Review Way Down (2022)

Usaha Sekelompok Orang Merampok Bank Spanyol untuk Mengambil Artefak Kuno

Sejuta orang berkumpul menyemangati pria yang tak mereka kenal untuk memasukkan bola ke gawang. Tidak penting, tidak esensial, tapi sangat berarti. Itu adalah gairah.” – Walter (Way Down).

 

Bank of Spain tampaknya harus segera merombak besar-besaran keamanan mereka. Setelah ‘Money Heist’ berhasil mencuri emas dari brankas yang teraman di dunia, kini giliran film ‘Way Down’ yang mencoba menguji keamanan tersebut untuk merampok artefak kuno yang tersimpan di brankas yang sama.

Bukan dipimpin oleh Profesor, ‘Way Down‘ memiliki sosok bernama Walter yang menjadi kepala akan perampokan ini. Sepanjang film, mereka dihadapi oleh berbagai rintangan yang terlihat sangat sulit untuk dilalui, namun entah bagaimana selalu saja ada jalan keluar yang ternyata sangat simple. Sekali dua kali tidak apa-apa, tetapi masalahnya film ini kerap berkali-kali berkutat pada rentetan adegan tersebut, yang mana cukup membuat film ini mudah ditebak.

Film produksi negeri Matador ini memiliki dua bahasa di dalamnya, yaitu Spanyol dan Inggris. Hal itu tidak membuat gusar pengalaman menonton ‘Way Down’. Hal yang cukup menggusarkan adalah bagaimana kedekatan dari para karakter di film terkesan dipaksakan. Tidak sepenuhnya nol chemistry, tetapi susah rasanya menikmati sesuatu yang dari awal memang ditakdirkan untuk tidak bersama.

Meski demikian, ‘Way Down’ tetap menyimpan beberapa keseruan di dalamnya, apalagi saat dihadapi oleh situasi genting yang membutuhkan fokus tinggi. Film ini masih bisa menyajikan banyak momen tersebut yang tak bisa dipungkiri berhasil membuat adrenalin meningkat.

Sinopsis

© TF1

‘Way Down’ mengisahkan tentang seorang pemilik bisnis sekaligus pedagang seni bernama Walter Morland (Liam Cunningham), yang menemukan sebuah harta karun di perairan Spanyol. Sayangnya, karena tidak memiliki izin untuk melakukan penggalian, seluruh hasil temuannya disita oleh pemerintah.

Semua harta itu akhirnya diamankan di brankas Bank Spanyol agar tidak ada yang bisa mengambilnya. Semua harta temuan Walter disimpan di tempat penyimpanan yang disebut paling aman di dunia karena kabarnya tidak bisa dibobol selama lebih dari 80 tahun.

Tak hanya itu, sistem keamanan yang ada di bangunan tersebut juga sangat ketat. Contohnya, apabila ruang bawah tanah tersebut kedapatan penyusup, seisi ruangan akan dibanjiri oleh air dengan volume besar, niscaya membuat orang di dalamnya tenggelam.

Dari keamanan yang sudah terlihat sangat ketat, membuat Walter memutuskan untuk membuat tim berisi orang-orang berkeahlian khusus, di antaranya ada Lorraine (Astrid Berges Frisbey) yang merupakan seorang penipu, Simon (Luis Tosar) seorang ahli logistik, Klaus (Axel Stein) seorang peretas computer, dan James (Sam Riley) yang menjadi mitra lama dari Walter dalam misi perburuan harta karun.

Walter juga membutuhkan bantuan dari seorang mahasiswa teknik yang jenius, bernama Thom Jhonson (Freddie Highmore) untuk membantunya menembus brankas dari Bank Spanyol. Mereka semua bekerjasama dan menyusun sebuah rencana terperinci untuk membobol brankas dari Bank Spanyol. Salah satu strategi yang mereka lakukan adalah dengan memanfaatkan momentum pertandingan final Piala Dunia Sepakbola 2010 yang dimainkan oleh tim nasional sepakbola Spanyol. Pertandingan tersebut disiarkan melalui layar raksasa yang berada tepat di depan gedung Bank Spanyol.

Hanya memiliki waktu 105 menit untuk melakukan aksinya, mereka harus saling kompak dan membantu satu sama lain di saat semua perhatian staf penjaga tertuju pada pertandingan yang sedang berlangsung.

