Review Film Tersanjung: The Movie (2021)

Kisah mimpi, romansa, dan emosi yang berkecamuk bersama dan cinta segitiga yang rumit.

tersanjung the movie

© Netflix

“Hidup adalah bagaimana menemukan cinta, setelah itu kita akan mengikuti arusnya.” – Yura (Tersanjung: The Movie).

Ketika kita mendengar kata “Tersanjung”, bisa jadi yang kepikiran pertama kali bukan apa arti kata tersebut sesuai dengan KBBI. Melainkan sebuah sinetron televisi yang dibintangi Lulu Tobing, Ari Wibowo, dan Adam Jordan yang rilis tahun 90-an dan berjalan hingga ratusan episode ke awal 2000-an.

Ya, sinetron ‘Tersanjung’ memang adalah salah satu tontonan legendaris pada tahun 90-an dulu. Sinetron ini berhasil menelurkan bakat-bakat baru dari dunia akting Indonesia di mana tiga nama yang disebutkan di atas menjadi idola masyarakat.

Diproduksi oleh Multivision Plus, ‘Tersanjung’ memulai episode pertama pada 10 April 1998 dan berakhir pada 25 Ferbruari 2005. Sinetron ini berjalan hingga tujuh musim lamanya. Bahkan saking melekatnya ‘Tersanjung’, ada sebuah jokes di masyarakat yaitu “Emangnya kayak Tersanjung? Gak abis-abis” ketika menggubris sesuatu yang tidak kunjung selesai.

© Netflix

Nah tahun 2020 lalu, versi film dari sinetron ‘Tersanjung’ sudah siap tayang di bioskop. Film ini merupakan adaptasi lepas dari sinetronnya, yang mana memiliki line-up cukup bold. Dari sutradara ada Hanung Bramantyo bersama dengan Pandu Adjisurya, kemudian di sisi pemain ‘Tersanjung’ jelas sekali peremajaan dengan menampilkan aktor-aktris muda yaitu trio Clara Bernadeth – Giorgino Abraham – Kevin Ardilova.

Cerita dari adaptasi lepas ini lebih berfokus pada persahabatan antara mereka bertiga, dengan bumbu masalah keluarga sebagai pendampingnya. Clara Bernadeth di plot sebagai karakter utama bernama Yura Puspita. Sayang, rencana rilis ‘Tersanjung: The Movie’ di bioskop gagal total akibat pandemi COVID-19. Awak media pun sudah menonton filmnya melalui gelaran screening di bioskop sebelum film diputuskan untuk di-hold hingga waktu yang belum ditentukan. Nah baru deh di awal April ini ‘Tersanjung’ akhirnya bisa disaksikan lewat layanan streaming yaitu Netflix.

Mau dikata adaptasi lepas, pasti banyak penonton yang bakal nungguin kira-kira apa aja atau seberapa besar sih pengaruh dari versi sinetron terhadap versi film ini. Ternyata ada, tapi tidak banyak. Memang terdapat persamaan seperti persamaan latar yang sama-sama ada di tahun 90-an, namun dari segi cerita dan character’s arc Yura itu terlihat berbeda.

© Netflix

Well, setidaknya untuk film yang ini, karena di bagian akhir, kita akan melihat sebuah perkembangan pada salah satu karakter pendukungnya yang mengingatkan kita pada karakter yang dulu dimainkan oleh Adam Jordan di versi sinetronnya. Seperti yang kita tahu, Adam waktu itu berperan sebagai Bobby, cowok yang menghamili Lulu Tobing. Bobby kemudian ceritanya kecelakaan parah sehingga ia mengalami operasi wajah.

Nah karakter pendukung yang satu ini melakukan hal yang sama cuman cara versi film menghilangkannya berbeda. Bukan karena kecelakaan. Si cowok ini juga memiliki latar belakang keluarga yang sama dengan Bobby.

