Review Makmum 2 (2021)

Sekuel yang Kini Fokus Mengenai Hantu Khanzab

Kita harus percaya, bahwa kita memang diciptakan dan hidup berdampingan dengan makluk lain – Rini (Makmum 2)

 

Makmum 2 marupakan sekuel dari film horor terlaris pertamanya yakni ‘Makmum’. Film kedua ini disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, yang jalan ceritanya lebih berfokus membahas kehidupan Rini yang kembali diperankan oleh Titi Kamal.

Selain Titi Kamal, sejumlah pemain lain yang membintangi film ini seperti Samuel Rizal, Marcella Zalianty, Encek Bagus, Dea Panendra dan masih banyak lagi.

Tayang pada tanggal 30 Desember lalu, film ini sukses mendapat perhatian besar para penonton yang kembali ke bioskop di liburan akhir tahun 2021 kemarin.

Hal ini dapat terlihat dari antusiasme penonton di bioskop pada penayangan perdananya, film ini menarik kurang lebih sekitar 46.815 penonton. Menambah harapan kembali terulangnya kesuksesan seperti halnya film pertama.

Sinopsis

© Blue Water Films

Film ini diawali dari Rini yang diperankan oleh Titi Kamal, yang masih saja teringat kepergian suaminya kepangkuan ilahi sekitar 3 tahun lalu.

Saat akan memulai solat untuk menenangkan perasaannya, tiba-tiba Rini mendapatkan telepon dari salah satu warga di kampungnya, bahwa Bude Yanti yang merawatnya dahulu telah meninggal dunia. Sontak saja kabar tersebut membuat Rini semakin sedih, dan langsung memutuskan pulang ke kampung halamannya bersama anak semata wayangnya bernama Hafiz.

Rini merupakan wanita asal Jombang dari Desa Suayan yang sangat tertinggal, desanya tersebut belum sama sekali terjamah oleh listrik maupun teknologi seperti telepon seluler. Sesampainya di desa, ia beserta warga setempat segera menguburkan Bude Yanti dan Rini memilih tinggal untuk beberapa hari ke depan guna melakukan serangkaian doa di hari ke-7 nanti.

Akan tetapi yang Rini temukan adalah hal lain, ia kembali dihantui oleh hantu Khanzab, yang senang mengikutinya ketika sholat seolah ingin menyampaikan sesuatu.

Selain dihantui, serangkaian teror lainnya mulai menyasar ke putranya, Hafiz. Membuat Rini merasa gangguan tersebut beralasan, menurutnya kejadian ini membawa suatu pesan yang ingin coba disampaikan oleh makhluk halus tersebut. Ditambah lagi ada pantangan soal hutan terlarang, membuat Rini semakin yakin akan pendapatnya.

Dapatkah Rini mengungkap misteri soal pantangan tersebut? Lalu apakah gangguan tersebut masih ada hubungannya dengan hutan larangan itu?

Banyak kisah yang menggantung

Film yang berdurasi kurang lebih 90 menit ini memiliki banyak cerita yang bercabang, dan malah dibiarkan menggantung begitu saja. Tidak adanya adegan flashback membuat bingung para penonton, sehingga membuat banyak hal yang tidak diselesaikan.

Sebuah scene masa lalu dirasa perlu ditambahkan, agar membuat pengembangan cerita bisa sedikit menyatu pada akhirnya.

Sedikit adegan kilas balik tentunya tidak akan menganggu jalannya cerita padahal, justru akan dapat mempertegas arah dari cerita yang coba dibangun dan diungkap. Minimal tambahan adegan untuk pengungkapan karakter, agar ada hal yang bisa menyelaraskan jalan ceritanya.

Kisah menggantung ini bukan hanya terdapat satu saja, tapi berulang dan ini sangat menganggu. Penonton dibuat berpikir serta banyak menebak “Itu siapa?”, “Ini maksudnya apa?”.

Ini jelas suatu kekurangan yang amat fatal, sebab jalan ceritalah yang harusnya kita nikmati malah berubah jadi sebuah teka-teki yang tidak terungkap.

