Review Paradise Hills (2019)

Petualangan Sekelompok Perempuan Kabur dari Komplek Fasilitas yang Mencurigakan

“Yeah, well, maybe my idea of success, isn’t stepping on everyone below me.” – Yu (Paradise Hills).

 

Susah betul perempuan mau hidup seperti yang diinginkan. Ketika ingin berkarya sesuka hati, ada saja mereka yang ingin menjatuhkan. Ketika tak ingin dijodoh-jodohi, ada saja mereka yang kukuh melakukan paksaan. Ketika hidup damai tidak mengusik kehidupan pribadi, lah, kok ini malah tiba-tiba disuruh-suruh untuk mengubah penampilan?

Keterpurukan itu adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh ‘Paradise Hills’. Empat perempuan dikirim ke pulau berbukit di tengah lautan ke sebuh fasilitas bernama Paradise Hills, untuk kembali dibentuk sesuai apa yang masyarakat sosial inginkan.

Di situ, perempuan dianggap gagal memenuhi ekspektasi orang-orang di sekitarnya. Firdaus di tengah gempuran ombak tersebut siap “memoles” tamu-tamunya menjadi sesuai keinginan orang yang mengirim mereka.

‘Paradise Hills’ yang diarahkan oleh sutradara debutan, Alice Waddington, mempertontonkan sebuah pesan bahwa perempuan layak hidup dengan mengambil keputusan sendiri.

Uniknya, penyampaian itu disampaikan dengan sebuah perjalanan fantasi layaknya ‘Alice in Wonderland’ karya sutradara Tim Burton.

Di film ini, peran Alice diemban oleh Uma yang diperankan Emma Roberts. Ia berjalan, berkeliling, lari-larian di tengah pepohonan hijau, lengkap dengan gaun putih yang ia kenakan sehari-hari. Musuhnya tampil dengan serba merah, percis seperti The Queen of Hearts. 

Sinopsis

Uma (Emma Roberts) terbangun dari tidur yang tampaknya cukup lama. Dengan kondisi tidak sadar bagaimana ia bisa sampai di kasur itu, Uma tancap gas meloloskan diri dari ruangan tersebut setelah menerobos dua penjaga lelaki. Dengan terburu-buru, Uma mencoba mencari jalan keluar, namun terpatahkan ketika melihat bahwa ia sedang berada di pulau di tengah laut lepas. 

Langkahnya terhenti di sebuah goa ketika ia menemukan seorang perempuan bernama Amarna (Eiza Gonzalez). Uma pikir Amarna akan menolongnya, namun ternyata ia malah diserahkan oleh Amarna kembali ke penjaga. Usaha Uma untuk pergi pun gagal.

Uma lantas dipertemukan dengan pemimpin tempat tersebut, The Duchess (Milla Jovovich) yang mengatakan bahwa Uma dikirim ke tempat ini karena enggan dijodohi oleh lelaki keinginan keluarganya.

Uma marah. Sampai kapanpun, mau apapun caranya, ia tak akan mau dinikahi dengan orang itu. The Duchess tetap tenang, menyebutkan kalau Uma hanya perlu mengikuti rangkaian kegiatan yang ada. Uma pun dikirim ke kamar tidur yang akan ia tempati selama beberapa waktu ke depan. 

Di kamar itu, ada Chloe (Danielle Mcdonald) yang dikirim ke pulau tersebut karena orang tuanya menginginkan dia memiliki badan yang ramping dan tubuh yang mereka anggap ideal, lalu ada Yu (Awkwafina) yang dikirim ke situ karena masalah mental yang ia miliki. Semua perempuan di situ dianggap membutuhkan perubahan yang sesuai dengan keinginan masyarakat sosial.

Mereka yang dipaksa

Berada di posisi Uma, Yu, Chlie, dan Amarna adalah sesuatu yang menjengkelkan. Mereka tidak melakukan sesuatu yang salah atau menyimpang, namun keluarga mereka berpikir beda. ‘Paradise Hills’ menunjukkan bahwa keluarga tidak selamanya paham apa yang sebenarnya kita inginkan. Mereka hanya melakukan apa yang mereka anggap benar.

Sama halnya dengan Amarna. Ia adalah seorang musisi tenar yang dikirim ke pulau ini setelah membantah keinginan keluarga dan labelnya karena memutuskan untuk menciptakan musik seperti yang ia inginkan sendiri. Kreatifitas Amarna dikekang. Ia tak diizinkan mengekspresikan dirinya secara bebas.

Amarna dipaksa untuk bisa memenuhi standar atau patokan yang tidak dia inginkan. Ia tak bisa mengeluarkan potensi terdalamnya karena harus tetap mengikuti “jalan” yang sudah dibangun oleh keluarga dan labelnya. 

© Alfa Pictures

Berbeda dengan Chloe. Ia memang tidak dipaksa untuk datang ke pulau ini. Ia datang dengan sukarela karena ingin menghindari celotehan ibunya mengenai bagaimana ia harus memiliki tubuh yang ramping dan ideal seperti saudaranya.

Bisa dibayangkan bagaimana ia tersiksa dengan paksaan untuk melakukan diet yang selalu muncul dari mulut ibunya.

