Review Film The House (2022)

Antologi Animasi Stop-Motion Tentang Rumah dan Penghuninya di Era yang Berbeda

“Coba lihat hal baik yang telah kau buat, cintai masa lalumu tapi tetaplah berjalan” – Jen (The House)

 

Sulit untuk mengerti film dengan genre dark-comedy , apalagi ‘The House’ dituangkan dalam bentuk animasi stop-motion yang jarang ditemui sekarang ini. Netflix merilis animasi produksi Nexus Studio yang dibagi menjadi 3 babak cerita berbeda pada 14 Januari 2022.

Diumumkan pertama kali pada Januari 2020, dan baru merilis trailer pada Desember  2021.

‘The House’ disutradarai oleh Emma de Swaef & Marc James Roels, Niki Lindroth von Bahr, dan Paloma Baeza, berdasarkan tulisan dari Enda Walsh.

Sinopsis

Cerita 1 – And heard within, a lie is spun

Mabel anak perempuan yang hidup miskin bersama ayahnya Raymond dan ibunya Penny dan adiknya yang masih bayi Isobel. Lalu Mr. Van Schoonbeek seorang arsitek misterius memberikan rumah mewah dan keluarga Mabel pindah ke rumah tersebut.

Keluarga Raymond dilayani oleh pelayan bernama Thomas. Namun di balik kehidupan mewah di rumah baru tersebut, terdapat misteri yang Mabel dan adiknya mulai terkuak sedikit demi sedikit.

Cerita 2  – Then lost is truth that can’t be won

Beberapa tahun berselang, seorang Developer (manusia tikus) memperbaiki seluruh rumah tersebut, dan berniat menjual rumah tersebut dengan baik bersih dan cantik. Segala cara dirinya lakukan agar menarik para pembeli.

© Netflix

Lalu muncul sepasang kekasih (manusia tikus) yang aneh dan ingin mencoba seluruh fasilitas rumah tersebut. Namun, bukannya membeli rumah, pasangan tersebut menjadi merajalela di rumah tersebut membuat sang developer rumah kewalahan.

Cerita 3 – Listen again and seek the sun

Di masa depan, paska bencana banjir besar menenggelamkan seluruh kota, Jen (manusia kucing) hidup dan tinggal di rumah tersebut yang ajaibnya selamat dan utuh.

Cosmos adalah seorang tukang reparasi yang menumpang di rumah tersebut dengan timbal balik memperbaiki masalah yang ada dalam rumah. Jen merasa kalau Cosmos membuat rumah semakin kacau, tapi yang Cosmos lakukan terhadap rumah tersebut membuat Rosa terkejut.

Suasana menggemaskan sekaligus mengerikan bersatu di sini

Masing-masing film menggunakan gaya surealis, itu menciptakan keseimbangan yang kaya dari pengisahan cerita yang halus dan eksistensial dengan animasi stop-motion yang sangat detail dan hidup sehingga rasa yang lebih dalam dari tiap ekspresi dan tiap latarnya.

Stop-motion menjadi genre animasi tersendiri dengan kepuasan pembuatnya menampilkan detail melalui gerak estetik untuk setiap adegannya.

‘The House’ mengambil seting dan berfokus pada satu bangunan rumah beda masa. Karakter dari tiap cerita menonjolkan konflik dan depresi tersendiri. Detail dari tiap ekspresi karakter membawa emosi kita ke konflik mereka.

© Netflix

Tak hanya itu, detail dari objek yang menjadi sorotan shot luar biasa. Dari mulai penggambaran manusia seperti kain wol dengan wajah kecilnya yang lucu, ditambah benang-benang halus yang ikut bergerak, lalu kucing dan tikus dengan bulu-bulu yang amat detail dari tiap gerakannya.

Di tiap adegan pun, karakter dan latar bersatu dalam shot sederhana tidak berlebihan, namun dampak besar dari permainan cahaya dan sudut pandang membawa nuansa seram dan misterius sepanjang film.

‘The House’ termasuk film jenius yang ingin menggambarkan situasi yang sedang ditonjolkan, namun tanpa stop-motion yang berlebihan.

Pengisi suara yang gemilang

© Netflix

Emosi dari tiap mimik wajah yang tergambar sangat menyatu dengan penamppilan para pengisi suara. Terutama pada adegan-adegan kunci.

Mayoritas film ini kita akan dibawa ke arah yang misterius dan menjengkelkan. Itu berhasil di setiap cerita. Dialog-dialog pendek antar karakter sangat pas menggambarkan tujuan arah perasaan dari kondisi internal dan eksternal karakter, walaupun hanya seputaran rumah saja

Keajaiban plot berdurasi singkat namun memikat

Dari 3 cerita yang disajikan, semua berfokus pada konflik masing-masing rumah dengan latar penghuni dan era yang berbeda. Semuanya sangat berhasil dengan alur cepat dan jelas.

Pembangunan latar belakang yang tidak terlalu panjang, membuat ‘The House’ di masing-masing cerita langsung menonjolkan konflik utamanya. Membawa emosi para penonton langsung terbawa tanpa berpikir rumit dan berbelit-belit untuk merangkai semuanya.

© Netflix

Garis besar tentang sebuah rumah tidak akan terasa jika rumah tersebut adalah rumah yang sama, mengingat visual yang digunakan menggunakan 3 makhluk berbeda. Tatanan urutan yang sangat detail, ibarat sindiran pada masing-masing masalah makhluk.

Kesimpulan

Visual animasi stop-motion yang amat detail, membawa kepuasan tersendiri. Apalagi detail yang tampil luar biasa, dari mulai karakter, latar tempat, sampai adegan-adengan sederhana yang dibangun bisa membawa emosi yang cukup kuat. Lucu nan menyeramkan bersatu dengan sempurna di masing-masing ceritanya.

Plot singkat dari tiap cerita sesungguhnya merupakan kesatuan yang utuh dengan penggambaran konflik yang bebeda. Pesan-pesan tersirat membuat film multi-tafsir kaitan satu dengan lainnya atau pesan yang berdiri sendiri.

 

Director: Emma de Swaef & Marc James Roels, Niki Lindroth von Bahr, Paloma Baeza

Cast: Mia Goth, Claudie Blakley, Matthew Goode, Mark Heap, Miranda Richardson, Stephanie Cole, Jarvis Cocker, Dizzee Rascal, Will Sharpe, Paul Kaye, Susan Wokoma, Helena Bonham Carter

Duration: 97 minutes

Score: 8.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

The House

8 Score

Kehidupan di suatu rumah berbeda era, dari mulai anak perempuan Mabel dengan keluarganya, sang Devoloper (tikus) yang ingin menjual rumah, lalu Jen (kucing) dan kawanan yang selamat dari banjir

Review Breakdown

  • Character 8
  • Drawing 8
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 8
Exit mobile version