Review The Adam Project (2022)

“It’s not a multiverse! My God, we watched too many movies.” – Adam (The Adam Project).

Netflix kembali menyajikan tayangan bergenre fiksi-ilmiah dengan tema unik, yaitu petualangan waktu. Film orisinal Netflix ini disutradarai oleh Shawn Levy, yang sebelumnya juga pernah menyutradarai serial dan film ‘Night at the Museum’, ‘Real Steel’, ‘Arrival’, dan beberapa episode ‘Stranger Things’.

‘The Adam Project’ adalah kisah petualangan fiksi-ilmiah yang mengikuti seorang pilot pesawat dari masa depan yang melakukan perjalanan kembali ke masa lalu untuk bekerja sama dengan dirinya yang lebih muda dan ayahnya, demi mengubah masa depan dan menyelamatkan dunia.

Film ini dibintangi oleh Ryan Reynolds, Walker Scobell, Jennifer Garner, Mark Ruffalo, Zoe Saldana, Catherine Keener, dan Alex Mallari Jr. Reynolds sebagai Adam yang lebih tua, dan Scobell menjadi Adam versi muda. Adapun Reynolds dan Levy berperan sebagai produser di film tersebut, bersama dengan David Ellison, Dana Goldberg, dan Don Granger. ‘The Proyek Adam’ ditulis oleh Jonathan Tropper, TS Nowlin, Jennifer Flackett, dan Mark Levin.

Film petualangan fiksi-ilmiah terbaru ini menjawarkan sebuah cerita tentang cinta, kehilangan, dan penyembuhan, yang dibalut dalam perjalanan waktu, sehingga menjembatani dunia masa lalu dan masa depan yang mengharukan.

Sinopsis

‘The Adam Project’ bermula ketika Adam Reed (Ryan Reynolds) mencoba kabur dari kejaran robot masa depan dan memasuki lubang waktu. Setelah berhasil melewati lubang waktu, Adam dewasa terdampar ke tahun yang salah, di mana ia saat itu bertemu dengan versi dirinya yang masih berumur 12 tahun (Walker Scobell) di tahun 2022.

Meski begitu, Adam dewasa terpaksa harus menunggu dirinya untuk pulih dahulu karena jet yang ia gunakan tidak bisa beroperasi apabila dirinya sakit. Untuk itu, Adam dewasa memerlukan dirinya versi kecil dan menggunakan DNA-nya, agar pesawat bisa berjalan. Sayangnya, Adam kembali bertemu dengan sang musuh utama, yang menyebabkan ia harus berpisah dengan kekasihnya, Laura (Zoe Saldana), dan kehidupan di 2022.

Dalam perjalanannya, Adam versi masa depan terus mencoba untuk kembali bertemu sang kekasih, sambil menyelamatkan dunia dari kehancuran akibat teknologi. Selain itu, kedua Adam juga membenahi kehidupan masing-masing, yang telah hancur setelah kepergian sang Ayah (Mark Ruffalo).

Skoring pembuka yang asik

Dimulai dengan aksi kejar-kejaran antara Adam Reed versi dewasa di masa depan dan sang robot musuh, skoring pembuka ‘The Adam Project’ mampu membuka suasana film menjadi lebih asik sekaligus mendebarkan. Jelas, lagu berjudul Gimme Some Lovin cukup ampuh untuk membuat penonton merasa tertarik.

Jika para penonton familiar dengan skoring dalam film ‘Guardian of the Galaxy’ karya James Gunn, mungkin ‘The Adam Project’ akan membawa penonton pada kesan tersebut. Dengan lagu-lagu lawas mulai dari The Spencer Davis Group, Led Zeppelin, hingga instrumental klasik, muncul sebagai pengiring yang dapat membangun suasana film menjadi lebih asik.

Tepuk tangan untuk kedua Adam!

Baik Ryan Reynolds maupun Walker Scobell dalam film ‘The Adam Project’ mampu dengan baik memerankan dua karakter atau versi Adam yang berbeda, namun tetap sama. Mengingat seharusnya mereka adalah satu orang yang sama, Reynold dan Scobell terlihat sangat bertolak belakang.

Reynolds dengan sifatnya yang lebih dewasa dan berpengalaman, menjadi versi Adam yang rasional dan sudah mengedepankan akalnya. Sementara itu, Scobell yang memerankan Adam versi kecil, terlihat lebih menggemaskan dengan dark jokes, serta sarkasmenya yang luar biasa menyebalkan.

Namun, keduanya memiliki keterikatan yang tak bisa disangkal. Setelah kehilangan ayahnya, baik Adam versi dewasa maupun kecil sangat kesulitan untuk mengekspresikan dirinya, merasa marah karena ditinggal kecelakaan oleh sang Ayah, dan hingga tidak simpati atas perasaan orang lain. Kedua Adam, sama-sama merindukan kehadirannya.

Chemistry yang terjalin antara Reynolds dan Scobell nyatanya membuat penonton gemas akan tingkah keduanya. Scobell dengan baik berperan sebagai anak menyebalkan, sementara Reynolds selalu menjadi tipikal Reynolds yang lucu, sarkas, dan kekanak-kanakan.

Fiksi-ilmiah ramah keluarga

Durasi film yang cukup pendek membuat film ini dikemas dengan alur secepat mungkin, meninggalkan banyak lubang bagi para pecinta film time travel. Di sisi lain, memang film ‘The Adam Project’ lebih terlihat sebagai sebuah film drama keluarga yang dibalut dengan unsur fiksi-ilmiah.

Penjelasan tentang waktu yang selalu digaungkan oleh Adam dewasa maupun yang dikhawatirkan oleh sang Ayah, mungkin tak akan membuat banyak penonton peduli. Sejak awal, cerita dikuatkan dengan narasi antara kedua Adam yang penuh dengan sarkasme dan emosi atas kehilangan sosok ayah, membuat keduanya menjadi pribadi yang berbeda.

Meski begitu, ‘The Adam Project’ dengan apik dapat menyeimbangkan aksi dengan komedi yang melekat dalam konflik antara dua Adam. Adegan aksi dan pertarungan dilakukan dengan sangat baik, terutama dengan adanya reuni yang mengharukan di tengah kekacauan tersebut. Film aksi yang tidak melulu menggambarkan kekacauan dan kekerasan, tetapi juga menjelaskan bagaimana setiap anak membutuhkan validasi dan kehadiran orang tua dalam setiap perkembangannya.

Kesimpulan

Jangan mengharapkan hal-hal serius dan penuh dengan aksi menantang di film ‘The Adam Project’. Tentu tidak akan penonton dapatkan harapan tersebut. Bayangkan sebuah film tipikal Ryan Reynolds seperti ‘Free Guy’ atau ‘Deadpool’, namun dalam versi yang lebih ilmiah dan ramah untuk ditonton bersama keluarga. Tidak hanya itu, unsur perjalan waktu juga menambah keseruan film ini bagi para pecinta film yang ingin bersantai menikmati sarkasme abadi dari Reynolds dan Scobell.

Masih ada banyak hal yang bisa dikembangkan dalam jalan cerita, bahkan konsep perjalanan waktunya sendiri. Namun sekali lagi, ‘The Adam Project’ adalah sebuah film fiksi-ilmiah jenaka, dengan eksekusi dan skoring yang bisa direkomendasikan.

Director: Shawn Levy

Cast: Ryan Reynolds, Walker Scobell, Jennifer Garner, Mark Ruffalo, Zoe Saldana, Catherine Keener, dan Alex Mallari Jr.

Duration:  106 minutes

Score: 7.0/10