Review The Batman (2022)

Kembalinya Batman Sebagai 'The World’s Greatest Detective'

review the batman (2022)

© Warner Bros.

“They think I’m hiding in the shadows, but I am the shadows,” – Batman.

 

Sejak pertama kali muncul dalam DC Comics pada tahun 1939, karakter yang juga dikenal dengan nama ‘caped crusader’, ‘the dark knight’ dan ‘the world’s greatest detective’ ini telah menjadi ikon budaya pop selama lebih dari delapan dekade.

Petualangan superhero yang tinggal di kota Gotham ini pertama kali muncul di layar lebar dalam film berjudul ‘Batman’ di tahun 1989 yang kemudian berlanjut sampai dengan ‘The Dark Knight Rises’ pada tahun 2012.

Walau karakter Batman muncul dalam ‘Batman V Superman: Dawn of Justice’ (2016) dan ‘Justice League’ (2017), versi teranyar dari Caped Crusader yang diberi judul ‘The Batman’ ini terpisah jarak sepuluh tahun dari film solo Batman yang terakhir (The Dark Knight Rises-red).

Sinopsis

Di tahun keduanya sebagai Batman (Robert Pattinson), Bruce Wayne berjuang untuk menemukan tempatnya sebagai pemburu kejahatan. Dia menanamkan rasa takut pada mereka yang melakukan tindakan kriminal, akan tetapi dengan metodenya yang selalu main hakim sendiri.

Alasannya, karena dia masih belum mendapatkan kepercayaan dari orang-orang, kecuali Letnan James “Jim” Gordon (Jeffrey Wright) yang mengizinkan Batman menyelidiki TKP bersamanya. Kasus berikutnya yang harus ia hadapi adalah kasus pembunuhan dan korbannya adalah Walikota Don Mitchell Jr (Rupert Penry-Jones).

Terdapat orang yang dicurigai sebagai dalang dari pembunuhan tersebut, yakni seseorang yang menyebut dirinya The Riddler (Paul Dano). Batman pun mulai mengumpulkan petunjuk yang ditinggalkan si pembunuh setelah ia melakukan aksinya.

Dengan bantuan Selina Kyle (Zoe Kravitz) yang menjadi pelayan di klub bos mafia Carmine Falcone (John Turturo), Batman bekerja untuk memecahkan misteri sebelum The Riddler dapat mengklaim korban berikutnya. Misteri yang membawanya pada rahasia besar tentang Gotham dan juga tentang keluarganya.

Kota yang runtuh di bawah korupsi

Sinyal kelelawar yang diproyeksikan ke langit kota Gotham mungkin sudah menimbulkan ketakutan di hati para penjahat di kota itu, tetapi Batman jelas bukan pahlawan bagi orang-orang Gotham. Dalam ‘The Batman’, sutradara Matt Reeves menunjukkan kegelapan dan teror di kota Gotham.

Reeves menyajikan pembunuhan, pencurian, vandalisme dan penyerangan yang merajalela di seluruh kota. Tetapi kemudian datang Batman yang keluar dari bayang-bayang kegelapan dan mengunakan rasa takut untuk menghentikan kejahatan Gotham.

Solusi yang tumpul untuk masalah yang rumit, karena Batman tidak menghentikan akar dari unsur kriminal tersebut, dia hanya menunda kejahatan untuk satu malam lagi.

© Warner Bros.

Dalam ‘The Batman’, ceritanya berfokus pada sistim dan lapisan masyarakat yang sudah rusak, terutama di tingkat elit kekuasaan yang harusnya memberikan pengabdiannya pada masyarakat akan tetapi mereka memakai wewenang dan pengaruhnya untuk melakukan berbagai bentuk korupsi.

Gotham merupakan kota yang runtuh di bawah korupsinya sendiri. Kebenaran yang muncul ke permukaan tersebut, memungkinkan Batman untuk melihat sisi-sisi Gotham yang selama ini tersembunyi, yang mengajarinya beberapa hal dan akan mengubah pandangan idealis yang dia miliki sebelumnya.

Bahwa kekerasan yang selama ini dia pakai untuk menghentikan kejahatan hanya berguna bagi para penjahat rendahan dan hanya melegalkan tindak kekerasan yang terus berlanjut.

Bernuansa noir yang lekat dengan keputusasaan

Sebagai cerita, ‘The Batman’ menyeimbangkan banyak cerita, ada unsur drama, thriller dan sebagian besar plotnya adalah tentang misteri. Masih sama seperti banyak film misteri lainnya, ‘The Batman’ berurusan dengan rahasia, pertanyaan tentang identitas dan pengungkapan yang tidak terduga.

Film ini adalah versi Batman dimana ia berperan sebagai the world’s greatest detective. Batman berkonsentrasi pada mendeteksi, menganalisis sandi, menjawab teka-teki dan mengikuti beraneka petunjuk ke berbagai tempat dan memberikan pertanyaan ke beberapa orang yang bisa memberikannya resolusi.

