Review The Sacred Riana 2: Bloody Mary (2022)

Ketika Boneka Terkutuk Riani Kembali ke Pelukan Riana untuk Melawan Kutukan Bloody Mary

“Bloody Mary… Bercerminlah dan panggil namanya tiga kali,” – Elsa (The Sacred Riana 2: Bloody Mary).

 

Riana kembali dengan teror yang lebih mengerikan. Billy Christian sang sutradara juga kembali mengarahkan film ‘The Sacred Riana 2: Bloody Mary’ ini dengan dibantu penulisan naskah oleh Andy Oesman. Muhammad Hananto berperan sebagai produser. Film ini diproduksi oleh Nant Entertainment yang akan rilis pada 28 Juli 2022 di bioskop Indonesia.

Sekuel film pertama ‘The Sacred Riana: Beginning’ membuat teror baru di asrama putri Elodia. Aura Kasih, Ciara Nadine Brosnan, Frisly Indigo, Prabu Revolusi, Citra Prima, Brooklyn Alif Rea kembali memerankan karakter di film pertama.

Lalu pemeran baru di film ke-2 ini adalah Caroline Fattori, Helene Kamga, Anindhita Asmarani, Roweina Umboh, Aisyah Aqilah, Sharon Sahertian , Armando Jordy, , Shenina Cinnamon, dan  Elina Joerg.

Sinopsis

Riana (Riana Antoinette) yang sedang berada dalam kondisi terpuruk sejak kehilangan boneka sekaligus teman lamanya Riani. Namun Riana mendapatkan kabar bahwa kini boneka tersebut berada di sebuah asrama perempuan bernama Elodia.

Mengetahui kabar tersebut, Riana pun meminta kepada kedua orang tuanya untuk dapat pindah sekolah ke Elodia. Permintaan Riana tersebut langsung dipenuhi oleh kedua orang tuanya yang berharap Riana dapat kembali bersemangat seperti dulu.

Namun, asrama Elodia ternyata mengatur perilaku siswinya dengan sangat ketat. Bahkan mereka meletakan 100 cermin di seluruh lorong asrama, agar para siswi yang hendak melakukan keburukan langsung membatalkan niat mereka karena malu ketika melihat ‘refleksi’ dari diri mereka sendiri lewat cermin-cermin tersebut.

Ketatnya aturan tersebut menciptakan tekanan, dan melahirkan sekelompok siswi perundung, yaitu Elsa (Elina Joerg), Anna (Sharon Sahertian), Rika (Helene Kamga), Asia (Anindhita Asmarani), (Shenina Cinnamon) yang senang melakukan permainan ganjil menggunakan cermin. Permainan dengan melakukan ritual pemanggilan arwah dari “Bloody Mary” (Caroline Fattori) bersama dengan siswi-siswi yang baru pindah termasuk Riana.

Permainan yang awalnya hanya sebagai cara untuk menakut-nakuti siswi baru, berubah menjadi petaka ketika muncul arwah yang berusaha mencelakai para siswi. Selain memanggil “Bloody Mary”, Riani juga dipaksa merawat boneka kutukan yang sebenarnya boneka lamanya Riani

Boneka Riani pun dianggap sebagai dalang di balik petaka ini. Riana pun harus terjebak dalam kondisi dilematis, antara harus kembali membawa pulang boneka Riani atau menemukan jawaban dari berbagai terror yang dituduhkan kepada boneka Riani.

Pemilihan latar mencekam ala asrama tua

© Nant Entertainment

Kemajuan pesat dari film pertama yang hanya fokus pada kehidupan Riana dan rumah Om Johan. Di sini pemilihan asrama bernama Elodia menjadi titik tumpu sepanjang kisah Riana kedua, dalam bangunan tua yang lebih mirip dengan penjara bawah tanah ketimbang asrama putri.

Asrama yang terlihat menyeramkan dari berbagai sudut, menjadi dorongan nuansa horor yang kuat. Ditambah peletakan cermin sepanjang Lorong membuat suatu misteri tersendiri. Walau peran siswi di asrama ini tidak begitu kuat, latar tempat yang mewakili kondisi asrama kuno akan terus menhantui kalian.

© Nant Entertainment

Asrama kuno lengkap dengan lampu berwarna kuning dan juga ruangan-ruangan penuh dengan nuansa klasik, sengaja terus ditampilkan menebalkan nuansa horor walau tidak pada adegan horor. Cermin yang menjadi plot utama perantara, sangat kuat menjadi fokus utama sejak awal Mrs.Martha (Roweina Umboh) mengingatkan Riana saat menjadi siswi asrama baru.

Peralihan dalam dunia cermin tergambar dengan apik melalui visual CGI berkualitas. Dunia serba merah menggambarkan darah yang memperkuat sejarah “Bloody Mary” yang penuh dengan darah. Sejarah yang tampak dari visual serba merah, akan membawa kalian ke dimensi lain si Bloody Mary menculik para korban.

Klise perundungan sekolah penonjol akting

© Nant Entertainment

Sebagai penjalan plot, Riana kembali dirundung oleh siswi-siswi yang telah lebih dahulu ada di asrama. Tidak begitu jelas latar belakang para siswi selain Riana. Pemilihan pemeran yang merata, membuat representatif tiap ras terwakili.

Satu kelompok bully ini walaupun arogan, tapi meraka cukup solid dari berbagai kelompok. Asia yang terlihat seperti orang barat rambut pirang, lalu ada Rika yang mewakili kulit gelap, Elsa yang terlihat memimpin kelompok ini serperti anak perempuan dari keluarga kaya. Lalu ada Anna bak keturunan Eropa yang awalnya lugu menemani Riana.

