Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

Review Film Pendek: ‘Natalie’

Film dengan isu yang tabu untuk diperbincangkan

Ayunita Harianja by Ayunita Harianja
September 23, 2021
in Featured, Movies, Reviews
Review Film Pendek: ‘Natalie’

© LSF - AWF

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“I know who I’m!” – Natalie.

 

Pada 20 September 2021, kanal YouTube Lesbian Short Film –Award Winning Film, merilis film pendek terbaru berjudul ‘Natalie’ (2019). Sebuah film pendek yang mengisahkan persahabatan dua orang remaja wanita, dan kebetulan memiliki nama yang sama yakni Natalie. Semenjak dirilis, film ini telah ditonton sebanyak 2.000 kali.

Mungkin sebagian orang akan merasa, film ini hanyalah sebuah kisah remaja biasa, tentang dua orang wanita yang telah bersahabat lama. Namun sebenarnya, ‘Natalie’ mengangkat tema yang dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat. Dengan membawa isu yang sangat jarang dibuat film apalagi direview.

Isu yang diangkat film ini adalah lesbian, atau biasa kita kenal sebagai penyuka sesama jenis, dalam hal ini sesama perempuan. Tema yang diangkat agak berani memang, namun sebenarnya ada beberapa indikasi yang membuat film ini menjadi film berkisah tentang hubungan sesama jenis. Padahal, jika tidak dibumbui dengan adegan romantis keduanya, film ini bisa dilihat sebagai film persahabatan biasa.

Film ini ditulis dan disutradarai sendiri oleh Tess Emmerso, dan dibintangi oleh Isabelle Goddard dan Arnijka Larcombe Weate, yang berperan sebagai kedua orang sahabat. Sinematografinya diarahkan oleh Joel Tronoff, dan skoring musiknya diisi oleh Dimitri Golovko.

Review Film Pendek: ‘Natalie’
© LSF – AWF

Berlatar belakang tahun 2004, keduanya adalah sahabat yang tak pernah terpisahkan sebelumnya. Memiliki kedekatan yang tak biasa, mereka sebenarnya adalah dua orang yang sangat berbeda. Natalie yang satu, merupakan wanita yang bebas, pergaulannya luas, dan ia berhak menentukan pilihannya sendiri. Berbeda dengan Natalie yang satunya lagi, ia merupakan seorang introvert yang sangat dikekang oleh ibunya.

Kepribadian yang sangat jauh berbeda memang, namun secara keseluruhan mereka bisa menerima satu sama lain. Telah berteman sejak lama membuat Natalie merasa iba kepada Natalie introvert, ia sering membuat Natalie introvert kabur diam-diam dari rumahnya, dan kembali esok paginya secara diam-diam pula.

Pada suatu malam di sebuah rooftop gedung tinggi, mereka berdua tengah berbincang mengenai masa depan yang akan mereka tempuh. Ketika Natalie bertanya, “London atau New York” mereka sama-sama bertatapan seolah-olah mengerti apa yang akan dipilih oleh Natalie introvert.

Keseruan persahabatan mereka berlanjut, pada sebuah malam pesta ulang tahun salah seorang teman mereka. Apakah kalian berpikir Natalie introvert dengan mudahnya mendapatkan izin? Tentu tidak, ada hal menantang yang harus ia lewati sebelumnya, agar membuatnya bisa izin berpesta malam itu.

Selepas pesta ulang tahun, mereka berdua pulang ke rumah Natalie, disana mereka membahas kembali kebahagiaan di pesta tersebut.

Pada kesempatan itu, terjadilah sebuah momen yang sangat canggung diantara keduanya. Momen ini dimulai dari Natalie, dan akhirnya kejadian inilah yang membuat Natalie introvert agak kurang menerima kejadian itu.

Permasalahan tersebut pun akhirnya memanjang, membentuk sebuah konflik diantara keduanya. Masalah ini harus segera diselesaikan, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menyelesaikannya di rooftop gedung tinggi itu kembali. Konflik ternyata semakin memanas, manakala Natalie introvert memutuskan sebuah keputusan besar bagi keduanya.

Review Film Pendek: ‘Natalie’
© LSF – AWF

Bicara soal kualitas akting keduanya, mereka sama-sama mampu menghadirkan emosi yang tepat pada setiap adegannya. Chemistry yang berusaha dibangun pun sukses memberikan kesan tersendiri ketika menonton, membuat semuanya terasa lebih nyata saat mereka memerankan karakter tersebut.

Belum lagi, mengenai adegan romantis yang mereka perankan, hal tersebut mungkin sebuah tantangan bagi keduanya. Sebab, mereka harus sama-sama menghadirkan perasaan yang murni dari keduanya, agar terlihat lebih nyata. Secara keseluruhan, kualitas akting mereka cukup baik dan tidak terlalu berlebihan.

Selain soal kualitas akting yang mempuni, sinematografi dari film ini termasuk jempolan. Sebab, untuk ukuran sebuah film pendek, sinematografi yang digunakan sangat apik dan rapih. Keadaan ini akhirnya membuat emosi yang berusaha disampaikan oleh kedua pemain tersampaikan dengan baik.

Perpindahan angle kamera, dalam menyoroti mimik wajah mereka cukup smooth, akhirnya membuat penonton bisa mengamati betul emosi dari keduanya. Pengambilan gambar yang digunakan juga semuanya normal, menggunakan teknik eye level, yang dimana teknik ini cocok digunakan pada kegiatan yang dilakukan objek. Dalam hal ini menyoroti kegiatan mengobrol, menatap maupun kegiatan sehari-hari lainnya.

