“Laugh and the world laughs with you. Weep and you weep alone” – Oh Dae-su.
Apa jadinya jika kita diculik dan dikurung dalam suatu ruangan tanpa alasan yang jelas selama 15 tahun?
CBI Pictures mengumumkan kembalinya film legendaris, ‘Oldboy’, ke layar lebar dengan perbaikan dalam kualitas gambar. ‘Oldboy’ adalah film yang dirilis tahun 2003 yang akan ditayangkan kembali di bioskop setelah direstorasi ke dalam format 4K.
Namun, format ini tidak begitu berpengaruh pada kualitas gambar di layar lebar, yang akan disajikan akan tidak jauh berbeda dengan versi aslinya. Format 4k akan lebih terlihat jauh lebih baik jika dilihat dari layar televisi.
‘Oldboy’ yang ditayangkan di bioskop Indonesia memiliki beberapa adegan yang disensor agar melewati uji kelayakan penayangan di bioskop. Namun, pihak CGV Cinemas mengatakan bahwa mereka berusaha meminimalkan sensor dalam film agar originalitas dan alurnya dapat dinikmati sebagaimana aslinya oleh penonton.
Film yang disutradarai oleh Park Chan-Wook ini diperankan oleh Choi Min Sik sebagai Oh Dae-su, Yoo Ji-Tae sebagai Lee Woo-jin, Kang Hye-jeong sebagai Mi-do, Kim Byeong-Ok sebagai Mr.Han, dan Jin Seo Yoon sebagai Lee Soo-ah.
Film ini termasuk dalam kategori film terbaik yang pernah dibuat sepanjang masa dan telah mendapatkan penghargaan Grand Prix pada tahun 2004 di Cannes Film Festival.

Sinopsis
Oh Dae-su, seorang laki-laki yang tiba-tiba hilang saat hujan dan menemukan dirinya sendirian di sebuah ruangan tanpa tahu siapa yang mengurungnya dan mengapa ia ada disana.
Selama bertahun tahun ia di dalam sana, menghabiskan waktunya dengan menulis, menonton tv, makan, dan berlatih bela diri. Hingga akhirnya ia memiliki rencana untuk kabur, dan akan membalaskan dendamnya saat ia berhasil. Saat ia hampir berhasil, ia malah dibebaskan. Perhitungannya menunjukkan bahwa ia diculik selama 15 tahun.
Pencariannya dimulai saat ia mulai bisa beradaptasi kembali dengan lingkungannya yang jelas telah berbeda. Seorang lelaki memberikannya sejumlah uang dan telepon genggam yang ternyata diberikan oleh orang yang telah menculiknya.
Ia lalu bertemu seorang wanita, Mi-do, yang jauh lebih muda darinya. Mereka berdua saling mencintai dan akhirnya Mi-do membantu Dae-su untuk mencari si penculik. Ia melakukan segala cara dengan nekat dan mempraktikkan ilmu bela dirinya dalam perjalanan membalaskan dendamnya.
Saat diculik, Dae-su juga dituduh membunuh istrinya yang sebenarnya dilakukan oleh si penculik. Hal ini membuat Dae-su sangat bersungguh sungguh untuk mencari pelaku. Setelah banyak cara ia lakukan, ia akhirnya bertemu dengan penculiknya sekaligus orang yang merencanakan semua ini, Lee Woo-jin.

Laga menegangkan dengan aksi yang mindblowing
Sebagai film action-thriller, tentu film ini tidak banyak menyuguhkan adegan drama. Kehidupan Dae-su yang penuh tanda tanya seakan membuat penonton juga ikut berpikir dan hanyut dalam ceritanya.
Saat perjalanan pembalasan dendam dimulai, Choi Min Sik berperilaku seperti monster yang brutal dan kejam. Segala cara ia lakukan demi menemukan orang yang menculiknya.
Perkelahian Dae-su dengan kaki tangan Woo-jin menjadi aksi yang menegangkan sekaligus memberikan kengerian pada penonton. Dibantu Mi-do, perlahan, ia menemukan Woo-jin.
Pertanyaan ‘mengapa Dae-su diculik?’ yang menjadi pertanyaan besar di awal film, seiring berjalannya cerita, berubah menjadi ‘mengapa Dae-su dibebaskan?’. Rasanya akan aneh jika seseorang membebaskan korbannya dengan setelan jas mahal, uang, dan handphone untuk melanjutkan hidup.
Apa yang akan penonton lihat selanjutnya akan merubah pandangan terhadap kehidupan Dae-su dan Woo-jin. Di akhir cerita, semua alasan di bongkar oleh Woo-jin, dan plot twist yang disajikan di akhir cerita makin memporak-porandakan emosi penonton.