Misteri yang sedang berlangsung juga menimbulkan ketegangan antara Batman dengan petugas polisi Gotham, yang membenci tindakan Batman karena ia bermain hakim sendiri, kecuali satu-satunya sekutu di kepolisian, Letnan James Gordon.

© Warner Bros.

Sebuah film panjang dengan alur cerita kompleks, yang narasinya terinspirasi dari film animasi tentang Batman itu sendiri (‘Long Halloween’ dan ‘Batman Year One’) atau film sebelumnya, seperti ‘Zodiac’, ‘Seven’ atau ‘L.A. Confidential’.

Film yang bernuansa noir, dipenuhi aura yang lekat dengan kesuraman, kemuraman dan keputusasaan. Reeves juga mengambil sudut pandang psikotik, tentang seberapa dekat Batman yang terus menerus datang untuk membiarkan kegelapan memakannya.

Karena ‘The Batman’ tampil di sini sebagai penghukum lalu didorong oleh balas dendam, kemarahan dan trauma pribadi. Sementara sebagian besar film Batman lainnya memberikan fokus kepada pahlawan yang keluar dari kegelapan, film ini justru kebalikannya memberikan titik perhatiannya pada kegelapan tempat di mana pahlawan itu bersarang.

Dia hanya tahu bagaimana menjadi Batman

Robert Pattinson memerankan Batman sebagai sebuah teka-teki yang perlahan terbuka bersama dengan misteri utama film ini. Membawa audiens lebih dalam kepada daya pikat Bruce Wayne atau Batman, yang penuh gejolak batin dan kemarahan.

Karakter Bruce Wayne dimainkan Robert Pattisnson dengan penuh persona yang menyampaikan kerapuhan dan sebagai seseorang yang dibebani segala macam trauma emosional yang rumit. Dia bukan muncul sebagai Bruce Wayne yang berpura-pura menjadi seorang playboy untuk menutupi aktivitas malamnya, namun muncul sebagai sosok misterius yang tak ingin dikenal banyak orang.

© Warner Bros.

Dalam versi ini, dia adalah Bruce Wayne, seorang miliader yang acuh tak acuh dengan kekayaannya, jarang terlihat di depan umum, penyendiri yang tahu hanya menjadi Batman. Dengan demikian, dia merupakan karakter yang merasa dirinya lebih sebagai Batman daripada Bruce Wayne.

Batman di sini menggunakan otaknya sama banyak dengan memakai ototnya, agen pembalasan yang memproklamirkan dirinya untuk membela apa yang benar tanpa memikirkan hal lain. Di balik topengnya yang serba gelap, dia adalah seorang individu yang rentan yang mencoba membuat perbedaan di dunia yang mengerikan.

Pemeran pendukung yang mempesona

Robert Pattinson didukung pemeran lainnya yang memberikan penampilan bersahaja dan sekaligus luar biasa. Masing-masing dari mereka membantu mengungkap misteri besar dari Riddler, yang hanya satu untai dalam jaringan kekuasaan korup yang menopang Gotham.

Terutama ketika Batman bertemu dengan Selina Kyle atau juga yang dikenal sebagai Catwoman, ada ketertarikan timbal balik di antara mereka yang memicu sedikit romansa. Potensi romansa antara Batman dan Catwoman penuh dengan masalah kepercayaan, namun hubungan emosional mereka sangat kuat.

© Warner Bros.

Bruce dan Selina sama-sama tahu rasa sakit tumbuh tanpa orang tua dan memiliki orang tua yang terbunuh. Zoe Kravitz lebih menonjolkan perannya sebagai Selina dari pada Catwoman, yang berkarakter cerdas namun impulsif yang bermain dengan aturan dan kode moralnya sendiri.

Sedangkan Paul Dano muncul sebagai karakter yang tertutup yang selama ini diremehkan oleh begitu banyak orang. Kedua-duanya sama bertindak main hakim sendiri, yang satu sibuk membantu menegakkan wibawa hukum dan keadilan, sementara itu Riddler muncul untuk mengungkap korupsi sistemik yang merongrong kota Gotham selama lebih dari dua dekade.

Dano sebagai Riddler tampil sebagai pembunuh berantai yang gila dan menakutkan yang pandai memanfaatkan media sosial dan forum online untuk menarik simpati dan memancing kemarahan anarkis agar bertindak sesuai rencananya.

Multi Peran Alfred Pennyworth

Hubungannya dengan Alfred adalah satu-satunya hubungan dekat tapi jauh dari mulus antara keduanya. Andy Serkis memberikan kinerja sebagai sosok yang bijaksana, dengan multi perannya yang bertindak sebagai kepala pelayan, mentor dan sosok seorang ayah.

© Warner Bros.

Di sisi lain ada John Turturo yang kebagian memainkan peran sebagai kepala mafia Carmine Falcone yang paling berkuasa di seantero Gotham, tampil dengan sosok yang tenang, kalem bahkan penuh kebapak-an. Jauh dari kesan sebagai mafia, tapi di balik penampilannya, dia sesungguhnya seseorang yang licik, kejam tanpa ampun dan ambisius.