Tidak banyak memang teknik yang digunakan, tapi hal ini menjadikan kelebihan tersendiri untuk film tersebut. Menyoroti hal ini, pencahayaan yang diberikan pada film juga sangat baik.

Penggunaan tone warna putih memang saat mendominasi, warna ini cocok untuk menggambarkan cinta, perlindungan, kemurnian, ketenangan, kepolosan, muda dan kesederhaan dengan sebagai mana semestinya.

Penempatan tone tersebut terasa sangat pas, tidak berlebihan, tidak keterangan apalagi hingga terlalu gelap. Perpindahan warna dari pagi, ke malam hari juga tidak terlalu mencolok semua terasa dinamis dan selaras mengikuti jalan ceritanya.

Musik klasik yang mengalun pada beberapa adegan sangat luar biasa baik, jelas, dan mampu membangkitkan perasaan saat menontonnya. Dikemas dengan sangat baik, scoring musik film ini juga bisa menjadi salah satu kelebihan bagi film tersebut.

Review Film Pendek: ‘Natalie’
© LSF – AWF

Seluruh kelebihan dalam film ini patut diapresiasi sebab, bagi ukuran sebuah film pendek beberapa kelebihan tersebut sangat mendukung kualitas filmnya itu sendiri. Hal ini terbukti ketika, film ini masuk kedalam salah satu nominasi ASE Awards sebagai Film Pendek dengan Editing Terbaik.

Bukan hanya itu saja, film ini telah menerima penghargaan dari Kashish (Mumbai Queer) Film Festival, adalah acara tahunan LGBT yang diadakan di Mumbai, India sejak tahun 2010. Festival tersebut menampilkan film dengan isu gay, lesbian, biseksual, transgender hingga queer, dari seluruh dunia. Festival film ini terpilih sebagai salah satu dari lima festival film bertema LGBT teratas di dunia.

Selain itu, film ini telah tayang pada Illawara Film Festival, atau sebelumnya terkenal sebagai Wollongong Film Festival. Acara ini merupakan perayaan bagi wanita yang berada dibalik sebuah film, baik itu film luar negeri maupun dalam negeri. Festival ini juga menerima film dengan berbagai genre, dan menawarkan kesempatan kepada pembuat film yang utamanya adalah seorang wanita.

Ternyata, tanpa kita sadari sudah banyak yang perduli terhadap film dengan isu-isu LGBT di dunia luar. Pasti hal ini membuat ruang kreatifitas semakin terbuka lebar, dan peluang ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Terlepas dari isu yang diangkat dalam film ini berupa lesbian, ‘Natalie’ masih sangat bisa dinikmati apabila bisa melihatnya dari perspektif lain. Dengan visualiasi yang baik, teknik pengambilan gambar yang sederhana, tone warna yang lembut mendominasi, hingga skoring musik klasik yang menambah nilai lebih film pendek ini, memberikan pengalaman baik bagi para penonton.

Meskipun akan terasa sulit dalam menerima kehadiran film-film dengan isu LGBT didunia ini, mungkin sebentar lagi film tersebut akan banyak menjadi konsumsi publik di masa yang akan datang.

Namun, tetap saja kualitas film harus ditingkatkan, jalan ceritanya harus lebih baik, karena kebanyakan masyarakat mengira film LGBT hanya berkutat soal kehidupan seks ataupun hal yang kurang layak lainya. Padahal, ada banyak hal lain dari isu LGBT yang bisa diangkat.

Sebagai masyarakat yang hidup di era yang serba digital ini, kita selaku penikmat film bisa memilih mana yang mau ditonton mana yang tidak. Namun kembali lagi, pada perspektif setiap orang yang berbeda-beda, secara keseluruhan film ini masih sangat layak ditonton sebagai pengisi waktu luang saja.

Kalau Cilers sendiri gimana? Tertarik untuk menonton film ini? Kalau mau nonton, cek langsung filmnya dibawah ini ya!

The Review

Natalie

6 Score

Saat itu tahun 2004, kedua orang sahabat yang sama-sama bernama Natalie, mereka benar-benar dua orang yang tak terpisahkan, padahal sebenarnya mereka adalah dua orang yang sangat berbeda. Natalie yang satu, merupakan wanita yang bebas, pergaulannya luas, dan ia berhak menentukan pilihannya sendiri. Berbeda dengan Natalie yang satunya lagi, ia merupakan seorang introvert yang sangat dikekang oleh ibunya. Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah adalah ketika mereka terjebak pada suatu momen canggung, yang membuat hubungan keduanya merenggang. ‘Natalie’ adalah cerita tentang kedewasaan, bebas, dan berdamai dengan diri sendiri.

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertaint 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: ASE AwardsDimitri GolovkoFilm dengan isu yang tabu untuk diperbincangkanIllawara Film FestivalIsabelle Goddard Arnijka Larcombe WeateJoel TronoffKashish (Mumbai Queer) Film FestivalLesbian Short Film –Award Winning FilmLGBTLGBT FilmNatalieReview Film Pendek: ‘Natalie’Tess EmmersoYoutube
Ayunita Harianja

Ayunita Harianja

Orang sukses akan mengambil keuntungan dari kesalahan dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda

Related Posts

Hansel & Gretel

Film Awal Robert Eggers, ‘Hansel & Gretel’ Bisa Dilihat

April 7, 2022
Halo

Paramount+ Rilis ‘Halo’ Gratis di YouTube

April 4, 2022
Baki Hanma

‘Baki Hanma’ Season 2 Masuki Tahap Produksi

April 2, 2022
Sasaki dan Miyano

‘Sasaki dan Miyano’ Berbeda dari Anime “Boys Love” Lainnya

March 13, 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse Banner Cineverse Banner Cineverse Banner
ADVERTISEMENT

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In