Konflik yang panas, dengan penyebab yang sepele
Isu utama penyebab mengapa Woo-jin ‘menyakiti’ Dae-su, sebenarnya terjadi saat mereka masih bersekolah di sekolah yang sama. Ada kesalahan kecil yang Dae-su lakukan yang berimbas pada keselamatan hidupnya saat dewasa.
Hal ini mungkin dianggap sesuatu yang serius dan mengancam Woo-jin, hingga ia membuat rencana gila dan kejam, untuk menghancurkan Dae-su sehancur-hancurnya.
Dae-su sempat berhalusinasi dan menjadi gila saat dikurung selama itu tanpa alasan yang jelas. Jelas, tindakan ini sangat tidak bisa diterima oleh Dae-su, hingga pembalasan dendam penuh korban pun terjadi dengan amat brutal.
Gaya cerita narasi dari sudut pandang Oh Dae-su
‘Oldboy’ menggunakan narasi dalam beberapa adegan dalam filmnya untuk memberikan pendangan yang lebih kuat dari Dae-su kepada penonton.
Narasi tersebut memberikan gambaran tentang perasaan Dae-su, atau emosi dan suara hatinya pada adegan, sehingga penonton seperti mendengar sebuah story telling dari perjalanannya.
Bagaimana responnya saat menghadapi dunia setelah ia dibebaskan, apa yang akan dan harus ia lakukan, dan lain-lain, dinarasikan olehnya. Dengan bernarasi, penonton akan lebih mudah masuk ke kehidupan Dae-su yang menyakitkan, penuh dendam, dan kepolosan yang terkadang membuat karakternya konyol.

Akting dari para pemain yang sangat menjiwai
Choi Min Sik, sebagai pemeran utama dalam film ini, menjadi perhatian khusus penonton. Sebagai narator, dunia yang ditampilkan adalah dunianya yang penuh dengan naik dan turun.
Pada awal film, ia hanya ditampilkan sebagai laki-laki yang konyol dan lugu, namun perkembangan karakternya terlihat saat ia menarasikan kehidupannya dikurung selama 15 tahun dan merencanakan sebuah balas dendam.
Ia menjadi seorang ‘monster’ yang membara dan kejam. Kemarahan besar yang menumpuk menjadi penyebab utama dalam perubahan karakter Dae-su.
Pemeran lainnya, Kang Hye-jeong, menjadi seorang perempuan baik dan manis. Karakternya sebagai Mi-do mampu membuat film ini tidak terus merasa tegang dengan menampilkan Mi-do yang lugu. Sebuah keseimbangan yang ditampilkan dalam ‘Oldboy’.
Sedangkan peran antagonis oleh Yoo Ji-Tae, bisa dikatakan juga sebagai peran psikopat. Rencana yang matang dengan penampilannya yang dingin dan misterius, semakin memperkuat karakter Lee Woo-jin yang ia perankan.
Ji-Tae mampu merepresentasikan villain yang sangat kejam namun tetap memperhatikan pride nya sebagai orang kelas atas dan cukup kaya.

Kesimpulan
Meskipun hadir dengan resolusi gambar yang lebih baik, ‘Oldboy’ yang akan tayang tahun ini tidak sedikitpun mengurangi atau menambahkan jalan ceritanya, semuanya murni restorasi dari film yang dirilis pada 2003 lalu.
Untuk para penonton yang telah menyaksikan ini pada awal rilisnya, tidak ada salahnya untuk menyaksikan lagi dan bernostalgia mengikuti pertarungan dan aksi dalam film ini dengan gambar yang lebih jelas. Bagi yang belum pernah menyaksikannya, film ini wajib masuk ke dalam wishlist kalian sebagai film yang harus ditonton tahun ini. Pesan moral dan ending yang mindblowing akan mengubah cara pandang penonton.
Alur cerita yang tidak terburu-buru membuat film ini juga mempermainkan emosi penonton dan membuat penonton semakin penasaran pada jawaban dari tiap pertanyaan. Film ini telah dirilis kembali di bioskop Indonesia pada 5 November 2021.
Director: Park Chan-Wook
Casts: Choi Min Sik, Yoo Ji-Tae, Kang Hye-jeong, Kim Byeong-Ok, Jin Seo Yoon
Duration: 120 minutes
Score: 8.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Oldboy
Seorang lelaki yang telah diculik selama 15 tahun akhirnya dibebaskan. Dia tidak tahu mengapa dan siapa yang menculiknya. Rencana balas dendam pun ia buat demi menangkap orang yang telah mengurungnya.