Jumping scene yang terlalu banyak

Cerita yang menggantung juga didukung dengan banyaknya jumping scene yang kurang rapih, adegan yang tadinya berada di siang hari sedetik kemudian adegan malah ada di malam hari. Dan jumping scene ini juga berulang di beberapa adegan.

Kurang rapihnya perpindahan adegan ini seharusnya tidak terlalu menganggu, namun hal tersebut justru point terkuat yang membuat banyak kisah menggantung dalam film ini.

Jika dalam bahasa teknik pengambilan gambar, mungkin hal ini biasa disebut perpindahan gambar yang kurang smooth. Hal tersebut seharusnya bisa lebih diperhatikan lagi, agar pengambilan gambar bukanlah hal yang membuat jalan cerita sesungguhnya dari film malah terlupakan begitu saja.

Jumpscares yang terlalu klasik

© Blue Water Films

Film horor memang identik dengan adanya adegan jumpscares, adalah jenis adegan dalam film yang mengagetkan penontonnya, bisa karena suara keras, gambar yang mengagetkan dan mengerikan, atau kombinasi keduanya.

Film horor dan thriller biasanya menggunakan teknik ini untuk mengocok adrenalin penonton, menimbulkan sensasi yang menyenangkan buat para pencinta horor dan jantungan buat yang lemah jantung.

Beberapa penonton ada yang memejamkan mata dan menyumbat kedua telinganya untuk menghindari efek ini. Sesuatu hal yang menggelikan sebenarnya, karena adegan itu dibuat untuk membuat kita berteriak atau mengumpat melepaskan ketegangan yang terjadi.

Namun sayangnya, adegan jumpscares yang digunakan terlalu klasik dan malah mudah di tebak karena di awal diperlihatkan ciri-cirinya. Tapi terkadang ada juga beberapa adegan jumpscares-nya tidak tertebak karena ada di posisi yang tidak masuk akal akan adanya kedatang makhluk halus di tempat tersebut.

Mengapa dibilang klasik? Sebab adegan jumpscares-nya sudah banyak digunakan pada film horor lainnya dan hanya bisa membuat kaget penonton satu kali saja. Membuat penonton tidak penasaran lagi akan adegan jumpscares lainnya, karena kemungkinan besar sudah bisa menebaknya.

Penyelesaian masalah yang kelewat berlebihan

© Blue Water Films

Jalan cerita yang tak jelas, dan sejumlah pengambilan teknik pengambilan gambar yang sangat berantakan menambah sederet kekurangan dalm film Makmum 2. Akan tetapi, hal akhir adalah penyelesain masalah yang kelewat berlebihan, dengan jalan cerita yang sederhana penyelesaian akhir malah terkesan teramat “heboh”.

Titik klimaks yang tadinya berusaha menampilkan kesan yang tak terlupakan, malah berujung pada suatu adegan yang kelewat heboh dan cenderung membuat bising para penonton. Lamanya durasi pada penyelesaian masalah juga sudah terlalu lama, membuat klimaks menjadi bertele-tele padahal sudah jelas arah penyelesaian masalah ini akan dibawa kemana.

Penonton akan dibuat merasa kurang nyaman dengan sejumlah adegan yang di perlihatkan, juga suara bising yang kurang bisa di terima membuat suasana menonton yang awalnya menegangkan seketika berubah menjadi suasana kebingungan dan jelas kurang mengenakkan.

Sekilas tentang setan khanzab

Bila dilihat seksama dari film ‘Makmum’ pertama, problematika yang menganggu pemeran utama adalah sesosok makhluk yang diberi nama setan Khanzab. Dalam islam sendiri, Khanzab merupakan setan yang biasa menganggu manusia saat sedang sholat.

Jenis setan yang satu ini memang selalu berusaha dalam mengganggu orang yang sedang sholat tidak fokus, salah membaca dan bahkan salah rakaat. Dan bahkan setan jenis ini suka membisikkan manusia untuk tidak beribadah utamanya salat, sehingga tak jarang setan Khanzab sangat senang jika berhasil menggoda manusia agar tidak fokus saat beribadah.