Terakhir peran dari Shenina Cinnamon sebagai warga lokal Indonesia yang begitu polos, mem-bully yang tak begitu kasar. Di sini perannya nampak datar dan sia-sia jauh saat Shenina berperan dalam film sensasional ‘Penyalin Cahaya’.

Kelompok ini dibuat untuk menjalankan cerita yang bersebrangan dengan karakter Riana yang begitu pasif dan misterius. Apiknya para pemeran cukup mumpuni menjalankan tugasnya, walau terkadang terdapat dialog dan adegan selipan yang tak begitu penting dalam keutuhan cerita Bloody Mary ini.

Peranan lain di asrama Elodia begitu kaku

© Nant Entertainment

Beberapa adegan untuk membuat asrama semakin mencekap, mau tidak mau menggunakan pemeran siswi asrama lain agar tidak terlalu berpaku pada beberapa tokoh utama dan Riana. Sayangnya pemilihan pemeran sampingan siswi yang mendapat dialog, sangat amat kaku dan aneh.

Semua siswi di sekolah seakan menjadi satu suara mem-bully Riana. Semua siswi yang terlihat tenang, kerap kali beberapa kali ikut ketakutan tanpa sebab. Bahkan di adegan terakhir Riana mengumpulkan semua siswi dan para staf asrama, yang harusnya penguat cerita, menjadi sangat hambar.

Yang lebih anehnya, Mrs.Martha menjadi satu-satunya pengajar di sekolah yang terlihat. Dan akhir laga menjadi lebih aneh, staf lain yang tidak muncul sehari-hari ikut muncul. Mengisi asrama yang tidak begitu besar, mungkin menjadi fokus utama pemilihan siswi dan staf asrama yang tidak begitu banyak.

Apa sebenarnya peran Armando Jordy?

© Nant Entertainment

Anak dari Mrs.Martha yang juga tinggal di asrama menimbulkan banyak pertanyaan. Apa sebenarnya tugasnya? Terlihat hanya ikut panik dan tak menyelesaikan teror Bloody Mary di asrama Elodia, karakter pria satu-satunya salam asrama, menjadi sangat aneh.

Cerita silsilah keluarga yang akhirnya dijelaskan Mrs.Martha pun hanya sebagai pendukung sejarah Bloody Mary yang suka dengan darah. Bahkan terlihat Mrs.Martha bisa mengatasi ini semua dengan pengetahuannya sendiri.

Penyelesaian akhir yang amat tanggung, membuat teror dari dimensi cermin sangat sedikit. Teror horor Bloody Mary tak terlihat begitu menyeramkan untuk seisi asrama. Walau diceritakan begitu sadis, namun tak ada aksi sadis yang dilakukan hingga penghujung laga.

Jembatan Bu Klara dan Anggi

© Nant Entertainment

Menggunakan kembali karakter dari Bu Klara (Aura Kasih) dan Anggi (Ciara Nadine Brosnan), menjadi hal yang bisa menyegarkan kita akan film pertama The Sacred Riana di tahun 2019. Walaupun semua diceritakan dengan ringkas di film kedua ini.

Kehadiran Bu Klara dan Anggi menjadi jembatan perkembangan karakter Riana dalam berpisah dan bersatu kembali dengan boneka Riani. Keutuhan plot besar yang sudah berkorelasi sejak film pertama, membuat cerita selanjutnya, jika ada film ke-3 akan lebih mudah untuk dikembangan.

Kesimpulan

© Nant Entertainment

Pemilihan asrama tua dengan banyaknya unsur klasik, membuat nuansa horor semakin mencekam dan mengerikan. Apalagi peralihannya pada dunia cermin, di mana Bloody Mary berada. Teror untuk seisi asrama Elodia, membuat salah sangka ke Riana yang merupakan siswi baru bersama dengan boneka lamanya Riani.

Beberapa peran yang aneh tidak membuat cerita lebih menarik hingga penyelesaian akhirnya. Untungnya pemilihan pemeran untuk kelompok siswi yang mem-bully Riana bermain dengan sangat apik. Perseteruan di asrama putri menjalankan cerita dengan plot besar teror dari permainan Bloody Mary.

‘The Sacred Riana 2: Bloody Mary’ menjadi sekuel yang terbilang sukses melebarkan cerita film pertamanya. Apalagi hadirnya beberapa peran lama yang mendukung perkembangan karakter Riana sendiri. Khususnya Bu Klara dan Anggi, akan berpotensi untuk film Riana ke-3 dengan teror misteri baru.

 

Director: Billy Christian

Casts: The Sacred Riana, Elina Joerg, Sharon Sahertiian, Shenina Cinnamon, Armando Jordy, Aisyah Aqilah, Helene Kamga, Aura Kasih, Brooklyn Alif, Ciara Nadine, Anindhita Asmarani, Roweina Oemboh, Astrid Sart

Duration: 113 minutes

Score: 6.6/10

WHERE TO WATCH

TBA

The Review

The Sacred Riana 2: Bloody Mary

6.6 Score

Riana (Riana Antoinette) pindah sekolah ke asrama Elodia untuk bersatu dengan boneka teman lamanya Riani (Brooklyn Alif). Di sekolah tersebut Riana dipaksa memainkan Bloody Mary depan ceriman, dan menimbulkan teror Bloody Mary yang menghantui seisi asrama putri tersebut.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 6
  • Entertain 7
  • Scoring 6
  • Story 7
Exit mobile version