“Love makes us weak. That’s why you’re crying right now.” – Ares (Through My Window).
Bayangkan ketika banyak remaja di luar sana yang tak kunjung mendapatkan “match” di masing-masing aplikasi kencan, tiba-tiba melihat ada sepasang kekasih yang bertemu karena……. password Wi-Fi. Ya, itulah yang menjadi premis ‘Through My Window’. Seorang perempuan yang dipertemukan dengan lelaki idamannya karena sebuah kata sandi.
Film ini merupakan adaptasi cerita wattpad karya Ariana Godoy dengan judul yang sama. Dengan cerita yang dikelilingi oleh pengalaman erotis, ‘Through My Window’ otomatis tidak ingin lepas jauh dari dasar ceritanya, menjadikan film garapan sutradara Marcal Fores ini hampir bisa dimasukkan ke kategori film biru.
Dibintangi oleh deretan aktor dan aktris berkebangsaan Spanyol, film asal negeri matador ini sama sekali tidak memiliki chemistry yang tercermin di masing-masing karakter. ‘Through My Window’ diproduksi dan didistribusikan oleh Netflix sendiri, dan rilis pada tanggal 4 Februari kemarin.
Oh, iya. Film ini memiliki kategori 18+ dari Netflix karena ada adegan yang hanya cocok ditonton oleh mereka yang sudah berumur di atas itu. Jadi, Cilers yang umurnya masih di bawah itu, cari tontonan yang lain saja, ya!
Sinopsis
Raquel (Clara Galle) adalah seorang remaja perempuan yang memiliki tetangga orang kaya. Rumah mereka bersebelahan dengan jelas, membuat Raquel bisa mengintip kegiatan mereka dari jendela kamarnya. Rumah itu milik keluarga Hidalgo yang merupakan pemilik Alpha 3, perusahaan ternama di Spanyol. Ayahnya yang langsung mengepalai perusahaan tersebut memiliki tiga anak laki-laki. Ada Artemis (Eric Masip) yang paling tua dan Apolo (Hugo Arbues) yang paling muda.
Di tengah-tengah mereka ada Ares (Julio Pena), lelaki yang selama ini didambakan oleh Raquel. Sepanjang mereka tinggal bersebelahan, Raquel sudah mengikuti akan kegiatan yang dilakukan Ares. Dia tahu jadwal Ares latihan bola, juga kegiatan-kegiatan lain yang bersifat pribadi. Bahkan, password Wi-Fi Raquel terdapat nama Ares.
Malapetaka pun terjadi. Ares berhasil membobol Wi-Fi Raquel dan akhirnya obsesi sepanjang masa gadis itu terbongkar. Ares selama ini sadar kalau Raquel sering menguntit kemanapun ia pergi. Setelah pertemuan itu, Raquel mengganti password-nya dan Ares turut mengetahui akan hal itu. Ares yang tiba-tiba datang kamar Raquel lewat jendelanya yang terbuka, meminta kejelasan akan hal tersebut.
Ternyata, pertemuan itu bukanlah pertemuan terakhir mereka berdua. Ares mengajak Raquel untuk datang ke pesta yang ia gelar, dan selanjutnya mereka berdua mulai terlibat di hubungan rumit yang sulit untuk dijalankan.
NOL chemistry
Ketika saya mengatakan di atas kalau para karakter di sini tidak saling memiliki chemistry, hal itu ditunjukkan oleh beberapa karakter yang gagal menunjukkan keserasian saat berinteraksi. Bahkan, karakter utamanya sekalipun tidak mampu memancarkan sinar-sinar yang menunjukkan kecocokan mereka berdua. Sangat, sangat, aneh.
Hubungan asmara yang melilit Raquel dan Ares hanya ditunjukkan dari adegan-adegan panas yang mereka lakukan. Tidak ada percakapan empat mata yang berarti, yang bisa membawa penonton paham kalau mereka berdua ini memang saling mencintai.
Anehnya lagi, Raquel seringkali marah ke Ares karena satu hal, namun hanya untuk dirinya luluh kembali ke Ares. Ares sering “main” bersama banyak perempuan, masih bisa dilupakan oleh Raquel. Ares sering memainkan perasaan Raquel? Juga tetap membuat ia kembali ke laki-laki itu.
Penulis naskah Ariana Godoy dan Eduard Sola seakan-akan ingin Raquel dan Ares cepat rujuk agar merek bisa kembali beradegan panas.
Kemudian ada karakter pendukung lainnya yang sama-sama ancur dalam hal chemistry. Temannya Raquel, Daniela (Natalia Azahara), tiba-tiba diceritakan sudah berpacaran dengan Apolo. Tanpa pembangunan hubungan yang sempurna, mereka terlihat sudah saling mencintai satu sama lain.
