“Tidak ada yang namanya setan, jika kamu memikirnya sepanjang hari, maka kamu akan memimpikannya saat tidur,” – Tanh (The Ancestral).
Setelah sukses menggelar perhelatan SEA Games 2022, salah satu film horor Vietnam sekarang ini sedang tayang di bioskop Indonesia. Film dengan judul asli ‘Bong De’ tayang di bioskop Indonesia mulai 1 Juni 2022. Bagi kalian pecinta horor Asia, pasti akan menyerbu bioskop untuk menyaksikan kisah horor negara tetangga kita.
Disutradarai dan ditulis sendiri oleh Le-Van Kiet, film ini mendapat ulasan beragam. Mendapat 4.9/10 di IMDB, film ini sudah tayang di bebarapa negara. Melanjutkan tren positif ini, Ciler wajib menyaksikan sendiri seramnya kisah mimpi berjalan ini. Hanya berfokus pada 4 peran utama, film ini berdurasi sekitar 101 menit untuk menakuti kalian.
Sinopsis
Tanh (Quang Tuan) dan kedua anaknya bernama Yen (Mai Cát Vi) dan Linh (Lam Thanh My) terpaksa pindah rumah tua setelah kematian ibunya. Rumah yang ditinggali mereka sekarang merupakan rumah lawa yang sudah tidak terurus. Kesan mengerikan sudah tampak dari bentuk dan susunan rumah di tengah pedesaan.
Di sisi lain Yen sang adik mengalami gangguan tidur berjalan. Tanh membujuk anaknya untuk pindah ke rumah tersebut untuk dapat mengurangi masalah pada Yen. Trauma kematian ibu mereka ditengarai menjadi penyebab masalah tidur pada Yen. Linh sebagai kakak dibujuk ayahnya untuk terus melindungi adiknya untuk beradaptasi di rumah barunya.
Masalah tidur Yen yang semakin memburuk, hingga harus di bantu oleh pengajar privat ibu Hanh (Dieu Nhi). Ibu Hanh juga menjadi guru privat di rumah karena Yen dan Linh terlalu jauh untuk ke kota untuk bersekolah formal.
Namun ternyata ada rahasia yang disembunyikan Tanh dan ibu Hanh dalam proses penyembuhan Yen. Awalnya Yen yang kerap kali disangka melihat setan atau “ketindihan” di istiah lokal, namun lama tinggal di rumah tersebut, Linh juga mengalami melihat setan serupa yang mengganggu mereka. Yen dan Linh merasa tidak betah untuk tinggal di rumah baru yang menyeramkan itu.
Ayahnya bersikeras untuk tetap di rumah tersebut sembari dibantu ibu Hanh. Yen dan Linh curiga ibu Hanh akan menggantikan ibu mereka. Kecurigaan mereka makin terasa karena ayahnya dan ibu Hanh menyimpan rahasianya masing-masing. Apakah yang sebenarnya terjadi di rumah tersebut? Apakah yang disembunyikan para orang tua ini?
Ketimpangan peran keluarga kecil
Yen dan Linh sangat dominan menjalankan roda cerita dari awal hingga akhir. Latar belakang penyakit tidur Yen sudah terlihat di awal dengan dorongan yang sangat membingungkan. Pindahnya mereka ke rumah lama untuk menguatkan kesan horor, tak Nampak sebagai dorongan perbaikan atau memperburuk keadaan.
Linh sang kakak berjalan seiringan dengan tumbuhnya karakter ini mengikuti cerita yang semakin suram. Kepemimpinan sosok kakak terlihat jelas cukup solid untuk menentang sang ayah dari awal hingga akhir merupakan satu-satunya hal yang positif dari semua karakter dalam film.
Lam Thanh My membawakan karakter kakak Linh lebih sentral disbanding trauma sang adik dan depresinya sang ayah. Masuknya Ibu Hanh
Tumpang tindih plot yang makin hancur
Dimulai dengan masalah awal tidur Yen yang makin memburuk saat pindah ke rumah baru yang menyeramkan. Kemudian hal itu bertumbukan dengan plot rumah sakit mental dari Ibu Hanh. Tak ada jembatan pasti, tiap latar masalah memaksa kita untuk berpikir keras dan menerka bagaimana hal ini berakar.
Jembatan ilmu pengetahuan dengan hubungannya dengan penyakit mental, dimentahkan begitu saja kembali ke konteks hantu yang menyerang keluarga kecil ini. Tak mendapat awalan yang baik, akhir dari tiap konflik yang bersinggungan, membuat keutuhan plot semakin tidak jelas.
Formula rumah tua seakan tak tumbuh untuk menakuti penonton. Kita akan terjerumus masuk ke dalam jeratan kusutnya cerita. Latar kematian sang ibu tersaji sangat sedikit, dan hubungan dengan makhluk tak kasat mata dipaksakan untuk menjadi trauma berlebihan di keluarga mereka.
Rahasia antara ibu Hanh dan Tanh tak terselesaikan hingga akhir. Bagaimana semua terjalin menjadi misteri yang kusut dan tetap menjadi misteri, namun tak mudah untuk disatukan dengan nalar biasa. Perbedaan kultur mungkin menjadi Batasan penyampaian cerita dari Le-Van Kiet.
Horor klasik tak menolong
Banyak elemen horor yang sudah usang digunakan kembali di film ini. Jumpscares dengan zoom wajah mendekat ke kamera cukup banyak tampil dipertebal dengan scoring menghentak. Para penggemar horor pasti sudah paham ketika backsound sudah menuju hal suram sebagai tanda kita akan dikejutkan dengan suatu hal.
Walau pemilihan rumah tua yang tak terawatt terlihat sangat mendukung. Unsur-unsur horor dengan CGI tak halus membuat mata kita sakit, bahkan hingga akhir laga. Sosok-sosok yang tampil dari CGI tak menyatu dengan latar yang dibuat sudah cukup baik.
Make-up karakter pun menjadi catatan tersendiri. Walaupun beberapa hal yang muncul menjadi misteri, yang ternyata merupakan salah satu pasien di rumah sakit mental tersebut, menjadi hal yang semakin membingungkan. Mengapa pasien penyakit mental terlihat seperti zombie? Penyakit mental dan fisik tak dijelaskan dengan baik.
Kesimpulan
Karakter Lam Thanh My menjadi peran yang paling menonjol menjalankan cerita. Tak seimbang di beberapa titik cerita. Keluarga kecil yang tinggal di rumah baru menjadi formula mentah di sampai akhir laga.
Cerita yang berantakan, jembatan antar plot tidak berkembang seiring rahasia yang terbuka menjelang babak akhir film. Penampakan rumah tua sejalan dengan unsur horor yang usang, seakan hanya mengagetkan tanpa menakuti kita. CGI tak menyatu dengan semua prop, dan sosok yang terkesan terlalu tampil dipaksakan.
Director: Le-Van Kiet
Cast: Quang Tuan, Mai Cát Vi, Lam Thanh My, Dieu Nhi
Duration: 101 minutes
Score: 2.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
The Ancestral
Setelah mengalami tragedi keluarga, seorang duda bernama Thanh memindahkan kedua putrinya ke rumah leluhur berusia berabad-abad. Kedua putrinya menjadi korban kelumpuhan tidur dan teror malam. Ayah mereka mencari bantuan psikolog setempat, tetapi rahasia dan penglihatan yang mengerikan akhirnya membuktikan bahwa semuanya tidak seperti yang terlihat di rumah keluarga tua itu.