“I hope for a better tomorrow, i do not want them to find themselves in a situations of failure,” – Etienne (The Big Hit)
Hai, Cilers!
Berdasarkan kisah nyata, The Big Hit menjadi film penutup dalam festival film tahunan dari Uni Eropa (UE) atau dikenal secara luas sebagai Europe on Screen. Selesai pada 30 Juni lalu, festival tersebut dilaksanakan secara hybrid.
Pemutaran film secara langsung dapat disaksikan mulai tanggal 16-26 Juni 2022 di beberapa kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Denpasar, Surabaya dan Yogyakarta.
Selain secara langsung, film yang tayang di Europe on Screen secara online melalui situs festivalscope.com mulai dari tanggal 20-30 Juni 2022. Semua film dan berbagai program acara yang ada dalam Europe on Screen dapat ditonton dan diakses secara gratis.
The Big Hit berhasil mendapatkan beberapa penghargaan untuk kategori Best Feature Movie di Festival Film Victoria, Kanada 2021 dan Film Komedi Terbaik di Festival Film Eropa 2020.
Sinopsis
Film asal Prancis ini mengisahkan tentang seorang pensiunan aktor pemain teater, Etienne (Kad Merad), yang membuka kelas teater di sebuah penjara, di mana ia menyatukan sekelompok tahanan untuk mementaskan drama terkenal Samuel Beckett, ‘Waiting for Godot’.
Karena melatih sekelompok tahanan, tentu banyak kendala yang harus dihadapi. Jam latihan yang terbatas, serta keterbatasan mereka dalam membuat pertunjukkan di luar penjara. Belum lagi soal identitas mereka yang merupakan narapidana, membuat perizinan cukup sulit diberikan.
Tekad yang kuat membuat dia akhirnya diizinkan untuk membawa sekelompok narapidana dalam tur di luar penjara. Bisakah semua itu berjalan dengan baik?
Kisah haru dari perjuangan seorang aktor teater
Etienne merupakan mantan aktor teater yang sudah dikenal banyak orang atas kepiawaiannya dalam memainkan peran. Dalam film ini memang tidak dijelaskan secara mendetail tentang bagaimana akhirnya Etienne memilih untuk pensiun dan mengajar di penjara.
Film dibuka dengan perkenalan sosok Etienne yang mendapat kelas mengajar di sebuah penjara, ia mengajar tentang pertunjukan teater komedi. Apa yang didapatkannya melebihi ekspetasi, narapidana yang mengambil kelasnya ternyata memiliki bakat yang menjadi ciri khas masing-masing.
Walaupun terdapat catatan dalam melatih mereka, baik dari cara menggunakan suara-suara yang berbeda dengan suara aslinya, cara berekspresi, tingkat kepercayaan diri mereka, hingga dampak psikologis mereka ketika menjalani itu semua.
Ada yang memilih berhenti ditengah proses, karena membutuhkan uang dan memutuskan untuk bekerja dengan tahanan lainnya. Proses yang dilakukan penuh jatuh bangun, mulai dari pribadi tiap tahanan yang sensitif dan selalu emosional, hingga motivasi kuat untuk menyemangati mereka agar bisa menyelesaikan pertunjukan.
Apa yang dilakukan Etienne dalam melatih dan membuat mereka berhasil, tak luput dari keinginan untuk membuat putrinya bangga kepadanya. Walaupun permasalahan keluarganya tidak dijelaskan dengan mendetail, sehingga penonton sedikit ragu dengan konflik keluarga yang dialaminya, namun yang pasti dirinya sudah tidak bersama lagi dengan istrinya.
Komedi khas pertunjukan
Film ini menghadirkan genre khas orang-orang yang memainkan teater dengan kisah komedi, mulai dari pembawaan mereka, ekspresi, nada suara, hingga penampilan mereka di panggung.
Jika kalian tidak menyukai komedi-komedi teater, mungkin film ini tidak akan cocok disaksikan atau jika kalian menyaksikannya, perasaan terhibur tidak mengampiri penonton.
Setiap karakter dalam film ini juga mempunyai ciri khas masing-masing yang membawa humor menarik dan unik. Lima tahanan tersebut ada Patrick (David Ayala), Kamel (Sofian Khammes), Moussa (Wabinlé Nabié), Jordan (Pierre Lottin), Alex (Lamine Cissokho) dan Bojko (Alexandre Medvedev).
Kelimanya memiliki hubungan yang menguat satu sama lain dan perkembangan karakter mereka tampil dengan saling melengkapi. Penonton yang tertarik dengan pertunjukan teater akan menyukai aksi mereka dan terhibur melalui cerita yang disajikan.
Narapidana tetap narapida
Berbagai pertunjukan di luar penjara sudah berhasil mereka taklukkan, beragam apresiasi juga sudah mereka dapatkan. Kepercayaan berada dipihak mereka, sehingga setiap tur yang berlangsung mudah dijalankan.
Namun, suatu hari pada tur terakhir mereka, kelimanya membuat masalah kepada penjaga sipir yang menghasilkan perizinan mereka dicabut dan kembali sulit untuk mendapat kepercayaan dari kepala sipir.
Etienne berusaha keras membujuk kepala sipir dengan memberikan video-video pertunjukan mereka sebelumnya, agar bisa mendapat perizinan untuk keluar. Begitu pelik dan sulit izin yang harus mereka dapat, hal tersebut dikarenakan perilaku mereka yang tidak sopan.
Namun, setelah melewati berbagi rentetan perizinan yang ketat, akhirnya mereka mendapat izin dan berhasil diperbolehkan untuk tampil yang terakhir kalinya. Sebab, izin tersebut hanya boleh satu kali saja.
Tentu saja hal tersebut menjadi kesempatan besar bagi kelima tahanan demi menampilkan penampilan terbaik. Apalagi mereka akan bermain di panggung yang megah dan terkenal, para juri yang mencari bakat-bakat dari pemain teater juga hadir untuk melihat pertunjukan tersebut.
Sayangnya, penonton harus kembali diingatkan kalau mereka semua adalah narapidana yang menginginkan kebebasan. Pertunjukan yang seharusnya berjalan lancar, harus dihancurkan dengan ketidakhadiran para tahanan.
Disini, titik kesedihan yang dirasakan oleh Etienne yang juga berhasil membuat penonton tercengang serta terdiam. Kita semua benar-benar terbawa suasana menyenangkan hingga lupa jika keinginan terbesar mereka hanya satu, bebas.
Kesimpulan
The Big Hit menjadi film penutup festival yang tepat untuk disajikan kepada penonton. Hiburan khas orang-orang teater melekat erat pada film ini, tak hanya itu saja, unsur drama juga disajikan dengan apik sehingga meninggalkan bekas mendalam dihati penonton.
Diangkat berdasarkan kisah nyata, cerita yang ditampilkan begitu menawan dan membuka perspektif baru tentang para tahanan. Ternyata para tahanan tersebut juga tetap diberikan aktivitas yang tidak membosankan dan para sipir juga memberikan kelas untuk melatih bakat mereka.
Director: Emmanuel Courcol
Casts: Kad Merad, David Ayala, Lamine Cissokho, Sofian Khammes, Wabinlé Nabié, Pierre Lottin, Alexandre Medvedev
Duration: 105 minutes
Score: 7.6/10
The Review
The Big Hit
Film asal Prancis ini mengisahkan tentang seorang pensiunan aktor pemain teater, Etienne (Kad Merad), yang membuka kelas teater di sebuah penjara, di mana ia menyatukan sekelompok tahanan untuk mementaskan drama terkenal Samuel Beckett, 'Waiting for Godot'.