Sementara itu dibalik tata rias prostetik yang mengesankan, ada sosok Oswald Cobblepot alias Penguin yang diperankan oleh Colin Farrel sebagai tangan kanan Falcone yang terkesan santai tapi sesungguhnya dia merupakan sosok yang penuh ancaman.

Kengerian yang tersembunyi di balik bayang-bayang

Untuk James Gordon, sekutu tidak resmi dari Batman dalam mengurai kejahatan gila yang dilakukan oleh Riddler, Wright tampil sebagai seseorang yang kharismatik, tegas dan bahkan dia tampaknya lebih percaya pada Batman dibandingkan rekan penegak hukum lainnya.

Bersama dengan Catwoman, masing-masing dari mereka saling menyumbangkan perannya secara unik dengan chemistry yang mempesona saat mengejar Riddler. Pada tahap ini Gordon bukan seorang komisaris, tapi masih seorang letnan di kepolisian yang penuh dengan korupsi.

© Warner Bros.

Reeves memberikan garis waktu ketika Batman masih berusia jauh lebih muda dan belum matang sebagai pemberantas kejahatan, dia masih mencari-cari cara yang sesuai dengan idealismenya.

Kamera sering ditempatkan dengan cara yang menampilkan berbagai perspektif karakter, terutama saat Batman mengamati Catwoman yang sedang berbicara dengan teman sekamarnya melalui teropong. Atau The Riddler mengawasi target berikutnya melalui jendela, perspektif semacam itu turut meningkatkan kengerian.

Seolah-olah ada sosok tersembunyi di balik bayang-bayang yang siap untuk menerkam. Reeves tampaknya juga mengambil pengaruh besar dari film horor yang menggunakan rasa takut. Di sepanjang film ini Reeves berhasil menjaga intensitas ketegangan demi ketegangan yang terus terjadi.

Gotham jadi elemen penting dalam The Batman

Aspek yang paling menarik dari ‘The Batman’ adalah penggambaran tentang Gotham itu sendiri, yang juga bisa dibilang salah satu elemen yang penting dalam setiap cerita Batman. Gotham adalah kota metropolitan yang berkembang pesat dalam film-film arahan Christopher Nolan.

Sama dengan yang ditunjukkan oleh Zack Synder tentang Gotham dalam Justice League yang digambarkannya sebagai kota canggih dan modern.

Tetapi di sini Gotham merupakan kota yang suram dan suasananya selalu diliputi keputusasaan yang mencekam, hampir-hampir tanpa harapan. Penuh kejahatan dan korupsi dari pejabatnya hingga gang jalanan yang kejam. Selalu diguyur hujan, kota yang terus menerus bermandikan balutan palet warna hitam dan merah.

Di mana kontras antara saturasi dan kegelapan dimainkan dengan cerdas menghasilkan keartistikan yang sendu memikat. Unsur bangunannya sebagian didominasi dengan gaya gothic, termauk diantaranya Wayne Manor atau lebih tepat disebut sebagai Wayne Tower yang menjulang tinggi di pusat kota Gotham.

Kesimpulan

‘The Batman’ lebih berfokus pada kisah manusianya daripada kisah tentang heroisme, yang membawa kita menyelami lebih jauh dan dalam tentang krisis eksistensial Batman. Lalu menempatkan Batman di persimpangan jalan dalam perjalanan sebagai Caped Crusader, di mana perannya sebagai pelindung Gotham masih jauh dari bayangannya.

Reeves dalam film ini mungkin ingin menyampaikan analoginya bahwa masa lalu yang membentuk kita yang sekarang, akan tetapi kita yang akan menentukan apa yang harus dilakukan dengannya, karena di sini dan sekarang dalam ‘The Batman’, masa lalu belum berlalu bahkan masa lalu masih hidup dan tinggal bersama dengannya.

 

Director: Matt Reeves

Cast: Robert Pattinson, Zoe Kravitz, Colin Farrel, Paul Dano, John Turturo, Jeffrey Wright, Andy Serkis, Barry Keoghan, Peter Sarsgaard, Jayme Lawson

Duration: 176 minutes

Score: 9.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

The Batman

9.2 Score

Di tahun keduanya, sebagai Batman (Robert Pattinson), Bruce Wayne berjuang menemukan tempatnya sebagai pemburu kejahatan, dia menanamkan rasa takut pada mereka yang melakukan tindakan kriminal, akan tetapi dengan metodenya yang selalu main hakim sendiri dia belum mendapatkan kepercayaan dari orang-orang, kecuali dari Letnan James “Jim”Gordon (Jeffrey Wright) yang memungkinkan Batman menyelidiki TKP bersamanya.

Review Breakdown

  • Acting 9
  • Cinematography 9
  • Entertain 10
  • Scoring 9
  • Story 9
Exit mobile version