‘I’m talking to someone who’s not here. We think the same. We think together,”- Aisha (The Innocents).
Karya-karya dari Eskil Vogt selama ini lebih dikenal melalui kolaborasinya bersama sutradara Joachim Trier. Film-filmnya seperti ‘Reprise’ (2006), ‘Oslo, August 31st’ (2011), ‘Louder Than Bombs’ (2015), ‘Thelma’ (2017) semua film tersebut disutradarai oleh Joachim Trier dan skenarionya ditulis oleh Vogt dan Trier.
Sedangkan Vogt melakukan debut penyutradaraannya lewat film ‘Blind’ (2014) dan film keduanya yaitu ‘The Innocents’ (2021) yang mendapatkan respon bagus dari para penggemar film.
Sinopsis
‘The Innocents’ bercerita tentang sekelompok anak-anak usia sekolah dasar yang terdiri dari Ida (Rakel Lenora Flottum) dan adiknya yang menderita autis, Anna (Alva Brynsmo Ramstad), Ben (Sam Ashraf) dan Aisha (Mina Yasmin Bremseth Asheim).

Kelompok pra remaja itu menemukan bahwa di dalam diri mereka masing-masing mempunyai kekuatan telekinetik yang meningkat ketika mereka berada di dekat satu sama lain. Tapi apa yang dimulai sebagai persahabatan yang erat dengan cepat berubah menjadi konflik ketika salah satu dari mereka memakai kekuatan tersebut untuk tujuan jahat.
Narasi ambigu dari Vogt
Film bergenre thriller psikologis ini memberikan tekanan tentang konsep bagaimana bila anak-anak mendapatkan kekuatan atau kekuasaan dan selanjutnya apa yang akan terjadi, bagaimana mereka menggunakan kekuatannya itu.
Premis ini sebetulnya memiliki unsur yang sama dalam novel ‘Lord of the Flies’ karya William Golding, dalam novel itu Golding melihat konsekuensi mengerikan dari apa yang terjadi ketika anak-anak memiliki otonomi dan kekuasaan.

Di sinilah narasi ambigu dari Vogt bermain-main untuk mencari kesimpulan dari konsep tersebut, yang lebih mengeksplorasi bagaimana kejamnya anak-anak jika memiliki kekuatan.
‘The Innocents’ juga merupakan film yang mengangkat tema tentang sifat baik dan sifat jahat serta mempertanyakannya apakah sifat-sifat itu merupakan ‘warisan’ atau memang pengaruh dari lingkungan dan bahkan apakah hal tersebut juga bisa kita pelajari.
Tidak pernah melibatkan orang dewasa
Film yang berlatarkan musim panas di Norwegia ini berfokus dari sudut pandang anak-anak, dari bagaimana latar masalah berkembang, terjadi konflik dan pencarian solusi dari friksi-friksi yang terjadi semuanya dilakukan hanya oleh mereka berempat.

‘The Innocents’ tidak pernah melibatkan orang dewasa dalam masalah anak-anak. Berjudul asli de uskyldige, film ini murni berfokus mengikuti perjalanan pada kuartet anak-anak tersebut, di mana orang dewasa hanya tampil sebagai elemen pelengkap.
Memakai alur cerita yang lambat
Vogt sengaja memakai pola pendekatan alur yang lambat, dengan maksud untuk menyampaikan latar belakang karakter berikut pengembangan karakternya agar lebih intens. Selain itu juga narasi yang terbangun bisa secara pelan-pelan tercapai dengan intensitas yang makin lama makin mencekam.

De Uskyldige sebagian besar bersetting-kan kompleks apartemen, yang sesekali diselingi dengan berpindah tempat ke taman dan hutan yang indah dan berbatasan dengan apartemen di mana keluarga mereka tinggal.
Akting dari empat pemeran anak-anak tersebut juga cukup layak mendapatkan apresiasi, mereka secara luar biasa berhasil menyampaikan campuran dari kepolosan, kekejaman dan kengerian.
Kesimpulan
‘The Innocents’ merupakan film yang cukup mencekam, karena menunjukkan sisi lain dari anak-anak yang biasanya tampil penuh kepolosan. Film ini jauh menantang karena mengeksplotasi sifat jahat yang jauh waktunya sebelum mereka mencapai usia dewasa.
Director: Eskil Vogt
Cast: Rakel Lenora Flottum, Alva Ramstad, Sam Ashraf, Mina Asheim, Ellen Dorrit Petersen
Duration: 117 minutes
Score: 7.0/10
WHERE TO WATCH
TBA
The Review
The Innocents
The Innocents bercerita tentang sekelompok anak-anak usia sekolah dasar yang terdiri dari Ida dan adiknya yang menderita autis, Anna, Ben dan Aisha.