Permasalahan utama yang mendasar dari film pertama dan film kedua ini adalah setan Khanzab tersebut, sesosok iblis yang memang bertugas guna menganggu manusia kenapa harus dihubungkan dengan “makluk” pembawa pesan?

Dalam film pertama dan kedua setan Khanzab menganggu manusia karena ada suatu pesan yang ingin disampaikan, hal ini jelas tidak relate dengan penjelasan dari segi agama.

Membuat film ini sebenarnya layak dipertanyakan pembuatannya, dan pantas saja banyak yang mengecam kehadiran film ‘Makmum 2’ karena dianggap akan membuat para penontonnya takut ketika beribadah.

Pesan moral yang mendalam

review makmum 2 (2021) 2

Sebenarnya, permasalahan soal setan Khanzab yang seolah berganti profesi sebagai penyampai pesan tersirat agak kurang bisa diterima. Mengingat setan Khanzab ini termasuk golongan jin penganggu manusia saat beribadah utamanya sholat.

Namun, disisi lain film ini bisa menjadi satu pengingat besar dalam kehidupan sebagai seorang muslim, bahwa sholat adalah tiang agama yang kuat maka pelaksanaannya harus dilakukan secara khusyuk dan tentunya fokus.

Apalagi ditambah dengan kehadiran makluk tak kasat mata, yang sebenanya memang Tuhan ciptakan untuk hidup berdampingan bersama manusia. Akan tetapi kehadiran nya harus disikapi dengan hal yang masuk akal juga, jangan karena takut dengan syaiton membuat kita sebagai manusia enggan untuk beribadah.

Di lain sisi film ini juga mencoba mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu yang bukan miliknya sudah seharusnya diambil dengan cara yang layak dan sopan.

Bukan dengan cara tragis yang membuat seluruh pihak dirugikan. Satu lagi, hak yang bukan milik kita, sudah seharusnya di kembalikan dengan cara yang layak juga.

Kesimpulan

© Blue Water Films

Dibalik sejumlah kekurangan dalam film Makmum 2, mulai dari jalan cerita, teknik pengambilan gambar, hingga teknik scoring yang semuanya kurang diperhitungkan.

Ada satu hal yang menjadi penguat utama  film ini bisa laku di pasaran, yaitu pesan moral yang amat mendalam tentang kewajiban kita sebagai umat manusia yang telah banyak diberi nikmat oleh sang maha kuasa.

Tidak lupa juga soal keterkaitan film ini dengan suatu agama, yang kemungkinan seharusnya bisa lebih dipertimbangkan kembali dan dicari kembali soal kebenarannya.

Agar kesalahpahaman soal setan Khanzab bisa diselesaikan, tanpa harus menggantung menjadi sebuah jalan cerita yang kurang bisa dimengerti oleh para penontonnya.

Bagi Cilers yang sebelumnya sudah pernah menonton film pertama Makmum, sekuel keduanya Makmum 2 bisa jadi alternatif untuk lebih mengetahui pendalaman karakter seorang Rini yang sebenarnya, serta fakta apa yang sebenarnya terjadi di Desa Suayan?

 

Director: Guntur Soeharjanto

Cast: Titi Kamal, Samuel Rizal, Marcella Zalianty, Encek Bagus, Dea Panendra

Duration: 92 Minutes

Score: 4.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Makmum 2

4.8 Score

Baru saja suaminya meninggal, duka Rini bertambah ketika bude yang membesarkannya wafat. Saat pulang kampung untuk melayat, anak Rini satu-satunya, Hafis, hilang dan ditemukan tak sadarkan diri di tengah hutan. Berjuang sendiri menyelamatkan satu-satunya keluarga yang tersisa. Di saat itu pula, Rini kembali diganggu oleh sosok ghaib menyerupai Makmum, yang membuat imannya goyah dan menyebabkan anaknya berada dalam kondisi berbahaya.

Review Breakdown

  • Acting 5
  • Cinematography 4
  • Entertain 5
  • Scoring 6
  • Story 4
Exit mobile version