“You know what they say about temptation. Easiest way to kill it is to just give in.” – Eddy Vayle (Things Heard and Seen).
“Bukan film thriller-horror biasa,” sekiranya kalimat itulah yang merangkum film karya sutradara Shari Springer Berman dan Robert Pulcini ini. Bagaimana tidak? Dalam durasinya yang menjangkau 121 menit, penonton seolah dilindungi dari adegan-adegan yang membuat bergidik ataupun memunculkan teriakan luapan rasa takut.
Tidak banyak adegan yang membuat nafas tercekat, jantung berdetak was-was, bahkan ketakutan-ketakutan yang beralih menghantui penonton setelah film selesai.
‘Things Heard and Seen’ tidak semenakutkan dua genre yang melekat padanya. Film ini seakan gemar menyebar pertanda yang membuat penonton dapat bersiap-siap sebelum menghadapi adegan yang terbilang mengagetkan.
Film Things Heard and Seen memuat kisah dari tahun 1980-an tentang kepindahan keluarga kecil George (James Norton) & Catherine (Amanda Seyfried) bersama anak mereka, Franny, dari Manhattan menuju rumah barunya di kawasan Chosen, New York.
Kepindahan yang disebabkan oleh pekerjaan baru George sebagai pengajar sejarah seni di perguruan tinggi setempat menjadi pintu pembuka bagi hal-hal supernatural untuk menghantui ketiganya.
Semakin hari, gangguan-gangguan gaib semakin kerap melingkupi rumah berdominasi warna putih itu. Catherine menjadi tokoh utama yang paling sering melihat dan mendengar hal yang seharusnya tidak ada.
Kejadian-kejadian tidak mengenakkan itu mendorong rasa penasarannya muncul ke permukaan, lalu mencari-cari apa yang dikehendaki oleh hantu di rumahnya.
Secara garis besar, film ini berusaha mengungkap keterkaitan di antara kisah pernikahan dari keluarga sebelumnya yang menempati rumah bersejarah itu dan kisah pernikahan antara George-Catherine sebagai penghuni baru.
Unsur drama dan misteri dalam menggambarkan jalinan kedua pernikahan itu dihubungkan oleh elemen supernatural.
Akan tetapi, sosok hantu dihadirkan bukan untuk menakuti-nakuti, ia hadir untuk memicu kepekaan Catherine dalam menyadari hal yang sebenarnya jauh lebih “menakutkan” di dalam keluarga kecilnya. Film ini bahkan seolah memperingatkan penonton bahwa pernikahan bisa saja menjadi hal yang paling menakutkan di dunia ini.
Film Things Heard and Seen juga tidak dihadirkan tanpa keberadaan beberapa realitas di dalamnya. ‘Things Heard and Seen’ merepresentasikan dominasi pria terhadap perempuan, isu perselingkuhan, bahkan penyalahgunaan hak seseorang untuk mencapai kepuasan pribadi.
Sisi yang cukup disayangkan dalam film ini adalah alur yang bergerak lamban. Pemilihan itu rentan membuat film tertonton membosankan bagi sebagian orang.
Mengusung alur kilas balik, film menuturkan adegan demi adegan selayaknya gaya tutur sebuah novel. Hal itu tentu saja tidak terlepas dari kerangka film yang diadaptasi dari novel karya Elizabeth Brundage yang berjudul All Things Cease to Appear.
Dengan gerakan yang lamban, film ini menyebar berbagai simbol dan tanda yang berseni sehingga memberikan peluang bagi penonton untuk ikut mengungkap misteri bersama Catherine. Namun, hal itu justru cenderung membuat film ini akan terasa menyebalkan bagi mereka yang tidak betah menyisihkan waktu selama 2 jam sambil membebankan pikiran untuk berpikir keras.
Sisi seni yang ditampilkan dalam film berakar dari latar belakang profesi pasangan sentral, George dan Catherine. Sentuhan seni itu mengemas dengan indah pengambilan gambar selayaknya lukisan selama film berlangsung.
Yang tidak kalah menakjubkan adalah adegan akhir yang menjadi penyelesaian konflik. Kemasan seni menjadi keunikan dan alternatif dari ‘Things Heard and Seen’ dalam mengakhiri kisahnya.
Bukan hanya penyajian sinematik yang cukup mengagumkan, pemeran-pemeran yang tidak diragukan skill actingnya juga berkumpul dalam film yang dapat disaksikan di Netflix sejak 29 April 2021 itu.
Dimulai dari kedua pemeran tokoh sentral, yaitu Amanda Seyfried dan James Norton, hingga pemeran tokoh-tokoh sampingan, seperti Natalia Dyer, Rhea Seehorn, Alex Neustaedter, dan F. Murray Abraham.
Sekilas, kekuatan eksternal film ini ada pada para pemain yang telah berhasil melambungkan namanya di dunia seni peran skala internasional. Akan tetapi, kekuatan itu tidak dioptimalkan dalam pengisahan film.
Para pemain sampingan dapat dikatakan hadir dan hilang begitu saja. Tidak ada kelanjutan campur tangan mereka secara signifikan.
Secara tidak langsung, hal itu berdampak pula pada langkah-langkah penyelesaian berbagai konflik yang berkesan hanya disajikan “seadanya”. Film ini tidak cukup baik dalam memuaskan rasa penasaran penonton.
Keseluruhan ulasan di atas dapat menyimpulkan bahwa film ini merupakan film horror-thriller-mystery-drama yang berseni.
Anggapan itu bisa dijadikan sebagai pemicu kemunculan perbedaan rasa ketika menonton ‘Things Heard and Seen’ dengan film-film bergenre serupa.
Dengan demikian, film ini seakan sengaja dihadirkan untuk mendapat beragam reaksi dari penonton berdasarkan tingkat pengamatan dan jiwa seni mereka masing-masing.
Film ini juga memberikan kesempatan kepada penonton untuk mendalami maksud jalan cerita yang tidak terbatas pada hal-hal yang dituturkan oleh para pemain, namun juga hal-hal yang ada di sekitar mereka.
Director: Shari Springer Berman dan Robert Pulcini
Casts: Amanda Seyfried, James Norton, Natalia Dyer, Rhea Seehorn, Alex Neustaedter, dan F. Murray Abraham.
Duration: 121 menit
Score: 7.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
Things Heard and Seen
Things Heard and Seen menceritakan kepindahan keluarga kecil George (James Norton) & Catherine (Amanda Seyfried) bersama anak mereka, Franny, dari Manhattan menuju rumah barunya di kawasan Chosen, New York.Kepindahan yang disebabkan oleh pekerjaan baru George sebagai pengajar sejarah seni di perguruan tinggi setempat menjadi pintu pembuka bagi hal-hal supernatural untuk menghantui ketiganya.Semakin hari, gangguan-gangguan gaib semakin kerap melingkupi rumah berdominasi warna putih itu. Catherine menjadi tokoh utama yang paling sering melihat dan mendengar hal yang seharusnya tidak ada. Kejadian-kejadian tidak mengenakkan itu mendorong rasa penasarannya muncul ke permukaan, lalu mencari-cari apa yang dikehendaki oleh hantu di rumahnya.