“Tolong, kalau saya tidak ke sana akan banyak orang celaka. Ini soal hidup dan mati,” – Budiman.
“This year’s best Indonesia horror movie” is not an overstatement. Faktanya, ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ memang sebagus itu. Produksi yang memakan waktu lima tahun dimanfaatkan dengan baik oleh Joko Anwar untuk bisa, sekali lagi, meningkatkan benchmark dari film horor di Indonesia.
Sekuel ini melalui berbagai aspek di dalamnya, berhasil menyikut semua film horor yang rilis di tahun 2022 dan dengan nyaman memuncaki takha film horor Indonesia terbaik tahun ini. Ini bukan masalah jumlah penonton. Ini lebih pada soal bagaimana ‘Pengabdian Setan 2: Communion’ bisa menjadi panutan bahwa film horor bisa memiliki semuanya: cerita yang bagus, visual yang menakutkan, hingga alunan musik yang ekstra mencekam.
Loncat ke deretan pemerannya, ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ memiliki barisan pemeran yang sepanjang film berhasil menyuguhkan ketakutan yang maksimal. Tak hanya karakter lama, para karakter baru juga dengan piawai menyesuaikan kesempurnaan tone karakter lamanya. Mereka adalah tambahan amunisi yang berarti. Ibarat tim sepak bola Real Madrid, mereka adalah para pelapis yang sama kuatnya dengan tim utama mereka.
Satu hal yang tak boleh tertinggal adalah bagaimana keindahan dari film horor satu ini juga datang dari tangan dingin Ical Tanjung sebagai sinematografer. Pergerakannya bagaikan ular meliuk-liuk yang tujuannya adalah menerkam mangsa di depannya.
Tujuan Ical bukan hanya sekedar hadir untuk menerkam seekor mangsa, tetapi untuk menyuguhkan sebuah pengalaman menakutkan yang maksimal dari tangkapan kameranya. Impact yang didapat penonton sama seperti ular yang menancapkan taring ke tubuh mangsanya. Terasa betul.
Sinopsis
Rini (Tara Basro), adik-adiknya, Toni (Endy Arfian) dan Bondi (Nasar Anuz), beserta sang ayah, Bahri (Bront Palarae) tinggal di rumah susun beberapa tahun setelah berhasil menyelamatkan diri dari kejadian mengerikan yang membuat mereka kehilangan ibu, yakni Mawarni (Ayu Laksmi), dan si bungsu, Ian (Muhammad Adhiyat).
Mereka tinggal di rumah susun yang ditinggali banyak orang, sehingga merasa aman apabila terjadi sesuatu. Namun, mereka segera menyadari bahwa tinggal bersama banyak orang juga bisa sangat berbahaya jika tidak sangat mengenali siapa saja yang menjadi tetangga mereka. Pada sebuah malam yang penuh teror, Rini dan keluarganya harus kembali menyelamatkan diri.
Bondi yang merasakan yang masih dirasakan oleh keluarga mereka, mencoba mencari tahu rahasia yang Bapak sembunyikan. Ditemani oleh Ari (Fatih Unru) dan Darto (Iqbal Sulaiman), Bondi menyediki seisi rumah susun yang terbilang cukup menyeramkan.
Bagaimana nasib Rini dan keluarganya menghadapi teror yang terus menghantui mereka? Apakah yang sebenarnya disembunyikan Bapak dari kematian Ibu dan hilangnya adik mereka Ian?
Paket lengkap film horor
Lengkap. Satu kata yang bisa mewakili sekuel ini. Mau adegan menegangkan? Ada. Mau jumpscares yang bikin loncat dari kursi? Ada. Mau dibuat susah bernafas akibat kelewat geregetan pada satu adegan tertentu? Ada, ada, ada! Definisi “kesempurnaan hanya milikmu” mungkin cocok disandang oleh ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ untuk film horor yang rilis tahun ini. Takhta film horor 2022 kini milik ‘Pengabdi Setan 2: Communion’.
Kelengkapan itu ditambah pula dengan kehebatan cerita ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ yang tak rumit dan tetap pada akar film pertamanya, yaitu mudah dipahami, namun tetap mampu memantik rasa penasaran yang mendalam. Usahakan datang ke film ini tanpa menebak banyak hal. Sudah, nikmati saja tontonan ini. Seiring berjalannya film, semua penasaran yang kamu pendam pasti akan terjawab satu-satu.
Satul hal yang berbeda dari film pertamanya adalah ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ memiliki jenis ketegangan yang berkembang. Tidak hanya melihat dari aspek jumpscares saja, tapi ada juga rentetan adegan lainnya yang bisa membuat gemas ingin meremas kursi bioskop penonton sebelahmu.
