya ada hal yang menarik, akan tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya menghilangkan rasa skeptis akan Justice League-nya. Bagaimana kalau ternyata sama saja?

Turns out, we were wonderfully proven wrong. Zack Snyder’s Justice League, yang ditayangkan pada 18 Maret di HBO Max dengan durasi hampir empat jam memang jauh lebih mengesankan. Terlepas dari inti jalan ceritanya yang memang adalah perjuangan melawan Steppenwolf, berbeda total dengan Justice League (2017). Perbedaan yang sangat signifikan ini membuatnya film ini terasa seperti baru.

Dengan segala keterbatasan dan masalah yang ada, Justice League versi Zack Snyder ini berhasil melakukan apa yang dibutuhkan MCU 10 tahun dalam 4 jam. Mengingat bahwa dia mencoba untuk memasukkan beragam macam elemen baru, 4 jam justru terasa singkat, padat, dan jelas. Hubungan setiap karakter dengan karakter lain dan dengan dunia dijelaskan lebih detil lagi, perkenalan karakter baru dan potential establishment mereka juga dimasukkan secara natural.

© HBO Max

Tidak ada elemen baru yang terasa dipaksa. Dialog humor mengalir lebih lancar. Ceritanya tidak terlalu berat. Namun, tidak terlalu ringan sampai terasa membosankan. The feelings are there, and there’s a lot of it, tetapi tidak terasa terlalu dramatis maupun tegang. Semuanya dirajut menjadi sebuah narasi yang jelas dan mudah diikuti oleh penonton baru dan juga para pecinta komik veteran.

Dan juga salah satu hal terbaik dari film ini adalah lenyapnya CGI moustache yang gak jelas itu, muka Henry Cavill bersih dan ganteng dalam rasio aspek 4:3.

But let’s get a little bit in depth here. Dibandingkan dengan Justice League (2017), versi yang ini cenderung mempunyai alur yang maju. Snyder terkenal suka mencampur aduk alur, terkadang ada yang maju, lalu tiba-tiba ada flashback. Lumayan sulit untuk mengikuti film-film Snyder karena ciri khasnya tersebut. Namun versi ini sangat mudah untuk diikuti.

© HBO Max

Peran masing-masing protagonis dan karakter mereka juga dijelaskan secara lebih mendalam. Hal yang membuat Justice League (2017) terasa sangat janggal adalah karakterisasi para protagonis, terlebih kepada Flash dan Cyborg yang sebelumnya belum pernah diperkenalkan. Yang awalnya mereka hanya seperti pemeran tambahan semata, Snyder memberikan sebuah relatable backstory terhadap kedua karakter ini. Cyborg benar-benar ditunjukkan sebagai hati dan inti dari cerita.

Bruce juga tidak terlihat seperti orang kaya kurang ajar dan lebih seperti orang yang sebenarnya takut akan keselamatan dunia. Arthur, yang awalnya diperlihatkan sebagai masa bodoh dan apatis, justru digambarkan sebagai orang yang sedang mengalami konflik batin. It’s not he doesn’t care, it’s just that he’s confused.

Snyder Cut ini memang lebih emosional dibanding yang sebelumnya. Rasa kesedihan dan putus asa yang dialami dunia atas kematian Superman terasa lebih bermakna. Score film dari Junkie XL juga sangat cocok dengan narasi, membuat beberapa adegan menjadi jauh lebih dramatis dalam hal yang lebih baik tentunya.

Namun, film ini tidak luput dari kekurangannya. Terlalu banyak dialog yang datar dan adegan-adegan yang sejujurnya tidak berkontribusi apapun pada cerita dan pengembangan karakter. Banyak pemotongan adegan yang terasa aneh.

© HBO Max

Tetapi lagi-lagi, dengan segala keterbatasan dan masalah internal dan eksternal, Snyder berhasil merealisasikan visinya dan menghasilkan Justice League yang jauh lebih baik dibandingkan versi sebelumnya.

Ending-nya, sesuai dengan apa yang pernah dinyatakan Snyder, cliffhanger banget. Konon katanya tidak akan ada lanjutan dan DC ingin melakukan reboot ulang akan film-filmnya, but who knows? Dunia internet berjuang dan berhasil dengan #ReleaseTheSnyderCut, siapa tahu kalau kita bersatu lagi seperti Justice League, #RestoreTheSnyderVerse” bisa jadi kenyataan.

Terakhir adalah Zack Snyder’s Justice League tidak mempunyai adegan post-end credit, jadi kita tak perlu menunggu hingga post credit-nya selesai.

 

Director: Zack Snyder

Cast: Ben Affleck, Gal Gadot, Henry Cavill, Jason Momoa, Ezra Miller, Ray Fisher, Ciarán Hinds, Amy Adams, Jeremy Irons, Diane Lane, Connie Nielsen, Joe Morton, J.K. Simmons, Willem Dafoe, Joe Manganiello, Harry Lennix

Duration: 242 Minutes

Score: 7.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Zack Snyder's Justice League

7.8 Score

Zack Snyder’s Justice League kembali hadir dengan versi Zack Snyder di HBO Max yang berdurasi hampir 4 jam. Banyak perubahan dilakukan dan akan memuaskan para fansnya ketimbang versi awalnya

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 8
  • Entertain 7
  • Scoring 8
  • Story 8
Exit mobile version