“Nussa tinggal serahin semua sama Allah” – Abba.
Kalian pasti tidak asing dengan serial animasi anak Islami yang pertama kali diperkenalkan melalui kanal YouTube Nussa Official. Karakter Nussa telah populer. Dia merupakan seorang anak difabel berusia 9 tahun yang memiliki cita-cita menjadi astronot dan hafidz Quran.
Dalam kehidupan sehari-harinya, Nussa melakukan segala hal diawali dengan bismillah. Dia juga senantiasa bersyukur dengan yang ia dapatkan dan dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Ada sang adik perempuan bernama Rara, Umma, Abba, Aisyah, Abdul, dan teman-temannya yang lain.
Serial animasi Nussa juga sempat ditayangkan ditayangkan di beberapa stasiun televisi swasta, seperti NET TV, Indosiar, dan Trans TV. Namun sayangnya, tayangan ini harus dihentikan dengan berbagai alasan. Tentu dalam review kali ini, kita tidak akan membahas lebih banyak tentang serialnya.
Kita akan mengupas lebih dalam tentang film ‘Nussa’ yang akan ditayangkan pada 14 Oktober 2021.

Cineverse berkesempatan menyaksikan film animasi ‘Nussa’ secara eksklusif pada 7 Oktober yang lalu. Kisah dalam film ini dimulai ketika Nussa mewakili sekolahnya dalam lomba bertajuk “Ramadhan Science Fair” yang dilakukan setiap tahun.
Nussa (Muzakki Ramdhan) mengikuti perlombaan tersebut dengan menunjukkan roket daur ulangnya. Namun setiap dilakukan uji coba, dia terus mengalami kegagalan. Kehadiran dua sahabatnya, Syifa (Widuri Puteri) dan Abdul (Malka Hayfa) membantu Nussa untuk memperbaiki roket tersebut menjadi lebih canggih.
Saat sedang melakukan percobaan dengan roket yang telah diperbaharui, mereka melihat roket canggih yang terbang sangat tinggi dan terarah. Abdul mengajak Nussa untuk mengejar ke mana arah roket itu terbang, saat roket itu sudah memasuki ke sebuah rumah besar dan mewah, mereka berhenti untuk mengejar roket tersebut.

Keesokan harinya, Bu Anggi (Raisa Andriana) memperkenalkan murid baru di kelasnya, Jonni (Ali Fikry). Abdul mengenali wajah yang ia lihat kemarin dan memberitahu Nussa. Ketika Jonni sedang memperkenalkan diri, Bu Anggi juga mengatakan bahwa Jonni menjadi juara bertahan di sekolah lamanya. Hal itu menjadi tantangan untuk Nussa agar bisa menjadi juara bertahan.
Kehadiran Jonni di sekolah membuat semua teman-temannya pergi menghampiri Jonni yang sedang uji coba roket buatannya terbaru. Semua terkagum akan roket yang lebih keren dari milik Nussa. Tetapi, itu tidak membuat Nussa hilang kesempatan, ia yakin bahwa dia bisa mendapatkan juara pertama dan mewakili sekolahnya dalam Ramadhan Science Fair.

Ketika perlombaan telah usai, Bu Anggi mengumumkan dua pemenang untuk tahun ini, Nussa di peringkat ke-2 dan Jonni peringkat pertama. Peristiwa ini membuat Nussa sedih dan melakukan panggilan video dengan Abba (Alex Abbad) untuk menceritakan kekecewaannya tidak juara 1.
Abba yang sangat sabar mendengarkan keluhan dari anak pertamanya itu pun memberi pengertian tidak apa-apa menjadi nomor 2, tapi selalu menjadi nomor 1 di hati Abba.
Ternyata, kisah Nussa tidak sepenuhnya berfokus pada kehidupan Nussa, ada kalanya adegan mulai berganti ke dalam rumah Jonni dan melihat kehidupan Jonni di rumah mewah yang sering ditemani oleh Bi Mur (Asri Welas), karena orang tua Jonni sangat sibuk dengan pekerjaan di luar kantor sehingga Jonni selalu mencari sesuatu yang bisa dipamerkan kepada orang tuanya, namun tetap saja perhatian mereka tidak kepada Jonni.

