“Pada akhirnya, kesempatan kedua selalu ada, bahkan bagi mereka yang berdosa.” – Ametta
Pengalihwahanaan novel populer yang pertama kali diterbitkan secara daring dalam platform Wattpad hingga menarik jutaan pembaca dan melalui proses naik cetak sudah seperti menjadi salah satu era baru yang tengah menjamur dalam perfilman tanah air beberapa tahun belakangan. Tidak ketinggalan, Falcon Pictures mengikuti “tren” satu itu dengan mengalihwahanakan novel berjudul Sin (2018) karya Faradita ke dalam layar lebar pada tahun 2019 dengan judul yang sama.
Pada 3 September lalu, Falcon Pictures menghadirkan versi extended film tersebut yang dapat dinikmati di layanan streaming Klik Film. Secara garis besar, terdapat adegan-adegan tambahan yang memperkuat kisah manis di antara kedua tokoh utama dalam film ini. Kehadiran penambahan durasi hingga 26 menit itu juga memperjelas bagian akhir sehingga semakin mengedepankan genre romantis yang sebelumnya terasa “tanggung” bagi para penontonnya.

Film ‘Sin Extended’ mengisahkan tentang kisah cinta yang tidak seharusnya terjadi di antara dua orang remaja sekolah menengah atas (SMA). Ada Ametta atau yang lebih akrab disapa Metta (Mawar de Jongh), si gadis yang menyadari dirinya sempurna di mata orang lain sehingga terbiasa mencampakkan lelaki yang tergila-gila kepadanya. Namun dalam sikap yang angkuh itu, ia hanyalah seorang anak yang tidak tahu rasanya hidup bahagia bersama keluarga.
Pada suatu hari, Metta dihadapkan dengan rasa tertarik kepada salah seorang laki-laki di sekolahnya yang bernama Raga (Bryan Domani). Ketika sebagian besar siswa laki-laki di sana memuja kesempurnaan Metta, hanya Raga yang tampak tidak tertarik, bahkan terus menerus memperingatkan Metta untuk menjauhinya meskipun gadis itu justru secara terang-terangan menginginkan Raga menjadi pacarnya. Ditambah lagi, latar belakang Raga sebagai petinju bayaran yang diketahui oleh Metta dijadikan sebagai alat untuk membuat Raga menuruti setiap perkataan Metta.
Seperti kisah cinta remaja dalam novel dan film pada umumnya, keduanya yang memiliki motif untuk menghilangkan rasa penasaran dan diawali tanpa mempunyai perasaan lebih untuk satu sama lain, berujung dengan saling mencintai hingga mendekat ke keadaan yang dipenuhi oleh obsesi. Di saat sedang sayang-sayangnya, sebuah rahasia besar sekaligus kelam terbuka. Tanpa disangka, ketika dua anak manusia itu bersepakat untuk tidak akan pernah membiarkan salah satu di antara mereka pergi dari kehidupannya, Raga dan Metta menemukan fakta bahwa keduanya saudara seayah.

Momen tersingkapnya rahasia itulah yang membuat film ‘Sin’ ini menjadi menarik. Tentunya, para penonton, khususnya mereka yang belum membaca novelnya, menjadi penasaran tentang resolusi yang dihadirkan. Ketika rasa cinta beralih menjadi obsesi, akankah atas nama cinta, keduanya berani melawan takdir dan mengarah pada dosa?
Sejujurnya, topik yang diusung oleh film ini memang terbilang berani dan jarang untuk dikupas di dalam suatu karya. Akan tetapi, terlalu banyak perasaan mengganjal akibat topik yang terbilang “berat” itu dipaksakan untuk muncul dari kedua tokoh utamanya yang masih menyandang status anak SMA. Adegan-adegan romantis dalam ‘Sin Extended’ yang dihadirkan lebih banyak pun semakin menyebabkan kesan romansa yang tidak sesuai umur ikut terasa. Penonton berusia lebih dewasa sangat rentan untuk merasa tergelitik sekaligus mempertanyakan, “Apa benar seperti ini kisah cinta remaja masa kini?”. Persoalan-persoalan itu semakin mempertegas posisi film ‘Sin’ adalah bermain aman di segmen penonton remaja.
Meskipun telah dibuatkan versi extended-nya, film ini masih terbilang lemah dalam mengupas penyelesaian dari konflik utama. Teknik naratif dengan memelintir alur (plot twist) yang dilakukan pun berkesan terlalu dipaksakan demi memberikan kejutan kepada penontonnya. Tidak sampai di sana, pemain-pemain pendukung yang dihadirkan juga terkesan hanya sedang berlalu lalang meramaikan film tanpa diberi kesempatan untuk memperkuat resolusi ‘Sin Extended’ ini, seperti Jeremy Thomas sebagai Rendrick yang dikisahkan menjadi tangan kanan Surya (Hans de Kraker) untuk merawat Metta secara misterius.