Jangankan dengan pacar masing-masing, tiga bersaudara Artemis, Ares dan Apolo juga sama sekali tak terlihat kecocokan saat memerankan sebagai abang dan adik. Setiap percakapan yang terjadi antara mereka bertiga seperti tiga orang asing yang sedang berbicara karena kebetulan sedang sama-sama menunggu kereta datang. Mereka terlihat tidak kenal satu sama lain, tidak ada keinginan untuk saling memahami.
Bad bad bad writing
Selalu ada keinginan untuk mematikan subtitle ketika Ares, Raquel, dan karakter manapun di film ini ingin berbicara. Dialog ‘Through My Window’ mencerminkan penulisan naskahnya yang sangat buruk.
Saat Raquel sedang mengutarakan hal-hal yang ia ketahui tentang Ares, semua pernyataan yang ia lontarkan malah membuat perempuan itu bak seorang stalker ulung yang tentu sangat menyeramkan. Bukannya merasa gemas, Raquel digambarkan seperti seorang creepy yang tahu soal seluk beluk Ares.
Entah itu sebuah penyakit atau bukan, ada baiknya Raquel memeriksakan dirinya ke dokter yang tentu paham akan obsesi yang ia miliki.
Selain mengglorifikasi kegiatan menguntit, penulis naskah ‘Through My Window’ juga membuat karakter Raquel menjadi seorang yang labil. Ia sering tidak konsisten ke kalimat yang ia omongkan sendiri. Awalnya ia ingin membuat Ares jatuh cinta padanya, eh, baru beberapa menit kemudian, ia malah luluh oleh perilaku Ares yang membuatnya terpaku diam.
Jadi, kayaknya kebalik, deh?
Karakter Ares juga ditulis dengan sangat aneh dan membingungkan. Ia diceritakan mampu membobol Wi-Fi Raquel dan mengetahui password barunya. Proses pembobolan itu ia lakukan dengan sangat cepat, bahkan tidak di bawah satu menit. Seorang Edward Snowden sekalipun akan dibuat heran jika mengetahui ada laptop milik seorang remaja yang memiliki tingkat kecanggihan seperti itu.
Orang yang sepanjang film diceritakan bandel, sering pesta, kerap gonta-ganti perempuan, tiba-tiba punya kemampuan hacking yang jago. Mungkin memang ada deleted scene dari film ini yang menceritakan pembelajar Ares sebagai hacker.
Tidak satu elemen pun bisa menolong film ini
Sulit membantu sebuah film jika dasar ceritanya saja sudah sangat jelek. Sinematografi dan scoring juga tidak kuat mengangkat film ini bangkit dari jurang kehancuran.
‘Through My Window’ sempat memiliki beberapa adegan yang diambil dengan menarik. Adegan itu saat Raquel sedang mengikuti workshop menulis. Kamera berhasil menangkap kegelisahan Raquel yang berulang kali melempar kertas tulisannya ke tong sampah. Ia tidak percaya tulisan yang ia buat itu bagus.
Ada juga pemandangan-pemandangan sekitar rumah keluarga Hidalgo yang menarik secara estetika. Perihal lagu juga beberapa kali dilantunkan dan nyaman di kuping. Cukup membuat saya penasaran sampai harus mencari lagunya di aplikasi Shazam.
Tetapi seperti yang sudah disebutkan, dukungan elemen dari dua hal di atas tidak bisa membantu jalan cerita yang terlanjur buruk. Meski dijelaskan alasan di balik Ares tidak pernah komitmen ke satu perempuan karena trauma masa lalu, ‘Through My Window’ tetap gagal mengeksekusinya sehingga tidak mampu menggugah reaksi emosional yang perih.
Konflik keluarga yang menyelimuti Ares juga tak serta merta menimbulkan rasa iba. Hubungan yang tak direstui dengan Raquel membuat jengkel ayahnya dan Artemis. Sebagai penerus Alpha 3, Ares harus menjaga tindakan yang ia lakukan. Termasuk dalam hubungan asmara.
Kesimpulan
‘Through My Window’ tampaknya hanyalah proyek yang dibuat untuk mengisi slot film Valentine. Dengan cerita yang berantakan, film ini tidak memberi kesan mengharukan dari sepasang kekasih yang hubungannya ditentang oleh salah satu pihak. Tak ada satupun kecocokan antara sesama karakter juga menjadi alasan mengapa film ini hanya akan menyia-nyiakan 116 menitmu.
Kalau saat Hari Valentine kamu berencana untuk menonton ‘Through My Window’ dan membiarkan film ini menyala terus menerus tanpa ditonton, mungkin ini bisa menjadi penghias suara yang cocok.
Director: Marçal Forés
Cast: Julio Pena, Clara Galle, Pilar Castro, Guillermo Lasheras, Natalia Azahara, Pilar Castro, Hugo Arbues, Eric Masip, Rachel Lascar, Emilia Lazo
Duration: 116 minutes
Score: 3.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Through My Window
Rasa suka yang telah lama Raquel pendam kepada tetangganya kian mekar ketika perasaan si tetangga kepada Raquel mulai tumbuh. Sayangnya, keluarga si tetangga keberatan.