“How does the Princess become a Queen? Tell them,” – Leyla (Meskina).
Netflix baru saja tayangkan ‘Meskina’, film romantis komedi dengan plot yang cenderung klise dengan akhir yang mudah ditebak, pada Jumat, 4 Maret, kemarin. Film yang telah dirilis pada 22 Juli 2021 ini merupakan proyek dari komedian Stand-up blasteran Belanda-Maroko, yang ingin merepresentasikan komunitas Maroko dalam film Belanda.
Film ini disutradarai oleh Daria Bukvic dan diproduseri oleh Jeroen Koopman dan Lisa May Visser. ‘Meskina’ dibintangi oleh Maryam Hassouni sebagai Leyla Idrissi, Soundos El Ahmadi sebagai Amira, kakak Leyla, dan Rachida Iaallala sebagai Najat, ibu Leyla.
Selain itu, ada juga Olaf Ait Tami sebagai Abdelkarim, mantan suami Leyla, Nasrdin Dchar sebagai Amin, serta Vincent Banic sebagai Fabian yang akan mewarnai kisah perjalanan cinta Leyla yang semrawut.
Sinopsis
Judul film ini diartikan sebagai menyedihkan, sebutan singkat orang-orang kepada Leyla. Ia memiliki semua hal yang tidak diinginkan oleh orang kebanyakan; usia tiga puluh tahun, tanpa seorang pacar maupun pekerjaan.
Hingga suatu hari, Leyla menjalin hubungan dengan produser musik kaya raya, Abdelkarim. Pernikahan tergesa-gesa itu ternyata tidak berjalan dengan baik untuk Leyla, seperti arti judul ‘Meskina’, menyedihkan.
Segala cara ia lakukan untuk menghidupkan suasana romantis dengan Abdelkarim, tetapi tidak membuahkan hasil yang bagus. Sampai ia mengerti bahwa suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya di industri musik.
Leyla menghabiskan berbulan-bulan di rumah ibunya tanpa benar-benar menjalani hidup. Empat bulan berlalu, Ibu dan kakaknya, Amira, bertekad untuk menjodohkannya dengan pria potensial yang mereka rasa cocok untuk Leyla.
Alur dan Karakter yang Mudah Ditebak
Dipengaruhi oleh plot klise tanpa kehadiran sesuatu yang baru, karakter Leyla Idrissi, yang berperan sebagai tokoh sentral dalam film ini cenderung membosankan. Tidak ada akhir bahagia, atau penyelesaian masalah yang jelas antara kedua pacar dan satu mantan suami Leyla, maupun ketegangan dramatis yang seharusnya ada untuk membumbui drama ini.

Di sisi lain, bahasa Belanda yang dicampur dengan bahasa Arab membuat karakter-karakter dalam film ini terasa lebih hidup dan kocak untuk ditonton.
Film ini berikan akhir yang agak mengharukan ketika Leyla berhasil temukan jati diri dan apa yang ia inginkan seutuhnya. Tanpa embel-embel dicintai laki-laki untuk bisa hidup bahagia, tanpa ciuman romantis dari pangeran untuk akhir dongeng yang bahagia.
Ekspektasi dan Budaya Keluarga
Berada di usia matang dengan angka tiga di depannya semakin membuat Leyla kewalahan. Seolah tidak cukup, pernikahannya pun menemui kegagalan.
Padahal ia baru saja menikmati kebebasan dari tatapan kasihan sanak saudaranya sejak menikah empat tahun lalu. Dan kini ia terpaksa harus berhadapan kembali dengan sebutan Meskina (menyedihkan) dari orang-orang.

Naskah novel yang tidak jelas kapan akan terbit, pernikahan yang gagal, usia yang terlampau matang, dengan keluarga besar yang hobi mengurusi orang lain serta Ibu yang tidak ada habisnya menginginkan seorang suami untuk Leyla menjadi perpaduan yang sempurna.
Perpaduan yang sempurna untuk memancing rasa stres Leyla. Bahunya semakin berat dengan berbagai ekspektasi yang ia tanggung sejak muda dan rasa malu akibat kegagalan pernikahannya.
Kesimpulan
Film ‘Meskina’ merupakan drama ringan mengenai imigran Maroko yang hidup di Belanda, film ini menunjukkan bagaimana kebiasaan yang telah menjadi tradisi keluarga dapat membuat seseorang merasa sangat tertekan. Keinginan untuk tidak mematuhi tradisi berbanding terbalik dengan rasa takut diasingkan oleh keluarga.
Dengan Leyla sebagai tokoh utama yang menyenangkan dan kuat dalam menghadapi kesulitan, film ‘Meskina’ cukup seru untuk ditonton bersama keluarga di akhir pekan.
Director: Daria Bukvic
Casts: Maryam Hassouni, Soundos El Ahmadi, Rachida Iaallala, Olaf Ait Tami, Oscar Aerts
Duration: 94 Minutes
Score: 6.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Meskina
'Meskina', film romantis komedi yang sajikan kehebohan yang dialami oleh wanita usia 30-an di tengah ekspektasi keluarga dan tradisi yang tidak bisa hindari.