Review Pelangi Tanpa Warna (2022)

Kisah keluarga yang mengharukan tentang memori yang perlahan hilang

“Aku ingin mengulang kembali selamanya bersama kamu, Kirana, jadilah selalu pelangi di hatiku,” – Fedi Bagaskoro (Pelangi Tanpa Warna).

 

Sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia, harus menghadapi sebuah cobaan yang cukup berat, dimana sang ibu perlahan akan melupakan satu persatu orang yang ia sayangi. ‘Pelangi Tanpa Warna’ menyuguhkan sebuah cerita yang memilukan tentang penyakit alzheimer yang merenggut kebahagiaan sebuah keluarga.

Dibintangi Rano Karno, Maudy Koesnaedi, Zayyan Sakha, dan Ratna Riantiarno, film ini mampu menyampaikan pesan keluarga yang hangat kepada penonton dengan sebuah plot yang sederhana dengan konflik yang serius. 

Indra Gunawan, sang sutradara, memilih cerita ini karena ia pernah memiliki pengalaman yang sama, dan hal ini digunakan Maudy Koesnaedi sebagai salah satu pendalaman karakternya sebagai seseorang yang menderita penyakit alzheimer. 

Sinopsis

Fedi (Rano Karno) dan Kirana (Maudy Koesnaedi) adalah sepasang suami istri yang memiliki seorang anak bernama Divo (Zayyan Sakha). Keluarga mereka terlihat harmonis dan bahagia. Namun, suatu hari, Kirana terlihat bingung membedakan bumbu dapur sederhana. Kejanggalan ini tidak disadari siapapun, hingga semakin hari, tubuh Kirana semakin kurus dan terlihat lesu.

© Falcon Pictures

Ibu mertua Kirana, Arum (Ratna Riantiarno) yang saat itu berkunjung, mulai menyadari keanehan menantunya. Ia coba membicarakannya kepada Fedi yang masih bekerja hingga larut. 

Sebuah peristiwa akhirnya membuat seluruh keluarga terkejut. Kirana telah melupakan hal-hal kecil disekitarnya, termasuk hampir melupakan nama anaknya, Divo. Saat itu ia didiagnosa menderita alzheimer, penyakit yang membuat penderitanya perlahan melupakan hal-hal dalam hidupnya. Kesetiaan mereka diuji, mampukah keluarga ini bertahan?

Berpasangan kembali setelah Si Doel dan Zaenab

Rano Karno dan Maudy Koesnaedi tentu sangat identik dengan peran mereka dalam serial tv fenomenal, ‘Si Doel Anak Sekolahan’. Hubungan yang Si Doel jalin dengan Zaenab mampu memahat memori di otak penonton bahwa mereka dimiliki oleh karakter ini dan begitu sebaliknya. Bahkan, pada tahun 2018, ‘Si Doel the Movie’ dirilis untuk melanjutkan kembali cerita cinta yang telah lama terkubur dalam serialnya.

Dilanjutkan lagi ke sekuel filmnya, ‘Si Doel the Movie 2’ (2019) dan ‘Si Doel the Movie 3’ (2020). Begitu ikoniknya pasangan ini, hingga beberapa menganggap bahwa film ‘Pelangi Tanpa Warna’ adalah film sekuel selanjutnya dari cerita Si Doel dan Zaenab. 

© Falcon Pictures

Tentu saja hal ini salah. ‘Pelangi Tanpa Warna’ memberikan sebuah cerita baru, di luar cerita Si Doel. Film ini memang memasangkan lagi Rano Karno dan Maudy Koesnaedi, namun sebagai Ferdi dan Kirana, bukan Si Doel dan Zaenab.

Dalam film ini, Rano dan Zaenab berhasil keluar dari karakter identik yang melekat di diri mereka selama bertahun-tahun. Penampilan yang berbeda, serta suasana yang dibentuk sedemikian rupa dalam film berhasil membentuk “universe” lain untuk Rano dan Maudy. Sebagai orang tua Zayyan dalam film ini, mereka bermain dengan baik, walaupun tentu, karakter Si Doel dan Zaenab masih teringat oleh sebagian penonton.