Sementara untuk kualitas akting para pemainnya, Mawar de Jongh memberikan aksi yang gemilang. Emosinya secara mulus tersampaikan dengan apik di dalam layar. Penonton akan lebih mudah untuk memahami momen-momen patah hati dan kesepian yang dirasakan oleh tokoh Ametta. Sementara itu, Bryan Domani hadir melengkapi chemistry di antara dirinya dan Mawar sebagai sepasang kekasih. Namun, di saat Bryan harus memosisikan diri sebagai petinju bayaran, penguasaan terhadap karakter yang seharusnya brutal dan kasar masih kurang meyakinkan.
Penampilan akting yang justru membuat permainan peran dalam film ini menjadi terasa kurang baik datang dari tokoh Surya, ayah Raga dan Metta, yang diperankan oleh Hans de Kraker. Dia tampil dengan sangat kaku, khususnya setiap kali tiba gilirannya melafalkan dialog. Alih-alih emosi bisa terasa di dalam ucapannya, bahasa Indonesia yang belum fasih membuatnya terdengar seperti sedang membaca naskah. Hasil eksekusi adegan emosional dengan kedua pemain utama pun menjadi kurang optimal.
Beruntungnya, elemen-elemen teknis dalam film yang disutradarai oleh Herwin Novianto ini sangat memanjakan indera penglihatan dan pendengaran para penontonnya. Visualisasi hadir secara menawan sekaligus mengesankan. Ia menerapkan permainan warna redup yang menjadi hidup oleh berbagai pantulan cahaya dalam warna senada sehingga kesan kelam, manis, dan kehidupan ekonomi kelas atas beserta detail-detail hedonisme benar-benar menjadi suatu kesatuan yang utuh. Lagu-lagu latar, khususnya beberapa lagu populer, mulai dari “Hanya Cinta yang Bisa” dari Titi DJ dan Agnez Mo hingga “Pupus” dalam versi Hanin Dhiya menyempurnakan momen-momen emosional dalam film ‘Sin Extended’.

Dari seluruh kelebihan dan kelemahannya, film ‘Sin Extended’ menyajikan adegan-adegan romantis yang lebih mendominasi daripada film terdahulunya. ‘Sin Extended’ juga masih mempertahankan tampilan layar yang mewah sekaligus mengesankan. Sayangnya, dengan kedua tokoh utama yang masih berlatar belakang remaja SMA, keseluruhan konflik yang terlalu “berat” dan adegan romantis yang berlebihan itu membuatnya terasa semakin canggung untuk ditonton.
Selain itu, detail dari resolusi konflik utama yang diharapkan dapat diuraikan secara lebih baik, ternyata belum bisa dilakukan oleh film ‘Sin’ versi extended ini. Dengan kata lain, baik film ‘Sin’ ataupun ‘Sin Extended’, keduanya belum mampu meluaskan segmentasi penontonnya, ia cenderung terpaku pada target para remaja sebagai penonton utama.
Director: Herwin Novianto
Cast: Mawar Eva de Jongh, Bryan Domani, Jerome Kurnia, Carmela van der Kruk, Dannia Salsabilla, Marthino Lio, Hans de Kraker, Jeremy Thomas, Melanie Berents, Junior Roberts, Falcon Pictures
Duration: 126 minutes
Score: 6.5/10
WHERE TO WATCH
The Review
Sin Extended
Sin Extended bercerita tentang kisah cinta Ametta dan Raga yang diawali tanpa rasa saling tertarik dan hanya penasaran, namun berujung dengan saling mencintai dengan sangat hebat. Akan tetapi, pada suatu waktu, keduanya dihadapkan pada rahasia besar dan kelam yang terungkap. Mereka harus memilih di antara menyerah pada takdir atau berbahagia dengan dosa.