Jika film ‘Tersanjung: The Movie’ ini punya sekuel, bisa jadi aroma sinetron nya bisa semakin berasa. Mengapa? Karena di akhir film kita dapat melihat sentral dari konflik yang baru dan bisa banget di-setup. Nah luxury ini sama persis dengan apa yang diperebutkan oleh tiga karakter utama di versi sinetronnya dulu.

© Netflix

Kalau tidak salah juga perebutan hak ini juga menjadj main course dari season kedua sinetron ‘Tersanjung’. Cuman ya, itu masih nanti dan itu pun kalau benar terjadi.

Buat yang di film kali ini sih hal-hal yang menyangkut kesamaan dengan cerita sinetronnya terbilang minim. Cuman ada satu hal kecil yang bisa langsung bikin penonton ngeh sama versi sinetron yaitu di salah satu adegan di mana karakter utama sedang menonton televisi. Cilers bisa mengira lah apa yang akan terjadi.

Oh satu lagi, dua aktor yang tampil di versi sinetronnya dulu tampil lagi memerankan karakter berbeda di versi film. Mereka adalah Ari Wibowo dan juga Febby Febiola. Kalau dicocok-cocokin ya, bisa lah dibilang mereka kayak menjadi orang tuanya Bobby versi sinetron.

Karena yang menjadi fokus utama film ‘Tersanjung: The Movie’ adalah persahabatan, maka sorotan utama udah pasti tertuju kepada tiga aktor mudanya. Clara Bernadeth mampu berperan sebagai sosok perempuan yang kuat. Hanya saja, Clara masih terlihat kurang cocok ketika menampilkan bagian dramatis yang soft dari Yura. Dia masih terlalu tough untuk itu.

© Netflix

Kemudian Giorgino Abraham. Awalnya nih, sempat terpikir bahwa akhirnya Giorgino dikasih peran yang mungkin berbeda dengan apa yang biasa ia tampilkan sebelumnya di dalam film. Sayang, semakin ke sini ternyata karakter yang ia mainkan kurang lebih sama. Kalau dilihat dari apakah Ia berhasil memerankannya?

Ya, Giorgino tentu saja berhasil memerankan karakternya sesuai dengan tuntutan naratif. Tapi kayaknya kita bisa lebih penasaran sama karakter Christian kalau film ‘Tersanjung’ berlanjut ke film kedua.

Penampil yang paling berkesan justru disuguhkan oleh Kevin Ardilova. Wah, secara penulisan aja, karakter yang ia perankan di sini punya arc yang menarik. Dari yang awalnya hanya sebagai karakter yang banyol, kemudian perlahan-lahan penonton bisa mengetahui concern-nya, lalu berubah secara halus menjadi mendukungnya. Karakter Oka pula yang membuat unsur persahabatan dari film ‘Tersanjung’ itu berasa dan hidup.

Secara akting, Kevin cukup mengejutkan bisa tampil bagus pula dengan tuntutan narartif yang seperti itu. Ia bisa menjadikan Oka sebagai karakter yang lucu, kemudian Ia juga mampu menjadi lebih serius, sehingga dinamika karakter Oka yang secara langsung membawa dinamika ceritanya juga, itu bisa dinikmati oleh penontonnya.

© Netflix

Kudos lah buat Kevin karena ia yang membuat film jadi enjoyable, terutama ketika Kevin menunjukkan range dari karakter Oka mulai akhir-akhir tahap resolusi.

Sebagai pendamping, kita akan disuguhkan pada konflik yang memang udah bukan sesuatu yang beda, alias sudah sering ditampilkan juga. Soal hutang piutang yang membuat sebuah keluarga jadi downgrade itu digunakan di film ini. Di sini muncul lah pro-kontra dari karakter pendukung lainnya, yaitu ayah dan ibu Yura.