Rintangan mudah tertebak, namun masih menegangkan

© TF1

Penjelasan mudahnya seperti ini. Thom, Lorraine dan James sedang berusaha menyebrang dari satu tempat ke tempat lainnya. Untuk bisa ke tempat baru tersebut, mereka harus menghubungkan kedua tempat itu dengan tangga lipat. Jadi, mereka harus berjalan merangkak untuk bisa sampai di titik sebrang. Thom dan Lorraine berhasil melaluinya dengan baik.

Ketika sampai giliran James, tentu sudah bisa ditebak dengan mudah, dong, nasib dia ketika melewati tangga tersebut? Kita tidak akan membeberkan lebih banyak lagi mengenai adegan tersebut, sebab ‘Way Down’ memiliki banyak momen-momen seperti itu yang tentu sangat mudah ditebak.

Mungkin karena cerita yang dihadirkan di film ini relatif ringan dan gampang untuk diikuti, ‘Way Down’ mencoba untuk menyelipkan adegan serupa di banyak titik film. Meskipun begitu, perasaan menegangkan itu tetap ada di sana. Reflek ingin meremas kursi bioskop karena deg-degan salah satu karakternya bisa saja gagal, itu tetap hadir menemani selama kurang lebih dua jam. Padahal, ya, hasil akhirnya sudah jelas ketahuan karena dapat ditebak dengan mudah.

Tim tanpa chemistry

© TF1

Satu hal yang berhasil membuat kita gusar adalah bagaimana tim ini sama sekali tidak menunjukkan kedekatan yang kuat. Padahal, ada Walter dan James yang katanya sudah bekerja sama selama 10 tahun, tapi tetap tidak ada indikasi bahwa mereka sudah memiliki hubungan yang lama.

Antar karakter juga tidak terlihat begitu akrab, jarang sekali ada momen kehangatan dengan sesama. Anehnya lagi, tidak pernah ada interaksi yang berarti antara Lorraine dan Walter, padahal Lorraine sendiri sudah mengatakan bahwa ia menganggap Walter seperti ayahnya.

Yang akhirnya membuat kita sadar, ‘Way Down’ mencoba untuk menunjukkan kehebatan individu para karakternya. Mereka mengorbankan chemistry kuat antara mereka berenam agar bisa menonjolkan kebolehan yang mereka miliki.

Walter dengan gaya kepemimpinannya yang demokratis, James yang menjadi otak di lapangan, Simon (satu-satunya orang Spanyol di tim) selalu bisa memaksimalkan kontribusinya dengan baik, Lorraine yang dengan kecerdikannya bisa menyelesaikan banyak tugas secara mulus, serta Klaus dengannya kemampuannya di bidang IT berhasil meringankan tugas teman-temannya.

Terakhir, ada Thom yang selalu berdedikasi menyelesaikan apa yang sudah ia mulai dengan sempurna. Itu semua menjadikan mereka semacam paket komplit yang tentu aksi-aksinya mendapatkan artefak tersebut patut untuk disimak hingga akhir.

Kesimpulan

© TF1

‘Way Down’ mungkin memang belum mampu menjadi film perampokan yang terbaik. Dengan banyaknya adegan yang mudah tertebak, film ini cenderung tidak memberi sesuatu yang “wah” dibanding film-film serupa di luar sana.

Walau demikian, film ini tetap bisa memberi sensasi menegangkan yang cukup maksimal. Dibarengi dengan cerita yang mudah diikuti dan tidak begitu menuntut penonton untuk berpikir keras, ini bisa menjadi sajian yang menghibur di kala senggang.

 

Director: Jaume Balagueró

Cast: Freddie Highmore, Astrid Bergès-Frisbey, Sam Riley, Liam Cunningham, Jose Coronado, Luis Tosar, Emilio Gutiérrez Caba, Axel Stein, Famke Janssen, James Giblin, Daniel Holguín

Duration: 118 minutes

Score: 7.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Way Down

7 Score

Bercerita tentang seorang insinyur jenius tertarik dengan brankas misterius dan tak tertembus yang tersembunyi di bawah Bank Spanyol, ia bergabung dengan kru pencuri yang berencana untuk mencuri harta karun legendaris. Sementara seluruh dunia menyaksikan perhelatan Piala Dunia. Dengan ribuan penggemar sepak bola bersorak-sorai di jalan, dan pasukan keamanan mendekat, mereka hanya memiliki beberapa menit untuk dapat menjebol brankas tersebut.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version