© Alfa Pictures

Film Indonesia, ‘Imperfect’ karya Ernest Prakasa dan Meira Anastasia, bisa menjadi semacam penjelasan tambahan bagaimana posisi Chloe di rumahnya. Karakter utama film tersebut, Rara (Jessica Mila), selalu menjadi bulan-bulanan ibunya karena badan yang besar, juga selalu dibanding-bandingkan dengan adiknya yang menurut masyarakat sosial, memiliki bentuk yang lebih ideal. 

Sederet alasan-alasan di atas menjadi sambutan yang menarik untuk ‘Paradise Hills’. Kreator film menjabarkan hal-hal tersebut dengan lantang. Masing-masing karakter menyuarakan ketidakadilan yang mereka rasakan di beberapa rentetan adegan yang menunjukkan kerapuhan mereka. 

(Bukan) Alice in Wonderland

‘Paradise Hills’ tidak berlama-lama berkutat di latar belakang masing-masing karakter. Mengingat dari awal kita sudah diperkenalkan dengan lanskap pulau tersebut yang banyak dikelilingi pepohonan, rasanya sayang jika tidak segera memanfaatkan pemandangan yang ada.

Uma yang mulai gerah akan kegiatan sehari-harinya, memiliki inisiatif untuk kabur dari pulau tersebut. Ia tidak suka dengan cara mereka mencuci otak perempuan-perempuan di situ dengan memaksa mereka menonton video berisi hal-hal yang mereka tak sukai.

Ketika rasa amarah Uma memuncak, tiba-tiba ia dihampiri oleh pacarnya yang ternyata diam-diam menjadi penjaga di pulau tersebut.

Uma kaget sekaligus senang. Ia tak menyangka kalau pacarnya akan datang menyelamatkan dirinya. Dengan segudang ambisi untuk kabur dari pulau itu, Uma mencari banyak cara dan memutar otaknya agar bisa menemukan celah di tengah keamanan yang ketat. 

© Alfa Pictures

Berlebih memang jika membandingkan film ini dengan keindahan yang ditunjukkan ‘Alice in Wonderland’. ‘Paradise Hills’ datang dengan tampilan yang hampir mirip, dimana mereka tidak banyak mengandalkan green screen tiap kali menunjukkan petualangan Uma dengan teman-temannya, menguak rahasia-rahasia yang tersimpan di pulau itu. 

Keputusan untuk tidak mengandalkan green screen agaknya menjadikan film ini terlihat setengah-setengah dalam meresonansi keindahan yang tertangkap oleh ‘Alice in Wonderland’. Dengan dominasi pemandangan sekitar, ‘Paradise Hills’ lebih mirip film-film drama atau coming of age yang berlatar di kota kecil dikelilingi bangunan-bangunan tua.

© Alfa Pictures

Film ini juga tidak mampu menampilkan perjalanan petualangan yang bisa membuat penonton terjaga di sepanjang filmnya. Terlalu banyak adegan yang memperlihatkan Uma dan tetek bengeknya. Alhasil, ‘Paradise Hills’ telat menunjukkan kehebohan Uma, Chloe, dan Yu saat menyusuri labirin fasilitas Paradise Hills. 

Beberapa kali kamera juga hanya kedapatan menyorot polemik yang terjadi antara The Duchess dengan Uma dan kawan-kawan, melupakan bahwa ada keindahan visual lainnya yang layak ditangkap oleh lensa kameramen. 

Kekurangan itu bisa sedikit terobati dengan kehadiran The Duchess yang sejak awal sudah menyita perhatian. Transformasi Milla Jovovich dari pemimpin yang penyayang dan mengayomi menjadi galak dan kejam mampu diperlihatkan dengan baik, ditambah kelihaian Milla meramu berbagai ekspresinya yang layak diberi satu jempol.

Kesimpulan

‘Paradise Hills’ memang memiliki pesan yang kuat di awal cerita bagaimana tuntutan sosial diceritakan sebagai sesuatu yang membuat perempuan merana. Dengan kuatnya pesan yang ingin disampaikan, ‘Paradise Hills’ malah menjadi semacam rip off ‘Alice in Wonderland’ yang menghadirkan visualisasi serba tanggung.

Tidak menampik memang kalau ada sekelebat adegan yang menarik seperti petualangan Uma, Chloe, dan Yu sedang menyusuri rahasia-rahasia terpendam di pulau itu, namun, tetap saja tidak bisa membantu film yang dari awal sudah tanggung dalam menghadirkan cerita fantasi penggugah semangat menonton.

 

Director: Alice Waddington

Casts: Emma Roberts, Danielle Macdonald, Awkwafina, Jeremy Irvine, Arnaud Valois, Eiza González, Milla Jovovich

Duration: 95 minutes

Score: 5.6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Paradise Hills

5.6 Score

Uma (Emma Roberts) menemukan dirinya berada di sebuah tempat bernama Paradise Hills. Sebuah fasilitas yang dijalankan oleh Duchess (Milla Jovovich), di mana keluarga kaya mengirim anak perempuan mereka untuk menjadi versi sempurna dari diri mereka sendiri. Dibalik keindahan yang ada di Paradise Hills, ada rahasia yang sangat menyeramkan. Uma dan teman-teman yang terlebih dulu ada disana, kini mencoba melarikan diri dari tempat itu.

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 5
  • Entertain 6
  • Scoring 5
  • Story 6
Exit mobile version