Menulis ulasan ini sebenarnya sudah cukup sulit bagi kita, karena Joko Anwar sangat mewanti-wanti untuk tidak menuliskan adegan di film agar tidak menjadi spoiler. Pokoknya, penonton akan dibuat berteriak bukan hanya karena hantu, tetapi banyak hal lainnya yang mungkin bukan hanya teriakan yang akan keluar dari mulut.
Tambahan amunisi
‘Pengabdi Setan 2: Communion’ lagi-lagi adalah cara Joko untuk terus berinovasi dengan kebolehannya. Tak hanya dari sisi teknis, tapi juga dari bagaimana ia mampu meramu sebuah cerita yang padat, di mana semua karakter baru di film ini berhasil menunjukkan ketakutan maksimal apabila mengalami kejadian yang menurut banyak orang adalah sesuatu yang berada di luar nalar.
Ratu Felisha mungkin bisa dibilang sebagai yang paling mencolok dari yang lain. She’s that kind of bad ass woman who won’t let any man overcome her. Dia adalah karakter baru yang turut merasakan kejanggalan di rumah susun tersebut. Selain dia, Bondi kini tak lagi sendiri sebab ada karakter yang diperankan Fatih Unru dan Iqbal Solaiman yang bersamanya.
Kehadiran mereka kembali menjadi salah satu alasan kenapa penambahan amunisi ini adalah sesuatu yang baik. Mereka berhasil menyelipkan sedikit guyonan yang bisa membuat suasana ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ lebih cair.
Kesempurnaan itu ada pada sinematografinya
Angkat topi setinggi-tingginya untuk Ical Tanjung. Karena dialah, ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ menjadi film horor yang berhasil membuat kedua bola mata ini tetap terjaga ke layar. Perpindahan kamera yang ciamik menghasilkan banyak adegan yang mendebarkan. Ditambah dengan akting jempolan dari para pemeran, Ical mampu menangkap semua itu dengan cara yang tidak membosankan. Susah menebak apakah adegan ini akan berakhir dengan jumpscares atau tidak.
Dengan latar tempat di rumah susun tahun 1980-an, Ical dan Joko menepati janji mereka bahwa ini akan menimbulkan kesan claustrophobic. Benar saja. Sepanjang film, ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ menyebarkan semacam perasaan terkungkung bahwa tidak ada satupun dari mereka yang bisa keluar dari tempat tersebut. Semua sudut menyimpan “kejutan”-nya masing-masing. Lewat kelihaian Ical, efek yang timbul pada penonton adalah jaminan ketakutan yang paripurana.
Setiap pengambilan itu turut didukung oleh alunan musik yang sama mencekamnya. Tensinya kian meningkat tiap kali adegan itu semakin menegangkan. Ada satu rentetan adegan yang menjadi cikal bakal konflik ‘Pengabdi Setan 2: Communion’, dikelilingi oleh musik super mencemaskan. Rasanya seperti tahu bahwa adegan tersebut akan diakhiri dengan sesuatu yang dahsyat.
Sedikit keluhan untuk film ini ada pada keseluruhan warnanya yang sangat gelap. Bukan sesuatu yang sepenuhnya membuat gusar, tetapi cukup membuat sadar bahwa film ini agaknya alergi dengan pencahayaan. Ada juga adegan yang membutuhkan peringatan karena mampu menimbulkan suatu hal yang tak diinginkan. Selebihnya, tak ada masalah yang cukup berarti.
Kesimpulan
Akhir kata, ‘Pengabdi Setan’ menjadi bukti bahwa film horor bila digarap dengan serius dari semua sisi bisa menjadi suatu karya indah yang harus dikenang sepanjang masa. ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ adalah cara Joko Anwar menunjukkan keseriusannya membuktikan bahwa Indonesia memiliki kepustakaan horor yang luar biasa besar dan memiliki potensi untuk menjadi kekuatan bangsa ini.
Melalui film ini, Joko ingin mengajak masyarakat untuk merasakan kengerian yang luar biasa, juga ingin turut mengundang para sineas horor bersama-sama mengembangkan industri perfilman Indonesia lebih besar lagi melalui hantu-hantunya.
Director: Joko Anwar
Casts: Tara Basro, Endy Arfian, Nasar Anuz, Bront Palarae, Ratu Felisha, Jourdy Pranata, Muzakki Ramdhan, Fatih Unru, Nazifa Fatia Rani,Iqbal Sulaiman, Kiki Narendra, Ayu Laksmi
Duration: 119 menit
Score: 9.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Pengabdi Setan 2: Communion
Keluarga Rini (Tara Basro) bersama adiknya Toni (Endy Arfian) dan Bondi (Nasar Anuz), beserta sang ayah, Bahri (Bront Palarae) pindah ke rumah susun. Namun misteri keluarga mereka belum usai, Bondi mencoba mencari tahu apa yang dirahasiakan Bapak tentang sekte dan keluarga mereka. Bagaimanakah nasib keluarga yang terus diteror para hantu?