Review Tutuge (2021)

Horor yang Tak Biasa, dan Mengangkat Kearifan Lokal Bali

“Manusia yang sudah meninggal itu biasanya masih membawa perasaan, keinginan, cita-cita bahkan dendam, sesuai dengan pengalaman hidup masing-masing” – Ketut (Tutuge).

 

Film horor Indonesia sedang berkembang akhir-akhir ini. Jika dulu biasanya hanya diidentikkan dengan seks dan silat, film horor Indonesia sudah mulai banyak mengeksplorasi kearifan lokal untuk dikaitkan dengan hal-hal gaib. Lebih dekat dengan budaya Indonesia, tidak heran film-film ini mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat luas.

Meski menjadi langganan genre kesukaan sebagian besar penonton setiap tahunnya, film ‘Tutuge’ bukan merupakan sembarang film horor biasa. Film ini mampu menghantui para penonton lewat budaya Bali yang begitu kental, terbukti dengan beberapa penghargaan yang berhasil diraih oleh ‘Tutuge’.

Sinopsis

Keberadaan Ameera (Rania Putrisari) di Bali sebenarnya mencari inspirasi untuk memecahkan kebuntuannya sebagai penulis misteri. Pertemuan Ameera dengan Ketut (Langlang Buana) mengarahkannya ke dalam kisah penuh misteri dari seorang wanita Bali, Laras (Imelda Therrine), pemilik villa yang sangat artistik.

© Tiga Sinergi

Perkenalan tersebut membawa Ameera mengetahui bahwa Laras sebenarnya tidak menderita Alzheimer seperti yang didiagnosis oleh dokter. Suami Laras, Cokro (Rizky Hanggono), juga mengira Laras mengidap penyakit tersebut karena tidak percaya dengan hal-hal gaib yang berhubungan dengan kelakuan aneh Laras. Tak ada yang tahu alasan di balik niat segala kebohongan Laras tersebut.

Sementara hidupnya penuh dengan kerumitan, Cokro terlihat sangat protektif terhadap istrinya. Ameera bahkan merasakan bahwa hubungan rumah tangga mereka sudah tidak harmonis lagi.

Banyak misteri yang penuh kejanggalan serta beribu tanda tanya timbul di benak Ameera, Ternyata awal mula dari segala misteri yang menghantui kehidupan Ameera dan Laras, berasal dari Tutuge, bahasa Bali, yang berarti: diikuti makhluk halus.

Karakter terjalin rapi

Konflik utama yang terjadi pada orang ketiga menimbulkan misteri yang lebih dalam. Karakter Ameera Janus yang diperankan Rania Putrisari cukup membingungkan di awal laga, peran lain yang masuk perlahan menjadi dukungan cerita runut dan lebih mudah untuk diikuti. Apalagi misteri akan terus tersaji hingga penghujung film, jadi sabarlah kalian dengan plot yang perlahan.

© Tiga Sinergi

Hubungannya dengan Laras yang lebih terlihat sebagai pemain utama di sini terjalin cukup rapi, walaupun mereka dalam cerita tidak berhubungan atau tidak saling kenal lebih dulu. Pembawaan luar biasa Imelda Therinne yang membuat karakter Laras dieksplor dengan begitu cantik. Orang yang kesurupan, ketempelan, atau Tutuge ini tampil terus membawa misteri baru.

Perubahan kepribadian dan kemunculannya yang selalu mendadak, membuat spekulasi yang berbeda dari tiap kejanggalan baru yang dibawanya. Di sini penjelasan narasi-narasi orang pertama yaitu Ameera Janus akan merangkai misteri dan penjelasan di setiap kejanggalan dari mulai ringan hingga mengerikan.

© Tiga Sinergi

Film ‘Tutuge’ yang hanya diisi oleh 6 orang karakter utama, sangat pas membawa kita ke masalah penuh emosi ini. Dari mulai Ketut yang awalnya mungkin diremehkan ternyata membawa hal kunci yaitu bapaknya yang diperankan Komang Suendra. Lalu Cokro (Rizky Hanggono) dan adiknya Inggit (Gicina) membuat nuansa horor mencekam dan membingungkan makin terasa.

Ajang promosi liburan di Bali

Sudah jarang penonjolan film horor dari budaya lokal. ‘Tutuge’ mengemas film horor mencekam dengan budaya lokal yang tidak berlebihan. Kita tahu pasti Bali lebih banyak dikenal di luar ketimbang negaranya Indonesia sendiri. Penonjolan nuansa liburan “estetik” sangat terasa.

Villa dan resort yang merupakan 2 tempat utama berlangsungnya film, menarik hati dari keseluruhan 2 jam durasi. Dari letak dan lansekap yang selalu terselip, lalu tata ruang sedemikian rupa mengajak kita untuk terpikat suasana “healing”, dan nuansa pinggir pantai yang selalu lekat dengan Bali dan selancarnya.

© Tiga Sinergi

Pengambilan gambar ala-ala cinematic untuk mempercantik visual mungkin terasa agak berlebihan untuk beberapa penonton, tapi keseimbangan tone warna yang konsisten membuat gambar sepanjang 2 jam ini tak membosankan. Apalagi kalian akan disuguhkan 1 adegan dengan angle yang cukup banyak membuat satu adegan saja terlihat cukup dinamis.

Irama terkadang tak harmonis

Skoring di beberapa bagian sangat mengganggu, peralihan terasa begitu kasar kadang memekakkan telinga. Walaupun scoring secara keseluruhan begitu tebal dan apik, hal-hal mengganggu terselip cukup membekas. Perpindahan gambar yang selalu ditambah scoring tajam agaknya terasa berlebihan di beberapa sisi.

© Tiga Sinergi

Menebalan suasana dengan skoring tajam terasa pas di beberapa bagian horor dan mencekap. Keselarasan dengan objek gambar dan para pemain juga banyak yang bisa diacungi jempol. Dengan nuansa-nuansa Bali dan musik tradisionalnya terasa pas dengan visual yang ada.

Mungkin kalian akan mudah terbawa perpindahan emosi dengan hanya mendengar scoring tajam tiap adegan. Tanpa melihat lebih dulu, kalian akan tahu arah suasana yang dibangun akan seperti apa.

Kesimpulan

Ada beberapa alasan jelas mengapa film ini begitu banyak menarik perhatian para pecinta film. ‘Tutuge’ dengan apiknya menjalin ke-6 karakter dengan konflik secara perlahan, sehingga jalan cerita terbangun dengan baik. Adapun sinematografi mampu memuaskan mata lewat keindahan Bali yang sudah tak perlu diragukan lagi.

Meski begitu, film ini masih memiliki kekurangan, di antaranya yaitu skoring yang tak harmonis dan di beberapa bagian cukup mengganggu. Secara keseluruhan, film ini bisa dinikmati dan tidak menyia-nyiakan waktu para pecinta film yang ingin menikmati tayangan horor Indonesia.

 

Director: Virlanwana Langgong

Cast: Imelda Therinne, Rania Putri Sari, Rizky Hanggono, dan Ismi Melinda.

Duration:  141 minutes

Score: 7.2/10

WHERE TO WATCH

TBA

The Review

Tutuge

7.2 Score

Keberadaan Ameera (Rania Putrisari) di Bali sebenarnya mencari inspirasi untuk memecahkan kebuntuannya sebagai penulis misteri. Namun, ia malah terjebak dalam kejadian aneh bersama orang-orang yang baru dikenalnya.

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version