“We have to stick together until someone comes,” – Tom.
‘Shark Bait’ merupakan film thriller yang, seperti judulnya, melibatkan hiu sebagai musuh dalam ceritanya. Tidak banyak yang diceritakan dalam ‘Shark Bait’ yang memiliki premis film hiu pada umumnya.
Namun, beberapa hal dalam film ini tentu menjadi kekuatan bagaimana sebuah hiu berhadapan dengan lima remaja yang terombang-ambing di tengah laut.
Film ini mirip dengan film-film serangan hiu sebelumnya seperti ‘Jaws’, ‘Great White’, ’47 Meters Down: Uncaged’, ‘Cage Dive’, ‘Deep Blue Sea 2’, dan lainnya. Bagi pecinta film dengan genre serangan hewan buas dengan thriller, ‘Shark Bait’ pasti harus masuk ke dalam daftar tontonannya.
Sinopsis
Lima remaja yang sedang berlibur di sebuah pantai di Spanyol memutuskan untuk bermain jetski di sebuah penyewaan terbengkalai dekat pantai tersebut. Mereka membobol sebuah tempat penyimpanan kunci jetski tersebut dan membawa dua buah jetski ke tengah laut tanpa menggunakan pelampung dan mengecek kondisi jetski tersebut.
Saat terlalu asik bermain, jetski mereka bertabrakan dan melukai salah satu dari mereka. Di tengah laut, mereka terombang ambing dengan satu jetski yang tidak mau menyala sedangkan jetski lainnya tenggelam. Saat mereka menyadari ada hiu yang mendekati, barulah mereka sadar bahwa saat itu, mereka ada di tengah hidup dan mati.
Kecerobohan yang mendatangkan malapetaka
Dari kelima pemain dalam film, hanya ada satu karakter yang masih bisa berpikiran waras dengan merasa takut untuk menaiki jet ski terbengkalai. Empat lainnya beranggapan bahwa waktu liburan mereka yang tidak banyak, harus dihabiskan dengan bersenang senang sekalipun itu melanggar.
Ide gila mereka terlintas begitu saja tanpa kenal takut dan cemas dengan apa yang akan mereka hadapi, mungkin polisi, karena sudah membobol sebuah tempat, atau sesuatu yang mengancam nyawa, seperti hiu. Dari sinilah semuanya berawal, liburan yang tadinya menyenangkan, berubah menjadi sebuah mimpi buruk berdarah yang mengerikan.
Tidak hanya dalam film serangan hewan buas, beberapa film dengan cerita yang berbeda juga menunjukkan bagaimana orang-orang ceroboh akhirnya mendapatkan balasan mereka.
Dalam ‘Shark Bait’, ketika satu persatu orang diincar oleh hiu untuk disantap, penonton tidak merasa sedih atau kecewa, karena they deserve semua yang telah mereka lakukan sebelumnya.
Membobol jetski dan berlaga sesuka mereka, menjadikan mereka sebagai tokoh utama yang dibenci penonton. Kecuali satu perempuan bernama Nat (Holly Earl) yang menjadi protagonis dalam film dan masih dapat menggunakan kewarasannya untuk berpikir, walaupun akhirnya ia ikut bermain jetski bersama yang lain.
Cerita thriller dengan plot klise
Jika kamu penggemar film-film thriller yang melibatkan hewan buas seperti hiu, mungkin plot ‘Shark Bait’ akan terasa familiar dan mudah ditebak. Premisnya begitu ringan dengan tanpa banyak plot twist yang dihadirkan. Perasaan tegang terjadi beberapa kali ketika sang hiu muncul mengincar mereka. Namun, adanya drama perselingkuhan dalam persahabatan ini, membuat alur cerita menjadi tidak monoton.
Ada beberapa adegan yang akan mengingatkan penonton pada film-film serangan hiu lainnya, seperti jumpscare pada air yang tenang, seseorang yang mempertaruhkan hidup dan mati, bahkan sampai “the hero” yang cerdas dan melakukan apa saja untuk yang lain. Hal-hal ini menjadikan ‘Sharkbait’ terasa familiar dengan film-film serangan hiu sebelumnya.
Yang menarik adalah bagaimana mereka bertahan hidup dengan ketidakpastian untuk selamat, terombang-ambing ditengah laut dan dehidrasi. Tentu, membayangkannya saja sudah membuat kita frustasi.
Namun, ‘Shark Bait’ dapat dengan detail meletakkan hal-hal kecil yang cukup membantu plot lebih menarik, seperti penemuan mayat lain yang terombang ambing di laut, pengorbanan yang dilakukan para pemain, dan pengambilan beberapa adegan yang lebih bisa membuat penonton tegang ketimbang melihat aksi berhadapan dengan hiu.
Pengambilan gambar menggunakan kamera drone saat adegan mereka bermain jetski dan bagaimana akhirnya mereka sendirian terombang ambing di laut adalah cara bagaimana film ini menunjukkan ketegangan lain selain hiu yang muncul.
Saat sirip hiu tersebut muncul di permukaan, kehadirannya terasa kurang hidup dan menyeramkan. Mungkin efek CGI yang diberikan belum bisa menggambarkan bagaimana sirip hiu, atau penampilan hiu saat berenang dan menyerang manusia.
Selain itu, hal unik terjadi saat hiu yang dikatakan bertubuh besar ini mulai mengikuti jetski ke arah perairan dangkal dengan banyak terumbu karang. Tubuhnya yang besar dan gigitannya yang kuat ternyata tidak mampu membuat terumbu karang disana hancur.
Adegan luka berdarah yang sangat jelas
Pecinta film thriller tentunya sudah tidak perlu asing lagi jika melihat luka berdarah yang cukup nyata dalam filmnya. Mungkin ada pula yang menyukai film-film dengan visual yang berani memperlihatkan bagaimana sebuah luka besar dengan darah yang sangat banyak di layar yang besar.
‘Sharkbait’ mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu film yang menampilkan hal tersebut, walaupun tidak penuh sepanjang film, namun beberapa luka yang dimiliki maupun visual dari para korban hiu yang cukup ekstrim diperlihatkan dengan sangat jelas. Tentu tidak semua orang bisa melihat adegan ini dengan gamblang, namun bagi penyukanya, hal-hal seperti ini mampu membuat film lebih terasa hidup dan menyeramkan di level yang lain.
Kesimpulan
‘Sharkbait’ menghadirkan sebuah cerita serangan hewan hiu yang cukup menarik karena lebih terlihat seperti karma yang diterima oleh orang-orang ceroboh. Tidak banyak yang bisa diberikan ‘Sharkbait’ selain bagaimana visualisasi dari para korban yang terpampang jelas serta pengambilan gambar menggunakan drone yang menunjukkan ketegangan lain selain serangan hiu tersebut. Bagi yang penasaran dengan bagaimana akhir dari liburan lima remaja ini? Apakah mereka semua selamat? Temukan jawabannya di film ‘Sharkbait’ yang akan segera dirilis di bioskop Indonesia.
Director: James Nunn
Cast: Holly Earl, Jack Trueman, Catherine Hannay, Malachi Pullar-Latchman, Thomas Flynn
Duration: 87 minutes
Score: 7.0/10
WHERE TO WATCH