Berbanding terbalik dengan kehidupan dalam rumah sederhana Nussa, diisi dengan kehangatan dari Umma (Fenita Arie), tingkah menggemaskan Rara (Ocean Fajar), dan Anta, kucing yang seperti mengerti perasaan Nussa disaat ia sedang sedih.
Untuk melihat secara keseluruhan film ini, memang banyak mengandung pesan moral dan nilai agamis yang kuat, seperti saat Nussa yang tidak bisa marah terlalu lama kepada Umma. Dia cepat menyadari bahwa mendiamkan orang tua terlalu lama itu adalah perilaku yang tidak baik. Nilai agamis yang ada pada diri Nussa ialah ketika ia tahu sudah melakukan kesalahan yang berlebihan, dia langsung mengucap istighfar.
Meskipun begitu, ‘Nussa’ juga menawarkan realitas di dalamnya. Di balik kesempurnaan karakter Nussa dari sisi pemahaman agamanya, tetap saja ia hanya anak berusia 9 tahun yang memiliki banyak keinginan. Bila keinginan itu tidak terkabul, dia akan marah dan melakukan mogok makan, mogok bicara, dan hal lainnya.
Terlihat dalam salah satu adegan, orang paling Nussa percaya tidak menepati janji, kekecewaan terlihat jelas lewat matanya dan melampiaskan amarah itu kepada teman dan keluarganya. Itulah sosok Nussa yang juga seperti anak-anak pada umumnya.
Sebagai salah satu film yang mewakili Indonesia di festival film dunia, sisi lemah dari ‘Nussa’ adalah kesan ke-Indonesiaannya yang belum terasa, khususnya dari persoalan keberagaman di dalamnya. Seperti yang kita tahu, Indonesia terbentuk dari seluruh keberagaman yang dipersatukan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Perbedaan suku, ras, agama, hingga bahasa dan budaya yang bersatu itu sebaiknya tidak luput dari sorotan ‘Nussa’ bila memang ingin membawa nama Indonesia ke dunia melalui film. Penggambaran visualisasi dan pendalaman karakter yang kaya dengan beragam latar belakang agama maupun budaya belum tersajikan di dalam ‘Nussa’.

Untuk skoring, elemen yang satu itu berada di tempat yang tepat dalam film ‘Nussa’. Contohnya, saat menggambarkan kesedihan Nussa dan adegan diumumkan pemenang perlombaan “Ramadhan Science Fair”.
Musik yang digunakan juga bisa membuat kita merasakan kesedihan yang dirasakan Nussa, ketika menuju penutup film, kita akan didengarkan lagu dari Yura Yunita – Merakit, “Keterbatasanku jadi kelebihanku” sepenggal lirik yang cukup mendeskripsikan kondisi Nussa dengan keterbatasannya.
Dari segi tampilan, animasi film ‘Nussa’ tampak berbeda dari serial yang hadir di televisi. Dalam film, animasi yang dibuat oleh beberapa animator lebih kuat dan tegas dari segi penggambarannya dengan memanfaatkan warna-warna terang yang berpadu cantik dan menghibur mata kita.
Selain itu, ‘Nussa’ juga banyak memberikan pesan moral seperti tidak masalah menjadi nomor 2, asalkan teman kita yang juara 1 bisa mendapatkan penghargaan itu karena kita sendiri.
Film ini nantinya akan tayang serentak di seluruh bioskop mulai 14 Oktober 2021 dan tayang perdana di Bucheon Film Festival pada Juli lalu.
Diharapkan untuk anak di bawah 10 tahun untuk tidak menonton tanpa didampingi orang tua. Para orang tua pun harus bisa memberikan gambaran yang tepat untuk anak-anak saat menonton film ini.
Director: Bony Wirasmono
Cast: Muzzaki Ramdhan, Ocean Fajar, Ali Fikry, Fenita Arie, Alex Abbad, Dewi Sandra, Asri Welas, Widuri Puteri, Malka Hayfa, Maudy Koesnaedi, Imam Darto, Raisa Andriana
Duration: 107 minutes
Score: 7.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
Nussa
Kisah dimulai ketika sekolah Nussa mengadakan lomba sains untuk mewakilkan nama sekolah menuju perlombaan Ramadhan Science Fair yang dilakukan setiap tahun. Nussa (Muzakki Ramdhan) dengan roket daur ulang nya yang selalu gagal setiap dilakukan uji coba. Kehadiran dua sahabatnya, Syifa (Widuri Puteri) dan Abdul (Malka Hayfa) tentu membantu roket daur ulang itu menjadi lebih canggih. Akankah Nussa berhasil mendapatkan juara 1 lagi?