Totalitas peran Maudy Koesnaedi sebagai penderita alzheimerTidak mudah memerankan sebuah karakter yang jauh berbeda dari kehidupan asli, apalagi menjadi seseorang yang menderita suatu penyakit. Tapi Maudy Koesnaedi dalam film ini sukses membawakannya. Perubahan dari seorang ibu yang ceria, lembut, dan hangat menjadi seseorang yang kaku dan dingin dengan dialog yang tidak banyak, mampu dibawakan Maudy dengan sangat baik. 

© Falcon Pictures

Maudy Koesnaedi tidak mendapatkan banyak dialog dalam film ini, tentunya ia harus memaksimalkan ekspresi dan gerakan tubuhnya sehingga bahasa tubuh tentang seorang penderita alzheimer tersampaikan kepada penonton, dan ia mampu melakukannya. Perempuan satu ini memang tidak perlu diragukan lagi dalam berakting, semuanya stunning dan cukup sempurna dibawakannya. 

Beberapa detail, seperti tatapan kosong, ekspresi bingung, urat-urat kepala yang keluar, bahkan gemetar pada tubuh, dilakukannya dengan sangat baik, menghasilkan sebuah visual yang menghanyutkan penonton dalam karakter Kirana yang paling hidup dan mencuri spotlight di film ini. 

Chemistry dan akting yang kuat sebagai keluarga

Rano Karno, Maudy Koesnaedi, dan Ratna Riantiarno adalah tiga artis senior yang namanya telah ada dalam banyak film Indonesia. Ansambel ketiganya dalam film ini, ditambah seorang artis cilik yang namanya telah banyak muncul di sinetron Indonesia, Zayyan Sakha, menghasilkan sebuah drama keluarga yang hangat dan menyentuh. Walaupun hanya ada empat orang pemain utama, namun hal ini justru membuat film menjadi lebih intens dan terasa dekat dengan penonton. 

© Falcon Pictures

Film terasa cukup dengan masalah keluarga yang tidak melebar serta penyelesaian yang dapat terbilang cukup memuaskan penonton. Sayangnya, pemilihan kata pada dialog di beberapa adegan cenderung tidak terdengar natural dan kaku. Bahasa komunikasi antar keluarga jadi tidak terdengar luwes dan malah membuat komunikasi mereka terdengar terlalu formal.

Kesimpulan

‘Pelangi Tanpa Warna’ menjadi sebuah tontonan keluarga yang cukup hangat dan sedikit membawa memori nostalgia antara Rano Karno dan Maudy Koesnaedi. Sebagai artis senior Indonesia dan pernah beberapa kali bertemu dalam film, membuat chemistry mereka tidak perlu diragukan lagi. 

Walaupun beberapa dialog terkesan terlalu kaku dan dingin, film ini masih berhasil membawa penonton untuk ikut terlibat dan merasakan konflik internal keluarga dan masalah kecil yang terjadi. Detail film juga tidak luput dari perhatian sutradara dan para tim sehingga hal ini juga menghasilkan suatu jalan cerita yang sederhana, namun berat akan makna keluarga. 

‘Pelangi Tanpa Warna sudah bisa disaksikan di seluruh bioskop Indonesia mulai 17 Februari 2022. 

 

Director: Indra Gunawan

Casts: Rano Karno, Maudy Koesnaedi, Zayyan Sakha, Ratna Riantiarno 

Duration: 82 minutes

Score: 7.1/10

WHERE TO WATCH

TBA

The Review

Pelangi Tanpa Warna

7.1 Score

Kehidupan keluarga yang harmonis sekejap berubah ketika sang istri mengidap alzheimer. Hangatnya rumah berubah menjadi dingin. Sang anak dan suami harus menghadapi sebuah kenyataan pahit yang terjadi di keluarga mereka. Mampukah mereka bertahan pada kondisi sulit ini?

Review Breakdown

  • Acting 7.5
  • Cinematography 6.5
  • Entertain 7
  • Scoring 7
  • Story 7.5
Exit mobile version