Untuk ibunya Yura dulu deh. Karakter ini bisa dibilang memuakkan, dalam arti apakah dibutuhkan sesosok Ibu yang seperti itu dalam sebuah keluarga yang seperti ini? Karakter ibunya Yura bisa dibilang ada untuk memercikkan konflik internal dari lingkungan Yura sendiri.

Sayang, dengan setting tersebut konflik yang ada malah terkesan dibuat-buat dan tentu saja penonton tidak akan bersimpati kepada sang Ibu, meskipun dia menunjukkan perkembangan nantinya.

Nah untuk karakter ayah, ini sangat tricky karena Nugie memerankan sosok karakter yang sangat berbeda dan perbedaan ini didapat karena karakter tersebut sakit. Secara general, kita tentu akan melihat sebuah usaha keras yang ditunjukkan Nugie hampir di sepanjang film karena ia wajib menampilkan sosok karakter yang sesuai dan juga meyakinkan berdasarkan apa yang karakter tersebut alami.

© Netflix

Belum lagi karakter ini juga memiliki hubungan yang harmonis dengan Yura. Bagaimana kedua aktor, khususnya Nugie, menampilkan keharmonisan atau rasa kasih sayang tersebut dalam kondisi karakter ayah yang mengenaskan itu menarik untuk dilihat.

Terakhir, dalam usahanya untuk menjadi sebuah film yang menarik, ‘Tersanjung’ menggunakan cara yang biasa dipakai sama film Indonesia kebanyakan, yaitu menggunakan jasa seorang stand-up comedian. Sayang, kalau melihat dari keterkaitannya dengan cerita sang karakter, pemilihan Sacha Stevenson di sini terasa tidak cocok sama sekali, terlepas dari bagaimana Sacha berhasil menghibur penonton.

Film ‘Tersanjung’ menawarkan sebuah awal dari karakter-karakter sentral yang kental dengan unsur persahabatan. Cuman dengan ditambahkannya masalah keluarga dengan segala plus-minsnya, tahap resolusi film ini jadi ruwet. Itu pun kalau tidak terpikir masalah-masalah ini macam konflik biasa yang ada di sinetron Indonesia saja. Kemudian dari kedua masalah ini tidak semuanya diakhiri. Satu dibikin cliffhanger. Apesnya, satu bagian lagi yang diakhiri tidak cukup nendang buat penonton. Serasa konflik ini cukup ngegas di awal biar penonton gemes, terus kalau sudah gemes yaudah diakhiri aja dengan lugas.

Adaptasi lepas yang biasa-biasa saja, di mana hal yang akan paling diingat nantinya adalah seberapa piawai akting dari Kevin Ardilova. Apakah berhasil memberikan rasa nostalgia? Ya, lumayan lah. Apalagi mengingat ini kan sebuah adaptasi lepas yang mana memang tidak ada hubungannya dengan karakter atau cerita yang ada di sinetron dulu.

 

Director: Hanung Bramantyo, Pandu Adjisurya

Cast: Clara Bernadeth, Girogino Abraham, Kevin Ardilova, Nugie, Kinaryosih, Martinho Lio, Djenar Maesa Ayu, Ernanto Kusuma, Sacha Stevenson

Duration: 114 Minutes

Score: 6.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Tersanjung: The Movie

6.6 Score

Tersanjung: The Movie merupakan adaptasi lepas dari sinetronnya, yang mana memiliki line-up cukup bold. Dari sutradara ada Hanung Bramantyo bersama dengan Pandu Adjisurya, kemudian di sisi pemain 'Tersanjung' jelas sekali peremajaan dengan menampilkan aktor-aktris muda yaitu trio Clara Bernadeth - Giorgino Abraham - Kevin Ardilova.Cerita dari adaptasi lepas ini lebih berfokus pada persahabatan antara mereka bertiga, dengan bumbu masalah keluarga sebagai pendampingnya. Clara Bernadeth di plot sebagai karakter utama bernama Yura Puspita.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 6
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 6
Exit mobile version