“The robot is extremely dangerous. It’s nearly distinguishable from a real human child, but it is actually a dangerous weapon that could cause mass destruction.” – News Anchor.
Sempat mengalami pengunduran jadwal rilis film di teater sejak musim panas 2020 karena pandemi, film dari Korea Selatan yang didaulat menjadi film blockbuster pertama bertema luar angkasa dari negara itu yang akhirnya dapat rilis secara global lewat Netflix.
Adaptasi webtoon nya sendiri sebenarnya telah rilis sejak May 2020 di platform Daum dan KakaoPage. Selain disutradarai Jo Sung-Hee yang juga pernah berkolaborasi dengan Song Joong-Ki lewat ‘A Werewolf Boy’ tahun 2012 lalu, film ini juga diproduksi bersama Dexter Studios yang karya visual effect-nya sudah dikenal sejak ‘Along with the Gods: The Two Worlds’ (2017) dan ‘Ashfall’ (2019).
Berlatar di tahun 2092 dimana kondisi Bumi sudah tak layak untuk dihuni, perusahaan bernama UTS membuat The Orbit, tempat dimana mereka bisa tinggal dalam orbit Bumi dengan lingkungan buatan yang lebih memadai. Sekelompok tim pembersih sampah luar angkasa bernama Victory yang dipimpin oleh Kapten Jang (Kim Tae-Ri) menemukan seorang anak humanoid yang bernama Dorothy / Kot-Nim (Park Ye-Rin).

Disatukannya manusia dengan serum Nanobot membuatnya dapat menciptakan keajaiban seperti membuat tumbuhan dan mengendalikan nanobot jarak jauh, kemampuan nya itulah yang menjadikan anak ini diburu oleh UTS dan sekelompok teroris revolusi bernama Black Foxes.
Menyadari bahwa anak ini dapat menghasilkan banyak uang jika diserahkan ke salah satu pihak, pilot Victory, Tae-Ho (Song Joong-Ki) memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan uang agar dapat membayar instansi pencarian untuk menemukan jenazah anaknya yang hilang di luar angkasa.
Hal yang paling membuat penonton terpana dari film ini adalah bagaimana industri film Korea akhirnya dapat mengejar ketinggalan dalam menyajikan efek visual sekelas ‘Hollywood’. Dexter Studios berkembang cukup pesat setelah menyajikan efek bencana alam pada ‘Ashfall’ di tahun 2019 lalu.

Desain The Orbit serta berbagai macam drone dan pesawat luar angkasa berhasil memberikan kesan kusam, kumuh sekaligus futuristik yang se-kelam dengan nasib Bumi. Pertempuran di angkasa luar memberikan hiburan yang cukup menarik dengan aksi unik yang dapat dianalogikan dengan kejar-kejaran antara mobil truk sampah dengan drone militer bersenjata canggih, termasuk bagaimana seorang robot bermain dengan harpun-nya untuk menetralisir ancaman.
Meski ini merupakan film Korea, namun tema-nya yang global rupanya tak luput dari detail cast. ‘Space Sweepers’ menghadirkan berbagai cast dari belahan dunia. Amerika, Afrika, Meksiko, Asia, Rusia, dll. Tak hanya itu, karena di awal film kita diperkenalkan dengan multitranslator yang mereka pasang pada telinga, aktor-aktor tersebut juga dapat berdialog menggunakan bahasa mereka masing-masing sehingga audio film menghasilkan suara beragam bahasa, penonton harus terfokus pada subtitle pilihannya sendiri.
Hal tersebut menimbulkan keberagaman yang baik karena dunia The Orbit dan UTS sendiri didirikan bersama oleh masyarakat Bumi sebagai sebuah ‘kesatuan’. Maka dari itulah pesawat pembersih sampah-pun memiliki cap lambang bendera negara-nya masing-masing.

Meski cukup menghibur, film ini juga tak lepas dari beberapa kelemahan perihal detil potongan adegan yang terkadang terasa cukup kasar dan terasa ‘crowded’ karena latar yang terlalu detail sehingga menghilangkan fokus karakter pada beberapa adegan. Pun begitu, alur cerita terasa menghibur dengan beberapa twist ringan.
Meski sisi scientific-nya tidak banyak, fokus masalah yang ingin diangkat sang sutradara rupanya lebih ke arah moralitas manusia saat ini. Dimana banyak masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan sehingga sang antagonis merasa bahwa manusia di Bumi pantas ditinggalkan.
Overall, selain memanjakan mata, ‘Space Sweepers’ juga cukup menghibur. Namun mungkin beberapa orang akan sedikit kecewa dengan ending-nya. Meski dibuat cukup logis, namun keputusan yang diambil para produser untuk menjadikan film ini happy ending, rasanya dinilai kurang tepat. Beberapa orang mungkin akan memberikan nilai lebih jika film ini memiliki akhir yang sama seperti ‘Star Wars: Rogue One’.
Director: Jo Sung-Hee
Cast: Song Joong-Ki, Kim Tae-Ri, Jin Sun-Kyu, Yu Hae-Jin, Park Ye-Rin, Richard Armitage
Duration: 136 Minutes
Score: 7.5/10
Editor: Juventus Wisnu
WHERE TO WATCH
The Review
Space Sweepers
'Space Sweepers' menceritakan bumi di tahun 2092 dimana kondisi Bumi sudah tak layak untuk dihuni. Perusahaan bernama UTS membuat The Orbit, tempat dimana mereka bisa tinggal dalam orbit Bumi dengan lingkungan buatan yang lebih memadai. Sekelompok tim pembersih sampah luar angkasa bernama Victory yang dipimpin oleh Kapten Jang (Kim Tae-Ri) menemukan seorang anak humanoid yang bernama Dorothy / Kot-Nim (Park Ye-Rin). Anak itu ternyata menyimpan sesuatu yang membuat banyak pihak bertikai.